Hari Kebebasan Pers Sedunia

Hari Kebebasan Pers Sedunia, AJI Jambi Diskusikan Peran Media Suarakan Kelompok Marginal

AJI Jambi bersama Perkumpulan A-Hi dan Pundi Sumatra menggelar diskusi bertajuk "Menilik Peran Media di Jambi, Menyuarakan Suara Kelompok Marginal

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
IST
Diskusi Hari Kebebasan Pers Sedunia bersama AJI Jambi, lembaga Perkumpulan Alam Hijau (A-Hi), dan Pundi Sumatra, Sabtu (13/5/2023) 

Ia pun mengatakan belum banyak media massa dan jurnalis yang mempublikasi persoalan penting yang dihadapi SAD. Baru beberapa tahun terakhir ini Dewi melihat sejumlah media massa yang menyuarakan kaum termarjinalkan tersebut.

"Kenapa kaum media ini lebih cenderung berita-berita yang hot? Seperti kejadian terkait saudara kita SAD. Tapi hal baik tidak terekspos. Padahal perjuangan kita bagaimana mereka bisa diterima masyarakat luas. Banyak sekali perubahan yang baik. Akhirnya mungkin 3 tahun terakhir ini, sudah mulai ada kaum media yang menyuarakan," ujarnya.

Hari Kebebasan Pers Sedunia, AJI Jambi 1 14052023
Hari Kebebasan Pers Sedunia, AJI Jambi (1)

Media Massa dan Jurnalis Seharusnya Jadi Harapan Kelompok Minoritas

Diakui AJI Jambi, sejumlah media massa yang bertumbuh di Jambi justru banyak yang belum siap untuk bersetia pada prinsip-prinsip jurnalistik dalam mengabarkan isu-isu terpinggirkan yang melibatkan kelompok minoritas dan rentan.

Akibatnya, kelompok-kelompok marjinal semakin terdesak di ruang digital lantaran media daring malah bukan ruang yang aman bagi mereka.

Liputan isu terpinggirkan kurang mewakili suara-suara kelompok rentan. Media lebih cenderung memberi tempat bagi narasumber elit seperti para pejabat, aparat, dan tokoh yang mewakili kelompok mayoritas.

Dalam riset Remotivi, menyebutkan bahwa media cenderung menjadikan kelompok minoritas sebagai objek pemberitaan yang mengedepankan sensasi.

"Kelompok marjinal sendiri tidak mempunyai sumber daya untuk membayar media menuliskan mereka. Sehingga media menggunakan sensasi sedikit untuk mendulang pembaca," kata Suwandi, salah satu narasumber dari AJI Jambi.

Selain itu, dalam upaya mendapatkan berita kaum termarjinalkan seperti SAD, para jurnalis masih terkendala minimnya dana. "Perlu effort dan dana yang tinggi untuk kita memberitakan Suku Anak Dalam," tutur Suwandi.

Namun, bukan berarti tidak ada harapan. Kata Suwandi masih ada media massa yang terus menyuarakan Orang Rimba walau tidak banyak.

"Penting pula bagiamana jurnalisme di Jambi mempunyai perspektif masyarakat adat. Dengan acara yang kita buat ini, bisa menjadi sesuatu wawasan dan pencerahan untuk kita lebih terbuka untuk masyarakat adat," tuturnya.

"Apalagi di tengah perubahan iklim. Tentu kondisi mereka (kelompok marginal) lebih rentan. Ini harus disadari oleh mereka pengambil kebijakan. Dampak buruknya adanya penyakit."

Ia pun mengatakan jurnalisme warga perlu dikembangkan untuk masyarakat dapat menceritakan kelompoknya sendiri dengan perspektif yang sesuai.

Hari Kebebasan Pers Sedunia, AJI Jambi 1(2)14052023
Hari Kebebasan Pers Sedunia, AJI Jambi (2)

Media dan Jurnalis Perlu Sensitivitas

Wenny Ira selaku akademisi dari Universitas Nurdin Hamzah, menyampaikan media massa dan para jurnalis memerlukan sensitivitas agar dapat menyuarakan kaum termarjinalkan dengan perspektif yang tidak menyudutkan. Kata Wenny, jangan sampai jurnalis menyelipkan opini seperti beberapa berita-berita yang ditemukannya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Tags
AJI Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved