WAWANCARA EKSKLUSIF

Adian Napitupulu: Kenapa Lu Begitu Bud?

Saya tidak setuju pendapatmu, tapi hal menyampaikan pendapat akan saya bela sampai mati. Tapi jangan salah, saya sampai pada posisi ini tidak sendiri

Editor: Duanto AS

TRIBUNJAMBI.COM - Budiman Sudjatmiko, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menemui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, beberapa waktu lalu.

Adian Napitupulu belum mau berkomentar banyak soal manuver rekan separtainya tersebut.

Adian Napitupulu, yang juga politikus PDI Perjuangan, mengaku belum bertemu dan berkomunikasi secara langsung dengan Budiman Sudjatmiko.

Namun, dia menegaskan tidak terpengaruh manuver yang dilakukan rekan sesama aktivis di era reformasi 1998 itu.

Ada atau tidaknya Budiman dalam langkah pemenangan bakal calon presiden (bacapres) 2024 Ganjar Pranowo, Adian bakal fokus bekerja bersama seluruh elemen parpol pendukung dan organ relawan.

"Kita tidak berpengaruh terhadap langkah apapun yang dia lakukan. Perjuangan kita itu akan tetap kita lanjutkan bersama Budiman ataupun tanpa Budiman," tegasnya saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (10/8/2023).

Wakil Ketua Tim Koordiator Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo ini pun mengulas soal perjalanan panjangan partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tersebut, termasuk masa-masa paling sulit saat peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau peristiwa Kudatuli di masa Orde Baru.

Adian juga ingin menyampaikan pesan khusus kepada Budiman Sudjatmiko, ketika bertemu di dalam sebuah kesempatan.

Selain itu, dia juga mengaku mendapat pertanyaan dan kritikan dari para aktivis reformasi 98 soal langkah Budiman Sudjatmiko tersebut.

Berikut petikan wawancara Adian Napitupulu dengan dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra terkait manuver Budiman Sudjatmiko.

Bang Adian, selama ini banyak manuver politik yang semakin kencang dan kadang-kadang membuat kontroversi. Bisa ditanggapi apa yang dilakukan oleh Bang Budiman yang terkait pertemuannya dengan Pak Prabowo, itu buat abang biasa saja atau seperti apa?

Saya berharap mau mengomentari setelah saya bertemu dengan Budiman, sampai sekarang belum pernah bertemu.

Tetapi bahwa kita tidak berpengaruh terhadap langkah apapun yang dia lakukan.

Perjuangan kita itu akan tetap kita lanjutkan, bersama Budiman ataupun tanpa Budiman.

Jadi jalan terus saja ya, Bang Adian?

Jalan terus dong. PDIP pernah menghadapi situasi yang lebih parah, lebih sulit tahun 1996, kita buktikan kita bisa melewati situasi itu.

Situasi yang belum pernah dialami oleh sekian partai-partai lain. Direpresi, ditangkapi, dikejar, disegala macam.

Ini pertanyaan pamungkas, ketika nanti ada kesempatan bertemu dengan Bang Budiman, yang ingin abang tanyakan apa kira-kira?

Sama Budiman, kenapa lu begitu, Bud?

Saya tidak setuju pendapatmu, tapi hal menyampaikan pendapat akan saya bela sampai mati.

Tapi jangan salah, saya sampai pada posisi ini tidak sendirian.

Ada banyak orang yang berkorban untuk ide-ide itu, untuk situasi yang kita dapatkan hari ini.

Apa benar juga, abang banyak menerima kekecewaan dari para aktivis 98 tekait sikapnya Budiman Sudjatmiko?

Kita bisa browsing di media, berapa banyak mereka konferensi pers, mereka di sosial media, bagaimana mereka mengungkapkan kekecewaan itu, itu kan banyak.

Belum yang ngomong langsung ke saya kan banyak.

Yang ngomong langsung ke Bang Adian, kekecewaannya karena apa?

Ya, banyak, kenapa. Ada banyak peristiwa yang belum terungkap, yang kemudian harus dijelaskan oleh negara dan pengakuan bahwa itu adalah pelanggaran HAM berat itu sudah diakui oleh negara kan.

Satu dari 12 pelanggaran HAM berat itu. Kita selesaikan dulu pengungkapannya.

Ada peristiwa, saat itu 189 perempuan diperkosa dalam satu hari, diperkosa, dan sampai 25 tahun tidak ada pelakunya.

Ada ratusan orang meninggal terbakar, di Klender, sampai hari ini tidak ada pelakukanya.

Kemudian, sekian banyak gedung terbakar, ada kerusuhan di berbagai kota serentak, bahwa relatif bersamaan, tidak ada pelakunya.

Ada sekian banyak korban penculikan, tidak ada pelakunya.

Lalu, kita mau jadi negara apa gitu loh.

Ada peristiwa kejahatan luar biasa yang kemudian negara tidak sanggup membongkarnya selama 25 tahun.

Kalau saya bicara ini, dendam, bukan. Ini demi kebaikan negara kita ke depan.

Bagaimana mencegah agar peristiwa serupa tidak berulang di kemudian hari, sampaikan terus kepada rakyat. (tribun network/yuda).

Baca juga: Adian Napitupulu Buka-bukaan, Apa yang Mau Dikhawatirkan Soal Projo Dukung Prabowo

Baca juga: Kisah Pengemudi Jalanan Baik Hati, Bantu Ambulans Jenazah Jambi-Sarolangun Meluncur Tanpa Lampu

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved