Pilwako Jambi

Pengamat Nilai Bakal Cawako Jambi Kurang Sosialisasi, Baru 28 Persen Masyarakat Tentukan Pilihannya

Beberapa nama kandidat disebut-sebut bakal maju di Pilwako Jambi. Sebut saja dr Maulana, H A Rahman, dan Budi Setiawan

Editor: Rahimin
ist
DR Noviardi Ferzi irektur Lembaga Kajian Politik Regional (LKPR). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Walaupun perhelatan Pilwako Jambi 2024 digelar November 2024 mendatang, namun sejumlah bakal Calon Wali Kota Jambi sudah banyak melakukan sosialisasi.

Beberapa nama kandidat disebut-sebut bakal maju di Pilwako Jambi. Sebut saja dr Maulana, H A Rahman, dan Budi Setiawan.

Maulana saat ini masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota Jambi periode 2018-2023.

Maulana selalu turun dalam kapasitasnya sebagai wawako. Namun, menyatakan siap di Pilwako Jambi 2024.

Maulana juga merupakan Wakil Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Jambi.

H A Rahman dan Budi Setiawan juga menyatakan diri siap menjadi bakal Calon Wali Kota Jambi dan terus turun sosialisasi ke tengah masyarakat.

Namun, walaupun beberapa bakal calon wali kota itu terus sosialisasi, namun menurut Pengamat Politik Dr Noviardi Ferzi mereka selama ini kurang efektif melakukan sosialisasi.

Buktinya, dari hasil survei, sampai awal Agustus 2023 ini baru 28 persen masyarakat yang baru punya pilihan.

DR Noviardi Ferzi menilai, bakal calon Wali Kota Jambi yang beredar selama ini kurang efektif melalukan sosialisasi

‘"Contohnya Maulana. Dalam survei memang masih tertinggi elektabilitasnya, tapi pondasi elektoralnya masih rendah, karena pada dasarnya mayoritas masyarakat belum punya pilihan,’’ kata akademisi sekaligus Direktur Lembaga Kajian Politik Regional (LKPR), Senin (14/8/2023).

Noviardi Ferzi juga mengomentari elektabilitas Ketua Bappilu DPW Partai NasDem Jambi H A Rahman sebagai bakal Calon Wali Kota Jambi. 

H A Rahman, kata Novriadi, memiliki potensi sebagai figur alternatif. Namun, butuh bantalan sosialisasi berupa dukungan kerja media secara intens yang membicarakan berbagai kelebihan, kehebatan, keunggulan serta daya tarik yang bersangkutan dihadapan masyarakat.

"Sebenarnya H Rahman tak memiliki bantalan sosialisasi berupa dukungan media yang menceritakan segala kelebihan, kehebatan, keunggulan serta daya tarik yang bersangkutan," ujarnya.

Dikatakannya, selama ini bantalan sosialisasi ini yang kurang dimiliki H A Rahman.

"Ia harus intens juga sosialisasi di media. Selama ini kan tidak. Jadi, ketika ia turun di masyarakat, cerita positif dirinya belum ada di masyarakat, akibatnya elektabilitasnya belum keluar dari lingkungan yang ia miliki,’’ pungkasnya.

Peluang Dua Kader NasDem

Sebelumnya, Pengamat Politik Jambi, Dori Efendi menyoroti dua sosok yang berpotensi untuk maju Pilwako Jambi dari Partai NasDem.

"Kalau melihat hari ini, apakah yang disusung Nasdem itu adalah HAR atau Maulana," ucapnya, Selasa (22/11/2022) lalu.

Dori mengatakan bahwa sosok HAR (Haji Abdul Rahman) dan Maulana memiliki tingkat popularitas yang hampir sama.

Hanya saja keduanya memiliki kelebihannya masing-masing, ia mengatakan bahwa kekuatan Maulana saat ini adalah sebagai incumbent (petahana) yang memiliki sistem politik yang bisa digunakan untuk meningkatkan popularitas.

"Artinya ada kewenangan dan kekuasaan yang digunakan," ucapnya.

Kata Dori, jika dilihat hari ini, dalam pemilihan sosiologis Maulana dianggap memiliki sedikit keuntungan, Maulana dianggap sebagai masyarakat Jambi tetapi HAR dianggap bukan sebagai masyarakat Jambi.

Sementara, Pengamat Politik Jambi sekaligus Direktur Public Trust Institute (PUTIN), Dr Pahrudin menilai HAR lebih berpeluang untuk mendapat restu Syarif Fasha dan diusung oleh Partai Nasdem.

"Kalau menurut saya yang berpeluang itu HAR, karena kedekatan historis HAR dengan Fasha," katanya, Selasa (3/1/2023) lalu.

Dengan modal kedekatan secara historis ini, maka posisi yang ditinggalkan Fasha akan diisi oleh HAR.

Dengan kondisi ini, maka kata Pahrudin, Maulana harus berani bersikap untuk pindah partai jika ingin maju di Pilwako Jambi 2024 mendatang.

Menurutnya, tidak mungkin Fasha bisa mengalihkan dukungan dari HAR ke Maulana, karena lebih menguntungkan secara finansial dan bisa jadi ada kepentingan lain.

"Yang jelas Maulana harus pindah partai kalau mau maju Piwako," ujarnya.

Padahal dilihat dari data survei, Maulana secara elektabilitas selalu berada di posisi paling atas, jauh meninggalkan lawan-lawannya.

Ini merupakan survei PUTIN Juli lalu, yang diprediksi tidak berubah secara signifikan.

Dengan elektabilitas yang cukup tinggi, kata Pahrudin ini menjadi modal Maulana untuk dapat menarik perhatian partai lain.

Selain pindah partai ada skenario lain yang bisa ditempuh, yakni bisa saja Maulana memilih tidak menjadi kader manapun, tetapi dengan elektabilitas yang dimiliki dirinya dapat dilirik dan diusung oleh partai lain.

Mengingat ada beberapa partai yang memiliki kedekatan dengan dirinya.(danang noprianto/tribunjambi.com)

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Profil dan Biodata Budi Setiawan, Ketua KONI yang Digadangkan Maju Pilwako Jambi 2024

Baca juga: Profil dan Biodata Maulana, Wakil Wali Kota Jambi yang Kabarnya akan Maju di Pilwako Jambi 2024

Baca juga: HAR Lebih Berpeluang Diusung Partai Nasdem Daripada Maulana di Pilwako Jambi 2024, Ini Kata Pengamat

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved