Berita Unik

Mengenal Lebih Dekat Suku Toraja, Miliki Ritual Pemakaman dengan Biaya yang Mahal

Mayat tersebut tetap tinggal di dalam rumah sampai keluarga siap untuk merelakan anggota keluarga yang telah meninggal untuk dimakamkan.

Penulis: M Fadli | Editor: M Fadli
Facebook Joe Hattab
Mengenal Lebih Dekat Suku Toraja, Miliki Ritual Pemakaman dengan Biaya yang Mahal 

Dalam agama Aluk To Dolo, hanya keluarga bangsawan yang berhak mengadakan upacara pemakaman yang besar.

Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 55 Segera Dibuka, Begini Cara Buat Akun dan Daftar di Prakerja.go.id

Baca juga: DONE DEAL! Tinggalkan Real Madrid, Karim Benzema ke Al-Ittihad

Baca juga: Arti Mimpi Nangkap Ikan, Akan Dapat Keuntungan Berlipat Ganda

Upacara pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.

Tempat pemakaman yang disebut "rante" biasanya dipersiapkan di padang rumput yang luas.

Tempat ini bukan hanya sebagai tempat pelayat, tetapi juga sebagai tempat lumbung padi dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan.

Musik suling, nyanyian, lagu, puisi, tangisan, dan ratapan merupakan ekspresi dukacita yang dilakukan oleh suku Toraja.

Namun, semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan orang kelas rendah.

Terkadang upacara pemakaman baru dilaksanakan setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan.

Hal ini dilakukan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman.

Suku Toraja meyakini bahwa kematian bukanlah sesuatu yang tiba-tiba, melainkan sebuah proses bertahap menuju Puya (dunia arwah atau akhirat).

Selama masa penantian tersebut, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan.

Arwah orang yang telah meninggal dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, dan setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke Puya.

Bagian lain dari upacara pemakaman adalah penyembelihan kerbau (Mantunu).

Semakin berkuasa seseorang, semakin banyak kerbau yang disembelih.

Penyembelihan ini dilakukan dengan menggunakan golok. Bangkai kerbau, termasuk kepalanya, diletakkan di padang sebagai tungguan bagi pemiliknya yang sedang "tidur".

Suku Toraja meyakini bahwa arwah membutuhkan kerbau untuk melakukan perjalanan ke Puya dan akan tiba lebih cepat jika ada banyak kerbau yang disediakan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved