Pilpres 2024

Tetap Percaya Diri saat Koalisi Prabowo Makin Gemuk, PDIP: Kita Masih Punya Kawan Seiring. . .

Bergabungnya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) memupus harapan Partai Demokrasi

|
Editor: Fifi Suryani
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesodibjo (kanan), Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (kedua kiri), Ketua DPP PDI Perjuangan Prananda Prabowo (kiri) dan Bakal Calon Presiden Dari PDIP Ganjar Pranowo (kedua kanan) berfoto usai penandatanganan kerja sama politik di Jakarta, Jumat (9/6/2023). Partai Perindo resmi melabuhkan dukungannya kepada bakal Capres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Bergabungnya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) memupus harapan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) buat menambah anggota koalisi supaya lebih kuat dalam mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres 2024.

Bergabungnya Golkar dan PAN ke KKIR sekaligus mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden.

Manuver Golkar dan PAN itu diresmikan melalui deklarasi Minggu (13/8/2023) di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta.

Empat ketua umum partai politik menekan pakta, masing-masing Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, serta Prabowo dari Gerindra.

Dalam kerja sama politik itu, Prabowo yang saat ini juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan mengatakan, masing-masing partai politik akan diberikan porsi yang sama untuk membahas nama calon pendamping Prabowo pada Pilpres 2024.

Baca juga: Sandiaga Uno Tak Khawatir Meski Prabowo Subianto Diusung Koalisi Gemuk: Tetap Fokus 3H

Sebelum penandatanganan kerja sama politik ini, Airlangga, Zulkifli Hasan, dan Muhaimin terlebih dulu menegaskan pernyataan dukungan partainya masing-masing kepada Prabowo.

Dengan keputusan itu, berarti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sempat digagas oleh PAN, Golkar, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tak terwujud.

Sementara PPP memilih merapat ke PDI-P, dan mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres. Yakin bersaing, baik Golkar maupun PAN juga pernah menjajaki koalisi bersama dengan PDI-P.

Tetapi, saat ini rencana itu buyar dan kedua partai itu memilih mendukung Prabowo dan KKIR.

Alhasil, Golkar dan PAN saat ini menjadi rival koalisi PDI-P dan PPP. Ketua DPP PDI-P Said Abdullah mengatakan, mereka tidak mempersoalkan keputusan Golkar dan PAN melabuhkan dukungan kepada Prabowo dan KKIR.

Baca juga: Jika Anies Baswedan Tak Jadi Nyapres, Amien Rais Siap Alihkan Partai Ummat Dukung Prabowo Subianto

Dia mengatakan PDI-P masih mempunyai mitra buat diajak bekerja sama mengusung Ganjar sebagai bakal capres.

"Kita masih punya kawan seiring, sejalan dalam berpolitik memenangkan Ganjar Pranowo," kata Said kepada Kompas.com, Minggu (13/8/2023).

Said Abdullah membeberkan, sejumlah partai politik yang bekerja sama politik dengan PDI-P mendukung Ganjar Pranowo, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Perindo, dan Hanura.

Said bahkan yakin Ganjar bisa menang karena PPP memiliki kekuatan barisan kyai dan santri.

"Kita kawan seiring, Partai Perindo memiliki jaringan kekuatan media, serta Partai Hanura yang punya kekuatan pendukung yang patut diperhitungkan, khususnya di luar Jawa," ujar Said.

Baca juga: Ini Kata Al Haris Sengaja Pakai Jaket Merah Identik dengan Warna PDI-P saat Buka Pengobatan Gratis

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved