Kata Pakar Ekspresi saat Fadly Faisal Muncul ke Publik: Senyumnya Tak Lepas

TRIBUNJAMBI.COM - Setelah menghilang akibat kasus video asusila yang menyeret Rebecca Klopper, Fadly Faisal baru-baru ini muncul kembali di depan publik.

Kemunculannya tersebut menarik perhatian pakar ekspresi yang mengamati gerak-geriknya.

Dalam promo film terbarunya bersama Yuki Kato dan Wanda Hamidah, Fadly Faisal terlihat tersenyum di hadapan kamera.

Namun, gerak-geriknya yang sering mendunduk menjadi perhatian banyak orang.

Pakar ekspresi, Kirdi Putra, menganalisis maksud dari gerakan mendunduk yang dilakukan oleh Fadly Faisal saat itu.

Menurut Kirdi, intensitas Fadly Faisal dalam mendunduk selama promo film tersebut terlihat lebih sering dari biasanya.

"Jumlah ketika dia menunduk lebih dominan," ujar Kirdi Putra seperti yang dikutip dari kanal YouTube SCTV.

Tak hanya gerakan mendunduk, Kirdi Putra juga menyoroti senyuman Fadly Faisal.

Menurutnya, senyuman yang ditampilkan oleh Fadly Faisal terlihat tidak tulus.

"Ketika sempat menoleh dan tersenyum, tarikan senyumannya tidak lepas. Senyuman 'tertahan' yang ditampilkan itu adalah ketika senyum masih ada ketegangan di samping pipinya," jelas Kirdi.

Baca juga: Fadly Muncul Perdana di Publik Usai Video Syur Rebecca Klopper Viral di Media Sosial

Baca juga: Sosok Ini Sebut Fadly Selalu Dampingi Rebecca Klopper

Baca juga: Profil dan Biodata Rebecca Klopper, Pacar Fadly Faisal Tersandung Skandal Video Syur 47 Detik

Pada umumnya, senyum yang tulus akan menunjukkan garis di wajah. Namun pada ekspresi Fadly Faisal, tidak terlihat adanya garis senyum yang jelas.

"Kalau misalnya senyum lepas, pasti ada garis yang terlihat jelas. Nah, itu tidak terlihat dari Fadly," ucapnya.

Berdasarkan analisisnya, Kirdi Putra menyimpulkan bahwa Fadly Faisal merasakan posisi yang tegang saat itu.

Meskipun tidak terlihat gugup, tetapi terdapat ketegangan pada ekspresinya.

"Posisi tegangnya dia ini lebih cenderung kepada sesuatu yang terjadi pada kepalanya dia. Lebih tidak keluar, karena bukan tipe orang yang peduli apa yang diomongin orang ke dia tapi apa yang dipikirkan di kepalanya dia," tambah Kirdi.