Pilpres 2024

Komentar Rocky Gerung Usai Golkar dan PAN Dukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024: Dito Ga Jadi TSK

Rocky Gerung menanggapi bergabungnya Partai Golkar dan PAN dalam mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang.

Editor: Darwin Sijabat
Tribunnews/capture Kompas Tv/ Kolase Tribun Jambi
Sosok Rocky Gerung menanggapi bergabungnya Partai Golkar dan PAN dalam mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang. 

Diketahui, Airlangga Hartarto sebelumnya menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam kapasitas sebagai saksi dalam kasus itu buat 3 tersangka korporasi, yaitu Wilmar Group, Permata Hijau Group, dan Musim Mas Group.

Baca juga: Prabowo Subianto Minta Izin Ingin Berkuasa: Hanya untuk Kepentingan Rakyat dan Bangsa Indonesia

"Golkar dukung Prabowo Maka Cerita Munaslub hilang, Kasus CPO meredup lalu hilang, Opung senyum dipojokan," tulsi King Purwa.

Rocky Gerung Jadi Penjaring Suara Prabowo

Guru Besar Komunikasi Universitas Airlangga, Henri Subiakto lewat status twitternya @HenrySubiakto pada Rabu (9/8/2023) menyampaikan peran Rocky Gerung di kubu Prabowo.

Dipaparkannya, Partai Gerindra di satu sisi mendukung Pemerintah, tapi di sisi lain juga memainkan beberapa tokohnya untuk dapat dukungan dari masa oposisi, yang sejak lama tidak menyukai Jokowi.

Di situlah peran Rocky dan kawan kawan 'sekolam'nya bertugas bermanuver menarik simpati mereka.

"Kenapa Rocky bukan Fadli, Daniel Azar, atau Ade Rosiadi, karena Rocky jejak digitalnya agak konsisten sebagai pengritik Jokowi, dan dia bukan bagian langsung dari partai resmi yang ada di Pemerintahan Jokowi," ungkap Henri.

"Dengan memainkan Rocky untuk menyerang Jokowi jauh lebih aman dari pada yang menyerang adalah Fadlizon, Daniel Azar, Ade Rosiadi atau orang partai Gerindra lainnya," jelasnya.

Rocky diungkapkannya bisa bermain lebih atraktif, menarik dan berani untuk menyenangkan simpatisannya tanpa harus mengorbankan kedekatan Jokowi dan Prabowo secara langsung.

Manuver Rocky terkesan itu urusan karakter pribadi Rocky sendiri, seakan bukan bagian dari usaha politik Prabowo.

"Itu yang jadi pertimbangan kenapa pencari simpati konstituen lama bukan para politisi Gerindra yang dulu keras ke Jokowi sekarang jadi pada kalem," jelas Henri.

Baca juga: Anies Baswedan Buka Peluang Cawapres dari Jawa Timur, Khofifah, Yenny Wahid atau AHY?

"Namun sesungguhnya manuver Rocky ini justru lebih banyak akan menggerorogoti konstituen oposisi dari dukungan ke Anies, ditarik ke tokoh yang lebih senior, ke tokoh yang lebih pengalaman, punya partai besar, dukungan besar, dan juga lebih akomodatif yaitu Prabowo," bebernya.

Strategi Prabowo menurutnya memang luar biasa di kesempatan terakhirnya ini.

Hal tersebut katanya menunjukkan tim Prabowo cerdas.

Di satu sisi menggerogoti dan menarik simpati pendukung pak Jokowi lewat kedekatan pak Prabowo, tapi juga membiarkan atau bahkan setuju dengan narasi narasi Rocky yang mencoba menjelek-jelekkan pemerintahan jokowi, untuk melemahkan dukungan ke Ganjar yang akan melanjutkannya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved