Pilgub Jambi 2024

Pilgub Jambi 2024: Ini Cara Membaca Tren Hasil Survei Al Haris vs Romi vs Fasha Menurut Pengamat

Dori Effendi mengatakan bahwa hasil penelitian lembaga survei ini bertujuan untuk merasionalkan opini publik

|
Penulis: Danang Noprianto | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi.com/Danang
Pengamat Politik Universitas Jambi yang juga Direktur Lembaga Riset Gentala, Dori Effendi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Lembaga survei Sigma Idea Indonesia merilis hasil survei terkait dengan elektabilitas kandidat bakal calon gubernur untuk Pilgub Jambi 2024, Jumat (28/7/2023).

Hasil survei tersebut, tiga nama yang disebut di atas bersaing dalam hal elektabilitas dan popularitas.

Diketahui, survei ini menggunakan 1.200 responden yang tersebar di 11 Kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi.

Survei ini dilakukan pada 28 Juni hingga 20 Juli 2023.

Survei ini menggunakan sistem multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan Margin of Error 2,9 persen.

Pengamat Politik Universitas Jambi yang juga Direktur Lembaga Riset Gentala, Dori Effendi mengatakan, hasil penelitian lembaga survei ini bertujuan untuk merasionalkan opini publik bahwa angka statistik yang dipaparkan dengan elektabilitas yang tinggi adalah kandidat yang layak untuk menggantikan pemimpin sebelumnya.

Bahkan tidak diragukan lagi metodologi yang digunakan adalah metodologi ilmiah yang dapat dipertangungjawabkan hasil akhirnya.

Untuk memahami hasil survei ini Dori Effendi cenderung memahaminya dengan pendekatan Budaya Politik Partisipan yaitu kepedulian masyarakatnya tinggi terhadap kehidupan politik.

Informasi yang diterima sangat cepat, memiliki kesadaran hak dan tangungjawab terhadap kehidupan politik.

"Artinya tentunya jika membaca hasil survei tentu kita menyandarkan kepada pengetahuan politik masyarakat dan pilihan politik masyarakat," ucapnya, Senin (31/7/2023).

Pada Survei Sigma Idea Indonesia yang dirilis 27 Juli 2023 lalu soal Popularitas dan Elektabilitas Calon Gubernur Jambi 2024, para kandidat seharusnya sudah tahu mengapa popularitas dan elektabilitas ketokohanya naik atau menurun.

"Al-Haris misalnya tingkat popularitasnya terhitung tinggi yaitu 93,1 persen, Syarif Fasha 68,7 persen dan Romi Hariyanto 55,6 persen. Dibandingkan periode sebelumnya Lembaga Survei Gentala Analisis dan Riset (Garis) mendapati popularitas Romi Hariyanto hanya 23,1 persen, Syarif Fasha 59 persen dan Al-Haris 88,4 persen. Sebaliknya elektabilitas Al-haris berada diangka 23,6 persen Syarif Fasha 13 persen dan Romi Hariyanto 15 persen," jelasnya.

Jika ditarik dari kesimpulan popularitas dan elektabilitas kandidat di atas tidak mengagetkan popularitas Al-haris tinggi.

Menurutnya Semua juga tahu bahwa jabatan politik yang diembannya sebagai gubernur Jambi, juga begitu dengan Syarif Fasha yang merupakan Wali Kota Jambi dua periode.

Fenomena yang mengagetkan adalah Romi Hariyanto yang merangsek naik popularitasnya.

Padahal Romi hanya Bupati Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) yang tidak semua masyarakat mengenalinya.

Akan tetapi fenomena yang lebih menarik lagi kata Dori yaitu pada Desember 2022, Garis mendapati elektabilitas Romi Hariyanto hanya 4,6 persen, sedangkan Al Haris jauh lebih tinggi yaitu 47,9 persen.

"Ada apa dengan tren penurunan elektabilitas pertahana ini? Gubernur Lalai Menjaga Harapan Masyarakat," ungkapnya.

Menurutnya Dalam budaya politik demokrasi penghakiman masyarakat adalah di saat hari pencoblosan.

Kegagalan pemimpin merealisasi janji politiknya dan menunaikan impian masyarakat tentu berdampak langsung kepada tingkat keterpilihannya kelak.

"Wajar jika hasil survei yang dikeluarkan oleh lembaga survei lokal menunjukkan tren penurunan elektabilitas petahana sangat signifikan. Kenapa?," Ucapnya.

Pertama, kata dia Gubernur Jambi dinilai gagal dalam mengelola manajemen pemerintahannya yaitu terjadinya defisit anggaran sebanyak Rp 400 Milliar.

Jika ditarik dari kepemimpinan sebelumnya hal ini belum pernah terjadi di provinsi Jambi.

Kedua, pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Putri Pinang Masak yang menghabiskan pembiayaan 35 Milliar dinilai tidak sesuai dengan perencanaannya.

Pembangunan RTH pun banyak menuai kecaman dari masyarakat karena dinilai menghamburkan keuangan daerah dengan hasil yang tidak maksimal.

Ketiga, armada batu bara, kemacetan parah pada jalur transportasi di kawasan Jambi bagian barat yang dikarenakan batubara membawa dampak kepada kepemimpinan gubernur hari ini.

Meski Gubernur bergeming dan tidak bisu politik kebijakan. Dengan berbagai cara menyelesaikan persoalan ini seperti halnya melakukan pembatasan jumlah armada batubara yang beroperasi.

Akan tetapi ini sudah berdampak kepada tingkat kepuasan masyarakat yang menurun terhadap gubernur Jambi.

Tentu ini semua berkaitan dengan kebijakan politik pemerintah. Akan tetapi sebaliknya, tren penurunan elektabilitas ini tidak serta merta karena tingkat kepuasaan masyarakat.

Menurutnya, jika hasil survei masih menunjukkan tren penurunan elektabilitas terhadap pertahana, artinya pertahana sudah tidak mendapatkan tempat lagi dihati masyrakat.

Sedangkan pemilihan gubernur 2024 ini amatlah penting karena selama ini belum ada Gubernur Jambi yang mampu mempertahankan jabatannya selama dua periode kepemimpinan.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Profil dan Sosok Romi Hariyanto, Bupati Tanjung Jabung Timur Digadangkan Maju Pilgub Jambi 2024

Baca juga: Masuk 3 Besar Calon Gubernur Jambi dengan Elektabilitas Tinggi, Fasha Fokus Caleg DPR RI 2024

Baca juga: Pilgub Jambi 2024: Hasil Survei Tiga Nama Bersaing, Tokoh Ini dengan Elektabilitas Tertinggi

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved