Prof Maisah Tepis Stigma Orang Tentang Perempuan Kampung Tidak Penting Berpendidikan
Prof. Dr. Maisah, M.Pd.I satu di antara tujuh bakal calon rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin (STS) Jambi yang maju tahun 2023 ini.
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI - Prof. Dr. Maisah, M.Pd.I satu di antara tujuh bakal calon rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin (STS) Jambi yang maju tahun 2023 ini.
Berangkat dari keluarga yang kurang mampu dan ditinggal orang tua ketika masih kecil, kehidupan Prof Maisah tidaklah mudah.
Sebagai orang yang tinggal di kampung, berat baginya mendapatkan perilaku yang memprioritaskan laki-laki ketimbang perempuan.
Begitu pula hak berpendidikan yang memberatkan perempuan untuk tidak mendapatkannya dengan layak.
Padahal banyak juga masyarakat di kampungnya yang memiliki status ekonomi cukup baik, tapi tidak berpikir bahwa pendidikan itu penting.
Walaupun keluarganya bukanlah orang yang berpendidikan tinggi, tetapi Maisah muda saat belum menjadi profesor ini cukup baik dalam bergaul.
Dia berteman dengan seseorang yang memiliki latar belakang keluarga berpendidikan, itu membuatnya terpacu untuk terus berpikir maju.
Hal yang menjadi cambuk bagi dirinya yaitu olokan orang-orang kampungnya bahwa dia tidak akan mendapatkan pendidikan kayak, apalagi dengan status ekonomi serba susah.
Beruntungnya, saudara-saudara kandungnya cukup memperhatikan keinginan dan saling memberi dukungan.
"Kala itu kakak-kakak saya sampai jual tanah, jual ternak, ya demi menyekolahkan saya. Saya sangat berterima kasih," ungkapnya haru.
Pedih rasanya ketika Maisah mendengar "potong telingaku kalau dia bisa kuliah sampai lulus".
Ucapan tersebut menjadi motivasi diri untuk bisa berkuliah dan bertekad hingga lulus dengan baik.
Saat berkuliah, dia cukup aktif dan tidak ingin melewatkan sedikitpun tugas yang diberikan oleh dosen.
Ia mulai mencari pekerjaan dengan mengajar mengaji untuk individu. Orang pertama yang diajarnya yaitu anak dari seorang jaksa asal Jakarta saat bertugas di Sarolangun.
Itulah yang digunakan untuk kesehariannya menyambung hidup sebagai seorang mahasiswa.
Karena terhimpit kondisi ekonomi dia bahkan rela menyetrika pakaian keluarga dosen demi mendapatkan pundi-pundi rupiah.
Tawaran membantu dosen seperti itu bukanlah hal biasa bagi dia, ada kepercayaan dari sang dosen untuk membantu mahasiswanya secara emosional dari sisi ekonomi.
"Uangnya bisa dipakai untuk bayar kos atau biaya kuliah," ia mengisahkan.
Ternyata perjuangannya berbuah manis ia mampu menyelesaikan pendidikan Strata 1 dalam kurun waktu 3 tahun 8 bulan.
Semua seolah berpihak padanya, kala itu menjadi dosen masih bisa menggunakan gelar strata satu dan masuklah ke UIN STS Jambi.
Kemudian karirnya terus menanjak seiring ia mengambil pendidikan master, lalu doktor.
"Kampus S3 saya dahulu dijuluki Universitas neraka jahanam karena masuknya mudah keluarnya gampang. Tetapi saya lulus tepat waktu," jelas dia.
Sampai dengan mendapatkan gelar guru besar, ucapan orang-orang akhirnya terbantahkan.
Dia perempuan pertama yang mendapatkan gelar guru besar di UIN STS Jambi tahun 2016.
Impiannya secara tidak langsung perlahan-lahan terus tercapai, dan membuat orang-orang bahkan tidak tidak percaya akan hal tersebut.
Dirinya mengambil pelajaran bahwa hak-hak perempuan perlu terpenuhi, terutama dalam hal pendidikan.
"Jadi perempuan memang bukan tulang punggung, tetapi kita harus bisa mengandalkan diri sendiri," dia mengungkapkan.
Akhirnya, kehidupannya mengajarkan banyak mimpi-mimpi perempuan harus ia utamakan.
Setiap kegiatannya, selalu melibatkan perempuan untuk memberikan peluang berkontribusi.
"Apapun itu saya utamakan perempuan," kisahnya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Ini Penjelasan Grivan Magner Usai Dicopot Dari Jabatan Ketua DPD Partai Garuda Provinsi Jambi
Baca juga: Sinopsis Revenant Episode 7, Hantu Lapar
Baca juga: Dalam Rangka Hari Adhyaksa ke-63, Kejati Jambi Gelar Seminar Nasional
Ahmad Sahroni ke Singapura, Massa Gasak Isu Rumah dan Teriak "Duit Rakyat" |
![]() |
---|
Demo Ricuh di Jambi, Psikolog Ungkap Peran Media Sosial dalam Menggiring Emosi Massa |
![]() |
---|
Terungkap Misteri Keberadaan Ahmad Sahroni saat Rumah Dijarah Massa |
![]() |
---|
Suasana Hening, Gedung DPRD Jambi Menyisakan Puing dan Sampah Pasca Aksi Massa |
![]() |
---|
Perintah Tegas Presiden Prabowo: TNI-Polri Siaga, Redam Aksi Anarkis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.