Mengintip Harga Mobil Bekas di Jambi yang Turun Hingga Rp10 Jutaan, LCGC Jadi Incaran

Menurut Didi, konsumen mobil bekas di segmen itu didominasi keluarga muda yang baru memiliki 1-2 anak

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
Tribunjambi.com/M Yon Rinaldi
Pengusaha showroom mobil bekas di mengakui trend penjualan di Kota Jambi sedang lesu di semester II-2023. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Meski penjualan mobil bekas (seken) di Kota Jambi mengalami kelesuan di semester II-2023, namun peminat mobil di segmen low cost green car ( LCGC ) tetap tinggi. Kondisi itu terjadi merata di para showroom penjualan.

LCGC merupakan kendaraan dengan harga terjangkau dan ramah lingkungan.

Hilda Ang, pengelola showroom mobil bekas Pangeran Mobilindo, mengatakan tahun ini permintaan di segmen LCGC cukup tinggi, disusul city car.

"Mobil tipe LCGC tujuh penumpang banyak dicari saat ini," ujarnya Jumat (27/10).

Mobil LCGC yang paling banyak dicari yang harganya di bawah Rp150 juta.

Menurut Hilda, mobil di segmen ini memiliki banyak kelebihan, yaitu mulai konsumsi BBM irit, jumlah penumpang banyak, harganya kompetitif hingga pajak tahunan murah.

"Kalau harga LCGC ini bersaing dengan city car, namun muatan yang lebih banyak menjadi kelebihan tersendiri," jelasnya.

Hilda membandingkan harga LCGC Daihatsu Sigra 1.0 D M/T 2022 Rp128 juta, sementara city car Daihatsu Alya 1.0 D+ M/T 2022 Rp120 juta.

"Jadi harga hanya beda Rp8 juta, tapi muat lebih banyak," tuturnya.

Kondisi yang sama juga terjadi di showroom mobil bekas Sam Auto Mobilindo, Handil Jaya, Jelutung, Kota Jambi. Di sana, banyak konsumen mencari mobil bekas di segmen LCGC.

Didi Coa, pemilik Sam Auto Mobilindo, mengaku kewalahan memenuhi kebutuhan masyakat di segmen LCGC.
"Konsumen saat ini banyak mencari mobil dengan harga di bawah Rp150 juta," ujarnya.

Dia mengatakan dengan harga tersebut, tentunya hanya di segmen LCGC dan city car.

Dari dua jenis mobil itu, LCGC lebih unggul soal jumlah penumpang, sedangkan harga tidak beda jauh. "Jadi mobil Calya, Sigra dan sejenisnya itu lumayan banyak dicari," katanya.

Menurut Didi, konsumen mobil bekas di segmen itu didominasi keluarga muda yang baru memiliki 1-2 anak.

"Biasanya dijadikan mobil pertama mereka. Namun banyak juga yang melakukan tukar tambah karena mencari mobil dengan muatan lebih besar. Biasanya mereka menganti mobil city car dengan LCGC," ujarnya.

Didi juga mengatakan terjadi penurunan harga mobil bekas tahun ini, di kisaran Rp5 juta-Rp10 juta.

Penjualan Turun

Tren penjualan mobil bekas di Kota Jambi mengalami kelesuan di semester II-2023.

Didi Coa mengatakan penurunan terjadi enam bulan terakhir. "Sejak Mei 2023 penjualan kita cukup lesu. Penurunan itu mencapai 60 persen," ujarnya.

Kondisi yang sama juga dialami showroom mobil bekas Pangeran Mobilindo di Kelurahan Suka Karya, Kota Jambi. Penurunan terjadi sejak beberapa bulan terakhir.

Hilda, pengelola showroom, mengatakan lesunya perekonomian Jambi menjadi penyebab utama lesunya penjualan mobil bekas. "Sepertinya ekonomi kita sedang lesuh ni," ujarnya.

Dia berharap kondisi itu segera berakhir dan penjualan bisa kembali membaik di akhir tahun. "Semoga di akhir tahun besok penjualan kembali membaik," pungkasnya.

Penjualan Truk Bekas Terdampak Keruwetan Angkutan Batu Bara

Penurunan nilai jual komoditas perkebunan dan dampak polemik angkutan batu bara berdampak pada penjualan truk bekas di Jambi.

Dani, penjual mobil bekas khusus truk di Jambi, menuturkan penjualan sedikit menurun.

"Sudah beberapa bulan terakhir, kalau kita lihat tren penjualan memang sedang menurun, untuk kendaraan truk second ya (bukan baru dealer)," ujarnya.

Meski potensi pasar truk cukup tinggi dan bagus, terkadang ada beberapa faktor mempengaruhi penurunan.

"Ada dua faktor yang paling terasa hingga berdampak sepinya tren pembeli, mulai dari hasil perkebunan yang saat ini kurang baik dan juga ruwetnya angkutan batu bara," jelasnya.

"Karena market pemasaran kita ini paling banyak dari dua itu, kalau tidak perkebunannya tambang batu bara tadi," sambungnya.

Dia menambahkan itu berbeda dengan kendaraan yang diperuntukan bagi angkutan lintas provinsi, tren mereka lebih banyak membeli langsung dari diler dalam artian kendaraan baru. 

Pelat Dalam Lebih Disukai

Mobil bekas berpelat nomor Jambi lebih diminati konsumen daripada pelat luar Jambi.

Hilda Ang, pengelola showroom mobil bekas, menuturkan kendaraan berpelat Jambi lebih mudah dijuaol daripada pelat luar.

"Itulah kenapa mobil kita didominasi pelat Jambi," ujarnya Jumat (27/10).

Menurut Hilda, banyaknya konsumen mencari mobil dengan pelat lokal karena lebih mudah melakukan pengecekan legalitas dan balik nama.

"Sekarang ini kan banyak mobil bodong ya, ada BPKB ternyata palsu," ujarnya.

Hilda sempat beberapa kali menemukan konsumen yang akan menjual mobil pelar luar Jambi ke showroom. Setelah ditelusuri, ternyata itu mobil curian dan sudah dilaporkan ke pihak kepolisian di daerah Jawa.

"Padahal STNK hingga BPKB-nya lengkap," ujarnya.

Didi Coa, pemilik showroom, juga sangat berhati-hati dengan mobil berpelat luar Jambi.

"Kita memang fokus menjual mobil berpelat Jambi dan menghindari mobil pelat luar," ujarnya.

"Selain lebih diminati konsumen, juga menghindari risiko tertipu oleh penjual mobil curian," pungkas Didi. (cay/usn)

Baca juga: Benarkah Juventus Tawarkan Perpanjangan Kontrak ke Nicolo Fagioli?

Baca juga: Banyak Buruh Perkebunan di Jambi Kena PHK, Pengamat: Hilirisasi Industri Karet Jalan Keluar

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved