Sindikat Jual Ginjal Ditangkap

Kata Warga Soal Sindikat Jual Ginjal Ditangkap Polisi di Palembang Viral: Pakai Jaket Ojol

Terduga pelaku sindikat jual ginjal yang ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan menggunakan jaket ojek online (Ojol).

Editor: Darwin Sijabat
Tribun Sumsel/ Kolase Tribun Jambi
Terduga pelaku sindikat jual ginjal yang ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan menggunakan jaket ojek online (Ojol). 

TRIBUNJAMBI.COM - Terduga pelaku sindikat jual ginjal yang ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan menggunakan jaket ojek online (Ojol).

Video penangkapan anggota sindikat jaringan internasional itu viral di media sosial.

Untuk diketahui bahwa penangkapan tersebut berada di jalan Macan Lindungan, Kelurahan Bukit Baru Kecamatan Ilir Barat I.

Ternyata dari penelusuran, penangkapan tersebut terjadi sudah kurang lebih satu bulan lalu.

Hal itu berdasarkan pengakuan warga yang pada saat kejadian dia sempat melihat dari kejauhan namun enggan disebutkan namanya.

Kendatipun dia lupa waktu tanggal tepatnya peristiwa penangkapan sindikat jual ginjal di Palembang itu terjadi, namun dia masih ingat kejadian tersebut.

"Jadi pas kejadian itu ponakan saya baru pulang kerja sebagai ojek online nah terus mampirlah dia ini ke rumah terus bilang ke saya 'mang lihatlah itu ada driver kena tangkap sepertinya narkoba," ceritanya.

Baca juga: Sindikat Jual Ginjal Ditangkap di Palembang, Warga Tak Kenal Meskki Viral, Ini Incarannya

Baca juga: Update Pengantin Baru Hilang di Palembang Usai 10 Hari Nikah, Vera Chat Ibunda: Ngeri Aku

Baca juga: KKB Hari Ini - Panglima TNI Tegaskan Tak Akan Serang KKB Papua untuk Bebaskan Pilot Susi Air

Warga ini pada saat kejadian sedang jaga malam di salah satu gudang bangunan yang lokasinya tak jauh dari TKP.

Setelah mendengar hal itu, maka muncullah rasa penasaran dari salah satu warga ini sehingga dia mengecek keadaan di luar rumahnya.

Ternyata pada saat dia keluar, dia melihat di lokasi TKP ternyata sudah ramai orang.

"Pas saya lihat itu banyak anggota yang masih muda-muda, mereka bawa senjata dan yang ditangkap ini pakai jaket driver ojek online di mana pada saat itu posisinya dia sedang menelepon," ceritanya.

Saat driver itu sedang menelepon tiba-tiba dari arah pasar datanglah dua mobil pribadi yang memepet pelaku itu di pinggir jalan.

"Dia langsung dicengkeram, dan pas saya lihat udah banyak anggota jadi saya pikir yaudah lah kan makanya saya tinggal, karena kita ngga tahu menahu," bebernya.

Lalu setelah dia masuk datanglah lagi keponakannya, dan memberitahukan padanya bahwa ada warga yang kena tangkap.

Baca juga: Suami Pengantin Ditinggal 10 Hari Nikah Bantah Pelit dan Kasar, Kini Sutanto Tak Berharap Vera

"Kejadian pas di situ itu sekitar 15 sampai 20 menitan, kondisinya memang ramai. Awalnya yang turun dari mobil itu empat orang terus nambah lagi rame," katanya.

Menurutnya bahwa ada salah satu warga yang mencoba bertanya pada anggota polisi yang ada di tempat tersebut, namun justru diminta pergi oleh anggota tersebut.

"Jadi ada yang tanya ke anggota itu ada apa, tapi sama anggota itu disahut dah 'bukan urusan kamu, kami ini anggota'. Terus dia pergi," bebernya

Setelah kejadian itu sekitar 20 menit, para anggota bersama diduga pelaku itu lantas pergi meninggalkan lokasi.

"Kejadian tersebut malam, sekitar pukul setengah 10, dan yang nangkep itu ada 10 orang lebih, pakaian yang nangkep itu pakaian preman dan memakai mobil pribadi yang ceper itu," katanya.

Pada saat warga ini melihat pun, dia sama sekali tidak mengenali para anggota yang membawa senjata pistol biasa itu dan anggota itu terlihat asing dan tak pernah dia temui.

Menurutnya dia tak terlalu melihat wajah pelaku. Saat diperlihatkan gambar yang beredar oleh Tribun, warga ini tidak mengenalnya sama sekali.

Baca juga: Hanim, Pelaku Sindikat Penjualan Ginjal, Dari Pendonor Hingga Jadi Koordinator di Kamboja

Dia juga pada saat dua bulan lalu sempat bertanya pada ponakannya namun dia juga tidak mengenalinya sama sekali.

Incar kelompok ekonomi rentan

Hengki menuturkan, para tersangka selalu mengincar korban yang tergolong kelompok ekonomi rentan.

Mayoritas korban adalah orang-orang yang terdesak secara ekonomi imbas diterpa pandemi Covid-19.

"Kami perlu sampaikan bahwa tindak pidana saat ini, terkait dengan tindak pidana perdagangan orang yang meliputi perekrutan, pengangkutan, penampungan, pemindahan, termasuk dengan memanfaatkan posisi rentan dengan tujuan eksploitasi," ucap Hengki.

Korban memiliki latar belakang berbeda.

Hengki memerinci, para korban itu ada yang berprofesi sebagai pedagang hingga seorang lulusan strata-2 yang tidak bekerja.

"Profesi korban ini ada pedagang, ada guru privat, bahkan calon donor ini ada yang S2 dari universitas ternama, karena tidak ada kerjaan dari dampak pandemi (Covid-19) ini," ungkap Hengki.

"Kemudian juga ada buruh, sekuriti, dan sebagainya. Jadi, motifnya sebagian besar adalah ekonomi dan posisi rentan ini dimanfaatkan oleh sindikat ini," jelas dia.

Adapun para korban didapatkan oleh para pelaku melalui media sosial Facebook.

Hengki menyebutkan, ada dua akun grup komunitas yang dikendalikan oleh tersangka.

Dua grup itu yakni "Donor Ginjal Indonesia" dan "Donor Ginjal Luar Negeri".

"Di sini ada yang spesifik ternyata dari donor berubah jadi perekrut, kemudian dijanjikan uang Rp 135 juta masing-masing apabila selesai melaksanakan transplantasi ginjal di Kamboja sana," ujar Hengki.

Rp 200 juta untuk satu ginjal, tapi dipotong Rp 65 juta

Setelah menangkap 12 tersangka, polisi pun mengetahui harga satu ginjal yang diambil dari para korban.

Hengki menyebutkan, korban sebenarnya mendapat uang Rp 200 juta.

Namun, uang itu dipotong Rp 65 juta oleh tersangka sebagai biaya ganti akomodasi, penggantian paspor, dan biaya rumah sakit selama proses pengangkatan ginjal berlangsung.

"Rp 135 juta dibayar ke donor, sindikat terima uang Rp 65 juta untuk setiap satu orang," tutur Hengki.

"Menurut keterangan para donor, penerima ginjal-ginjal itu juga berasal dari berbagai negara, yakni India, China, Malaysia, dan Singapura," imbuh dia.

Warga Tak Kenal Pelaku

Pria berinisial D perekrut jual ginjal jaringan internasional yang ditangkap di Palembang tidak dikenali warga jalan Macan Lindungan, Bukit Baru, Sumatera Seklatan.

Baca juga: 30 Kode Aktivasi Free Fire FF Advance Server July 2023, ZYLPTBHK4Y5IOJG, WUO4F0D3XDYZKEMG

Untuk diketahui bahwa terduga pelaku itu disebut telah berhasil memberangkatkan calon korbannya ke Kamboja.

Jumlahnya pun tak tanggung-tanggung, mencapai 24 orang.

Kaki tangan bisnis jual ginjal jaringan internasional itu berhasil ditangkap tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polrestabes Bekasi.

Dia ditangkap di sebuah rumah di jalan Macan Lindungan, Bukit Baru,Palembang, Sumatera Selatan.

Dikutip dari akun Kompas TV, Jumat (21/7/2023), D mengakui perbuatannya yang menjadi perekrut Jual Ginjal jaringan internasional.

Bahkan D mengaku sekitar 24 orang sudah diberangkatkan ke Kamboja.

D mengaku dijanjikan mendapat upah sebesar Rp 2 juta per orang yang diberangkatkan ke Kamboja untuk dijual ginjalnya.

Akan tetapi meski sudah sekitar 24 orang yang diberangkatkan, D berujar dia sama sekali belum mendapat upah atas hasil kerjanya.

Terkait target yang akan diberangkatkan, kata D, dia tak menentukan batasan.

Mencari korban lewat sosial media, D mengatakan, tidak semua korbannya berasal dari Palembang.

Daerah Macan Lindungan kini hangat dibicarakan lantaran di jalan ini salah satu anggota sindikat jual ginjal luar negeri ditangkap.

Penangkapan ini terjadi tepat di teras toko Balqis yang menjual kerudung dan aksesoris.

Dalam video beredar tersebut, kejadian penangkapan terjadi pada malam hari saat kondisi jalanan lengang.

Sedangkan pada saat ditelusuri pagi hari, Sabtu (22/7/2023) ternyata lokasi tempat penangkapan itu ternyata sebuah pasar pagi.

Aktivitas masyarakat juga ramai saat pagi hingga siang hari.

Namun pada saat tribunsumsel mencoba untuk menelisik bincang-bincang dengan warga tak ada satupun orang yang tahu peristiwa itu.

Warga pun mengaku tidak kenal pria viral di medsos yang dikatakan anggota sindikat jual ginjal Kamboja

"Lah saya malah baru tahu ada kejadian itu di sini pas lihat media sosial," ujar warga yang berjualan di pasar pagi tersebut.

Warga lain yang menjual aksesoris di toko Balqis pun sama, dia tak mengetahui jika di sana ada penangkapan.

"Saya tahunya pas saya baca koran pagi ini ada soal pria yang ditangkap depan toko ini," kata Ridwan.

Baca juga: Update Pernikahan Viral, Ibunda Vera Sebut Sang Juragan Bebek Pelit dan Kasar

Imam salah satu warga lainnya mengatakan selama ini dia juga tidak pernah dengar ada orang yang ditawari atau adanya seseorang yang mencari warga untuk donor ginjal.

Oknum Polisi Terlibat

Selain D, total 12 tersangka yang terlibat dalam jaringan internasional penjualan organ ginjal manusia ke Kamboja.

Satu diantara mereka adalah oknum polisi berinisial Aipda M. 

"Dia ini anggota yang berusaha mencegah, merintangi, baik langsung atau tidak langsung proses penyidikan yang dilakukan tim gabungan, yaitu dengan cara menyuruh membuang HP, berpindah-pindah tempat, pada intinya adalah menghindari pengejaran dari pihak kepolisian," jelas Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (20/7/2023).

Aipda M diketahui menerima uang total Rp 612 juta atas perannya itu.

Tak hanya melibatkan oknum polisi, jual beli ginjal yang dijual Kamboja itu pula melibatkan oknum imigrasi.

Oknum petugas imigrasi itu berinisial HA.

HA berperan memalsukan surat rekomendasi perjalanan ke luar negeri untuk para korban.

HA diketahui menerima uang Rp 3,2 juta-Rp 3,5 juta untuk setiap korban yang berangkat ke Kamboja.

"Keberangkatan ke luar negeri, ternyata mereka memalsukan rekomendasi dari beberapa perusahaan seolah-olah akan family gathering ke luar negeri," kata Hengki.

"Apabila ditanya petugas imigrasi akan ke mana, family gathering, ini surat rekomendasi. Ini ada dua perusahaan yang dipalsukan oleh kelompok ini, seolah-olah akan family gathering, termasuk stempelnya (dipalsukan)," sambung dia.

Hengky merincikan, 12 orang tersebut mempunyai peran masing-masing untuk melancarkan aksinya.

"Dari 12 tersangka ini, 10 merupakan bagian daripada sindikat, di mana dari 10 orang, sembilan adalah mantan donor. Kemudian, ini ada koordinator secara keseluruhan, atas nama tersangka H, ini menghubungkan Indonesia dan Kamboja," kata Hengki 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Cek Endra Dampingi Reses Anggota DPRD Kota Jambi: Agar Semua Memperhatikan Permasalahan Masyarakat

Baca juga: Dewi Perssik Ungkit Masa Lalu Saipul Jamil soal Kasus Pencabulan Anak: Jangan Menolak Lupa

Baca juga: Sindikat Jual Ginjal Ditangkap di Palembang, Warga Tak Kenal Meskki Viral, Ini Incarannya

Baca juga: Suami Pengantin Ditinggal 10 Hari Nikah Bantah Pelit dan Kasar, Kini Sutanto Tak Berharap Vera

Artikel ini diolah dari TribunSumsel.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved