Politik

Bawaslu Turun Tangan Tindak Lanjuti Kemunculan Ganjar Pranowo di Azan Maghrib Siaran TV

Bawaslu turun tangan menindaklanjuti tayangan azan maghrib di salah satu TV swasta yang memunculkan sosok bakal Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo

Editor: Hendri Dunan
Tribunnews/ Ist
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menanggapi munculnya Bacapres PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo dalam tayangan azan di salah satu televisi swasta. 


TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) turun tangan menindaklanjuti tayangan azan maghrib di salah satu televisi (TV) swasta yang memunculkan sosok bakal Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo.

Adapun tindak lanjut yang dilakukan yakni melakukan kajian terkait tayangan azan tersebut.

Hal itu diungkapkan Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja tidak lama setelah tayangan azan itu disiarkan.

"(Akan) dilakukan kajian (terkait dengan azan yang muncul wajah Ganjar Pranowo," kata Bagja.

Nantinya, lanjut Bagja, hasil kajian akan diumumkan dalam dua hari ke depan yaitu pada Rabu, 13 September 2023 atau ada kemungkinan lebih lambat dari perkiraan waktu yang ditentukan.

"Walaupun kami masih punya waktu sampai Selasa minggu depannya lagi," ujar Bagja.

Ini dilakukan karena Bawaslu memiliki waktu hingga 7 hari untuk melakukan kajian, yakni sejak tanggal ditemukan dugaan pelanggaran.

Sebagaimana diketahui, munculnya wajah Ganjar Pranowo dalam tayangan azan magrib di sebuah stasiun televisi ramai diperbincangkan publik.

Banyak yang menilai, munculnya Ganjar Pranowo dalam tayangan azan magrib dikaitkan dengan politik identitas.

Pernyataan itu salah satunya disampaikan oleh akun Twitter, @Yom_N_Friends pada Jumat (8/9).

Selain mempertanyakan soal politik identitas, pemilik akun juga turut mengunggah cuplikan video tayangan azan maghrib yang menampilkan wajah Ganjar Pranowo.

Dalam video berdurasi 28 detik itu, tampak Ganjar Pranowo tengah menunaikan shalat berjamaah di sebuah masjid.

Pada tayangan tersebut, Ganjar mengenakan baju koko berwarna putih, peci hitam, dan sarung bermotif batik. Ganjar Pranowo tampak berada di dalam shaf paling depan.

Selain itu, adapula tangkapan layar dari video itu yang memperlihatkan Ganjar Pranowo sedang berwudhu.

Publik yang juga pemilik akun Twitter, @Yom_N_Friends, pertanyakan soal wajah Ganjar Pranowo muncul di iklan Azan Maghrib di televisi apakah masuk dalam kategori politik identitas, diunggah Jumat (8/9).

Publik yang juga pemilik akun Twitter, @Yom_N_Friends, pertanyakan soal wajah Ganjar Pranowo muncul di tayangan Azan Maghrib di televisi apakah masuk dalam kategori politik identitas, diunggah Jumat (8/9). (Twitter, @Yom_N_Friends)

Muncul pula pendapat dari Caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando.

Ade Armando pun mengritik tajam tayangan azan maghrib yang menurutnya telah disusupi muatan politik. Menurut Ade Armando, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) semestinya memiliki aturan yang melarang disusupkannya kampanye politik di tayangan azan magrib di televisi.

"Masak serendah ini sih kampanye politiknya? KPI kan punya aturan yang melarang disusupkannya tayangan dalam azan televisi," tegas Ade Armando dikutip dari akun Twitternya @adearmando61, Sabtu (9/9).

Jangan karena pemilik televisi swastanya adalah pendukung Ganjar Pranowo, kata Ande Armando, lalu capres itu diperbolehkan ada di dalam tayangan azan.

"Jangan mentang-mentang pemilik TV-nya adalah pendukung Ganjar, terus jadinya boleh ada tayangan Ganjar dalam azan," kata Ade.

Ade Armando komentari soal wajah Ganjar Pranowo muncul di iklan Azan Maghrib di televisi

Ade Armando komentari soal wajah Ganjar Pranowo muncul di tayangan Azan Maghrib di sebuah stasiun televisi swasta dikutip dari akun Twitternya @adearmando61, Sabtu (9/9).

MUI Tak Permasalahkan

Berbeda dengan Bawaslu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) justru tak mempermasalah tayangan azan yang memunculkan wajah Ganjar Pranowo itu. Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas justru mempermasalahkan jika Ganjar tidak melakukan sholat padahal seorang muslim.

"Tidak masalah. Sah-sah saja. Malah kalau yang bersangkutan sebagai seorang muslim tidak sholat maka di situ baru masalah," ujar Anwar Abbas saat, Sabtu (9/9).

Menurut Anwar Abbas, jika Bacapres lainnya ingin melakukan hal serupa, pihaknya memperbolehkannya. "Kalau Capres-capres yang lain juga ingin melakukan hal yang sama dan serupa, silakan saja," kata Anwar Abbas.

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved