Chat GPT Open AI

Login Chat GPT- Ini Kisah Orang Terkaya di Jepang Pengguna Berat Chat GPT, Saham Naik 30 Persen

Ditengah perdebatan penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelegence, ternyata orang terkaya di Jepang ini pengguna berat Chat GPT Open AI

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Ditengah perdebatan penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, ternyata orang terkaya di Jepang merupakan pengguna berat Chat GPT Open AI. 

TRIBUNJAMBI.COM - Ditengah perdebatan penggunaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, ternyata orang terkaya di Jepang merupakan pengguna berat Chat GPT Open AI.

Bahkan hasilnya menggunakan AI tersebut membuat saham perusahaannya naik 30 persen.

Dia adalah Masayoshi Son, Chief Executive of SoftBank Group.

Dia mengatakan pada Selasa 20 Juni bahwa dia adalah pengguna berat Chat GPT.

Chatbot berbasis kecerdasan buatan dari perusahaan startup Open AI yang didukung oleh Microsoft.

"Saya berbicara dengan Chat GPT setiap hari - saya adalah pengguna berat," kata Son kepada pemegang saham dari anak perusahaan telekomunikasi grupnya, dikutip TribunJatim.com Reuters.

Dalam tengah kegembiraan terhadap kecerdasan buatan, Son telah mundur dari pernyataan publik dalam beberapa bulan terakhir.

Kemundurannya itu untuk fokus pada rencana penawaran umum perdana perancang chip Arm.

Baca juga: Login Chat GPT Open AI- 6 Fungsi Chat GPT untuk Mahasiswa Akhir, untuk Menyusun Skripsi? Apa Saja?

Baca juga: Meski Tak Miliki Latar Belakang, Ganjar Pranowo Punya Barisan Pendukung Militer, Siapa Saja?

Sementara konglomerat investasi teknologinya mencatat kerugian besar akibat nilai portofolio yang terus turun.

Masayoshi Son juga mengatakan bahwa dia berbicara "hampir setiap hari" dengan CEO Open AI, Sam Altman, yang telah melakukan kunjungan  ke pajabat tinggi di Tokyo tahun ini.

Tujuannya, memanfaatkan minat pada kecerdasan buatan generatif dan mempengaruhi regulasi teknologi yang sedang berkembang di seluruh dunia.

Startup yang berbasis di San Francisco ini didukung oleh investasi dari Microsoft, yang dianggap sebagai pemimpin dalam adopsi kecerdasan buatan dan telah memulai sejumlah peningkatan kecerdasan buatan.

SoftBank akan mengadakan rapat umum tahunan pada  Rabu, 21 Juni dengan pasar mencari rincian tentang pandangan investasi Son di saat minat pada kecerdasan buatan mendorong pengeluaran modal di seluruh dunia.

Son telah lama berargumen bahwa kecerdasan buatan adalah kekuatan pendorong di balik aktivitas investasinya.

Tetapi dia harus menghadapi kegagalan yang sangat terkenal seperti perusahaan berbagi ruangan WeWork dan pelemahan valuasi startup-startup pertumbuhan tinggi yang dia favoritkan.

Pencatatan saham yang sukses dari Arm, yang berbasis di Cambridge, Inggris, akan dianggap sebagai kemenangan yang sangat dibutuhkan bagi konglomerat Jepang yang berhutang ini.

Bahkan peringkat kredit jangka panjangnya bulan lalu diturunkan oleh S&P Global Ratings mengutip eksposisinya terhadap perusahaan-perusahaan tidak terdaftar.

Baca juga: Login Chat GPT- Open AI akan Rilis GPT-5? Pemahaman Mirip Manusia?

Saat para pengamat memperdebatkan kemampuan Son dalam memilih pemenang dalam ekonomi yang diperkirakan akan semakin didorong oleh kecerdasan buatan.

Saham grupnya telah terlibat dalam kehebohan saham chip dan saham terkait kecerdasan buatan, naik sekitar 30 persen pada kuartal ini.

Lantas, siapakah sosok Masayoshi Son?

Masayoshi Son lahir di Tosu, Jepang pada tanggal 11 Agustus 1957.

Ia merupakan keturunan Korea yang lahir di Jepang. Ia lahir dari keluarga imigran Korea yang miskin.

Keluarganya saat itu pindah ke Jepang sebagai penambang batu bara.
 
Sementara ayahnya merupakan penjual ikan dan mengurus peternakan babi.

Kakeknya sebenernya memutuskan untuk menggunakan nama keluarga Jepang.

Tapi, Masayoshi bersikeras untuk tetap memakai nama keluarga Korea yaitu Son daripada Yasumoto yaitu nama keluarga Jepang yang dipakai orang tua dan kakeknya.
 
Karena keputusannnya tetap menggunakan nama Korea, ia sejak kecil harus menghadapi diskriminasi oleh teman-temannya. Saat itu memang hubungan Korea dan Jepang tidak baik. Sehingga sering terjadi diskriminasi.

Baca juga: Login Chat GPT Open AI- 6 Cara Menggunakan Chat GPT-4 Secara Gratis dan Keunggulannya

Masayoshi saat itu tidak dianggap sebagai warga Jepang asli. Ia merupkan keturunan Korea.

Maraknya diskriminasi saat itu membuat dirinya bahkan pernah dilempari batu oleh teman sekelas Jepang di sekolah.
 
Terlahir dari keluarga yang miskin membuat Masayoshi terus bertekad dan berusaha untuk meraih kesuksesan.

Pada usia 16 tahun ia nekat ingin bertemu dengan Den Fujita yaitu seorang pengusaha asal Jepang yaitu pendiri McDonald’s Jepang. Ia cukup terinspirasi dengan buku yang ditulis Fujita.
 
Ia akhirnya nekat untuk bertemu Fujita, walaupun berulang kali telah diabaikan oleh asistennya ia sama sekali tak menyerah.

Masayoshi akhirnya memesan tiket ke Tokyo dan langsung menuju kantor Fujita.

Dalam pertemuannya ia ingin bercerita dan meminta nasihat untuk meraih kesuksesan seperti dirinya.

Walaupun awalnya asistennya tidak menyetujuinya akhirnya Masayoshi bertemu dengan Fujita dan mengobrol selama 15 menit.
 
Dalam obrolannya bersama pendiri McD di Jepang tersebut ia menanyakan berbagai kunci sukses Fujita dan juga berbagai nasihat untuk dirinya.

Fujita mengatakan bahwa Masayoshi dianjurkan untuk menguasai bahasa Inggris dan belajar mengenai informatika.
 
Hingga pada suatu saat Masayoshi memutuskan untuk merantau ke Amerika Serikat. Ia akhirnya hijrah ke California dan melanjutkan sekolah SMA di Serramonte High School.

Setelah dua tahun ia masuk kuliah di Universitas of California, Barkeley jurusan Ekonomi dan ilmu komputer.

Baca juga: Login Chat GPT, Open AI Rilis GPT-4, Simak Perbedaan dan Keunggulan Kecerdasan Buatan Versi Terbaru


 
Pada tahun 1980 ia lulus dengan gelar B.A di bidang ekonomi.

Selama berada di California, ia diam diam menunjukkan ketertarikannya yang besar pada Chip Komputer.

Dia kemudian menyadari bahwa teknologi komputer akan segera mengubah dunia bisnis dan menghasilkan banyak uang dari Microchip.

Ia pun memutuskan untuk membuat satu ide bisnis setiap harinya hingga akhirnya mengumpulkan sebanyak 250 ide bisnis.

Salah satunya ia wujudkan dengan membuat kamus elektronik seukuran kalkulator yang dapat menerjemahkan delapan bahasa.
 
Ia kemudian mencari bantuan baik dari teknis maupun dana.

Masayoshi kemudian menghubungi profesornya dan membantu merealisasikan idenya.

Ide tersebut akhirnya berhasil bahkan kamus buatannya dibeli oleh perusahaan Sharp Corporation dengan harga 1 juta dolar.
 
Dengan uang tersebut, ia akhirnya mendirikan usaha bernama Unison pada tahun 1980 di Oakland, California tetapi akhirnya bisnis tersebut dibeli oleh Kyocera. Setelah itu ia kembali ke Jepang.

Lambat laun ia memutuskan untuk mendirikan organisasi yang fokus dengan internet dan telekomunikasi bernama Nihon Softbank pada tahun 1981.
 
Hingga akhirnya nama usaha tersebut disingkat menjadi Softbank.

Dan Masayoshi menjabat sebagai Chairman dan CEO di Softbank. Awal mula didirikannya ini sebenarnya hanya terdapat dua orang pekerja paruh waktu dan di sebuah kantor kecil.

Softbank menjadi distributor perangkat lunak.
 
Bisnisnya mulai berkembang. Softbank melakukan diversifikasi dengan memasuki bisnis penerbitan dan meluncurkan dua majalah bulanan tentang PC dan perangkat lunak.

Pada akhir 1980-an Softbank menciptakan sistem yang memungkinkan orang di seluruh Jepang memilih operator telepon dengan tarif rendah.
 
Bisnisnya terus berekspansi hingga yang paling terkenal adalah investasinya di Yahoo.

Softbank menjadi pemegang saham utama di Yahoo dan mendirikan Yahoo Jepang.

Ia menginvestasikan dananya sebanyak USD 374 di Yahoo antara 1995 dan 1998 dan puncaknya investasinya menghasilkan keuntungan 50 kali lipat.
 
Perusahaannya kini berlanjut untuk menginvestasikan ke berbagai perusahaan startup.

Tapi pada suatu hari ia sempat kehilangan dan kerugian sebanyak USD 70 miliar dalam semalam.

Walaupun sempat terpuruk, ia tetap berusaha bangkit dengan bisnisnya.
 
Ia kemudian menginvestasikan USD 30 juta pada startup China Alibaba yang saat itu masih berusia 1 tahun.

Alibaba pun berkembang pesat dan maju hingga saham Softbank telah berkembang menjadi USD 130 miliar dengan laba beratus kali lipat.
 
Softbank pun menjadi perusahaan paling ternama dan terkenal menginvestasikan ke beberapa startup di dunia salah satunya berinvestasi di startup asal Indonesia yaitu Tokopedia.

Berkat kerja kerasnya ia yang bermula lahir dari keluarga miskin dan dibully, kini ia masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia nomor 39 dan nomor 1 di Jepang dengan total kekayaan senilai USD 26,6 miliar setara dengan Rp 385,7 triliun.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Konsultasi ke Dirjen SDA, DPRD Provinsi Jambi Tanya Bagaimana Cara Dapat DAK Lebih Besar

Baca juga: Konsultasi ke Dirjen SDA, DPRD Provinsi Jambi Tanya Bagaimana Cara Dapat DAK Lebih Besar

Baca juga: Meski Tak Miliki Latar Belakang, Ganjar Pranowo Punya Barisan Pendukung Militer, Siapa Saja?

Baca juga: Profil dan Biodata Adian Napitupulu, Aktivis 98 yang Prediksi Nasib Anies Baswedan di Pilpres 2024

Artikel ini diolah dari TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved