Mina Hasop Eluk, Wirausaha Ikan Asap Suku Anak Dalam di Kabupaten Bungo

Ikan asap ini bisa langsung dimakan atau lebih enak enak digulai atau diolah sesuai selera

Penulis: Nurlailis | Editor: Rahimin
Tribunjambi/nurlailis
Warga SAD di Desa Dwi Karya Bakti, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi pun berwirausaha dengan menjual ikan asap 

TRIBUNJAMBI.COM - Suku Anak Dalam (SAD) biasanya mencari makan dengan cara berburu dan menangkap ikan.

Hasil dari buruan bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Namun, karena hutan yang makin sedikit, maka berburu pun makin sulit. 

Warga SAD di Desa Dwi Karya Bakti, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi pun berwirausaha dengan menjual ikan asap.

Usaha ikan asap ini diberi nama Mina Hasop Eluk.

"Itu bahasa rimba. Mina artinya ikan, hasop artinya asap, eluk artinya enak," jelas Juliana, pengurus dari usaha Mina Hasop Eluk.

Tradisi mengasap ini memang tradisi rimba untuk mengawetkan makanan.

Ikan asap ini bisa langsung dimakan atau lebih enak enak digulai atau diolah sesuai selera.

Proses dari ikan asap memakan waktu hingga 8 jam dengan hasil ketahanan satu hingga dua bulan.

Ikan diambil dari kolam kelompok SAD. Kemudian dibersihkan dan dibelah dua.

Ikan direndam cuka dan garam selama 30 menit.

Setelah itu diasap dalam oven suhu 50-70 derajat celcius selama 7-8 jam. Ikan didinginkan dan siap untuk dikemas. 

"Harga Rp150 ribu per kilo. Sedang untuk satu kemasan Rp17 ribu," jelasnya.

Produksi dilakukan setiap ada pemesanan. Biasanya pemasaran dilakukan ke dinas perikanan atau ke toko-toko terdekat juga secara online.

Untuk dinas perikanan sudah dikemas dalam plastik, sedang untuk di toko dijual per kilo.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved