Iklim Jakarta
Kualitas Udara Jakarta Terburuk di dunia,
Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau ma
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Mengutip data pada situs IQAir, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat.
Mengutip Tribunnews, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta sekaligus Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada.
"Menyikapi kualitas udara yang kurang baik mari kita waspada terhadap kenaikan kasus batuk pilek ISPA dan pneumonia," ungkap Ngabila.
Selain itu ia menganjurkan agar warga Jakarta mengenakan masker saat keluar rumah.
"Kita dapat mencegah sakit dengan memakai masker jika keluar rumah (outdoor)," katanya lagi.
Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 58 Dibuka, Begini Cara Dapat Insentif Rp 600 Ribu
Baca juga: Buntut Kepala Basarnas Jadi Tersangka Suap, KPK Agendakan Bertemu Panglima TNI, Bahas Apa?
Masker yang disarankan adalah N95 jauh karena Iebih baik untuk mencegah polusi udara karena dapat mencegah polusi udara menembus.
Sedangkan masker medis hanya dapat menyaring virus dan kuman lain. Polusi udara memiliki ukuran partikel yang jauh lebih kecil dari virus sehingga masih bisa menembus masker medis.
Picu 7.100 Kematian di Jakarta
Situs IQAir menyatakan, kualitas udara kota Jakarta saat ini tidak sehat dengan indeks kualitas udara di 182 AQI US dengan polutan utama PM2.5.
"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 22.9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," sebut IQAir.
Menurut klaim Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, 70 persen kontributor buruknya kualitas udara Ibu Kota adalah sektor transportasi.
Presentase tersebut mengacu pada masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi dalam berkegiatan sehari-hari.
“(Setidaknya) 70 persen pencetus kualitas udara buruk di Jakarta itu adalah dari transportasi, sehingga kalau ingin memperbaiki kualitas udara maka kurangilah mobilitas menggunakan mobil pribadi,” sebut Kadis LH Asep Kuswanto seperti dikutip Kompas.com, Rabu (26/7/2023).
Dia menyarankan, agar masyarakat pemilik kendaraan bermotor beralih menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan.
Asep menambahkan, tingkat mobilitas masyarakat berpengaruh pada tingkat kualitas udara Ibu Kota.
Baca juga: 8 Pekerja Tambang Emas Ilegal di Banyumas Terjebak di Kedalaman 60 Meter, 3 Hari Belum Dievakuasi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.