7 dari 9 Kelurahan di Kecamatan Jambi Timur Merupakan Kawasan Padat Penduduk dan Rawan Kebakaran

Menjadi satu dari Kecamatan yang rawan kebakaran pemukiman, Kecamatan Jambi Timur akui dari 9 Kelurahan 7 diantaranya menjadi kawasan rawan kebakaran.

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Herupitra
Abdullah Usman/Tribunjambi.com
Salah satu kawasan padat penduduk di kota Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Menjadi satu dari Kecamatan yang rawan kebakaran pemukiman, Kecamatan Jambi Timur akui dari 9 Kelurahan 7 diantaranya menjadi kawasan rawan kebakaran. Jumat (17/11/2023)

Kasi Pem Kecamatan Jambi Timur dan Plt Harian Kasi Trantib, Saman menuturkan, di Kecamatan Jambi Timur ini terdiri dari sembilan kelurahan dengan total jumlah penduduk mencapai 67.540 penduduk.

Tidak dipungkiri, beberapa kelurahan di Jambi Timur ini menjadi langganan atau kawasan rawan terjadinya kebakaran pemukiman.

Diantaranya beberapa kelurahan yang rawan kebakaran tersebut diantaranya Sulanjana, budiman, Tanjung Pinang, Talang Banjar, Rajawali dan Kasang.

"Karena memang beberapa Kelurahan yang rawan tadi cukup padat penduduk dan akses jalan yang sulit. Padat penduduk dan pembangunan rumah yang pesat jadi akses jalan pun berkurang," jelasnya.

"Itu terjadi seiringan perkembangan dan pertambahan jumlah penduduk," sambungnya.

Baca juga: Antisipasi Kebakaran di Kawasan Pemukiman, Kelurahan Usulkan 1 Apar untuk 1 RT

Baca juga: Kebakaran Masih Menjadi Momok Bagi Warga Pemukiman Padat Penduduk di Jambi

Dengan kondisi tersebut, berdasarkan data beberapa kasus kebakaran pun tercatat terjadi di wilayah Jambi Timur.

Pada tahun 2023 ini saja sudah terjadi Enam kasus kebakaran di kawasan pemukiman. 

Diantaranya di Kelurahan Rajawali satu kasus, Tanjung Pinang Satu kasus, Talang Banjar Dua, Sijenjang Satu dan Kasang Satu.

Jumlah tersebut terbilang cukup meningkat jika dibandingkan pada tahun 2022 lalu, dimana jumlah kebakaran di kawasan pemukiman hanya Tiga kasus tercatat yakni di Kelurahan Talang Banjar Dua kasus dan Kelurahan Kasang Satu kasus.

Lanjutnya, karena memang persoalan akses dan jalur evakuasi di kawasan pemukiman memang menjadi problem terutama bagi petugas damkar saat melakukan penanganan.

Dimana kebanyakan jarak antara gang ke jalan utama itu kisaran 500 - setengah kilo (jarak paling jauh akses masuk).

"Tentu ketika terjadi kebakaran, sulit bagi petugas untuk bisa menjangkau jika titik api berada di ujung kampung. Dan selang pemadam juga memiliki keterbatasan jangkauan," jelasnya.

Sejauh ini pihak Kecamatan hanya bisa memberikan imbauan dan masukan kepada masyarakat, terutama bagi mereka yang ingin melakukan pembangunan rumah tinggal juga harus mempertimbangkan space keselamatan dan evakuasi saat terjadi bencana tadi.

"Mungkin salah satu usulan ke depan sebagai solusi lain. Dengan pengusulan untuk pemasangan hidran di pemukiman padat atau sumber air khusus untuk penanganan terjadi kebakaran," bebernya. (usn)

Simak berita terbaru Tribunajmbi.com di Google News

Baca juga: Prediksi Skor Inggris vs Malta di Kualifikasi Euro 2024 Malam Ini - 02.45 WIB

Baca juga: Pihak RT Sudah Tahu Keberadaan Dokter Qory di Bogor Setelah Kabur, Sembunyikan dari Sang Suami

Baca juga: Leon Dozan Jalani Tes Urine Usai Jadi Tersangka Penganiayaan Rinoa Aurora

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved