KKB Papua

Kapolda Papua Sebuat Ada Pejabat Lindungi KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri sebut ada pejabat di Papua yang mendukung KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Editor: Darwin Sijabat
Facebook/TNPNB
Ilustrasi KKB Papua. Kelompok ini dilaporkan makin sadis sejak tahun 2021, warga Papua tak segan ditembak depan istri, sementara PNS resah larena ditembaki juga. 

TRIBUNJAMBI.COM - Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri sebut ada pejabat di Papua yang mendukung KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Sehingga untuk saat ini, operasi pembebas pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens menjadi operasi penegakan hukum. 

Penegasan itu disampikan Irjen Mathius D  Fakhiri selaku Kapolda Papua.

Penanganan KKB Papua tersebut karena adanya indikasi pejabat pemerintah daerah (Pemda) di Papua yang terlibat.

Keterlibatan oknum di pemerintahan itu kata Kapolda Papua dalam membantu KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Mathius menegaskan, pihaknya akan melakukan penegakan hukum bagi siapa saja yang mendukung aktivitas KST Egianus, terutama dalam penyanderaan pilot Susi Air.

Hal itu disampaikan Mathius kepada awak media pada Minggu (30/4/2023).

Diketahui, hingga saat ini operasi pembebasan pilot Susi Air masih berlangsung.

Baca juga: Teror KKB Papua Semakin Meningkat. Kapolda Papua: Ada Indikasi KST Egianus Kogoya Dibantu Pejabat

Baca juga: Babe Cabita Ajak Kedua Anaknya ke Sungai Sembahe Deliserdang Sehari Sebelum Diterjang Banjir Bandang

Kapolda mengatakan, upaya penegakan hukum akan dilakukan demi mempercepat operasi pembebasan agar penyanderaan tersebut tidak berlarut-larut.

"Ada beberapa pejabat yang selama ini membantu mereka (KKB Papua kelompok Egianus Kogoya), ini akan kita tegakkan hukumnnya,"

Untuk diketahui bahwa hingga saat ini upaya negosiasi dalam membebaskan Kapten Philip belum berhasil.

Dia menegaskan bahwa nantinya penegakan hukum akan dilakukan demi mempercepat operasi pembebasan pilot Susi Air tersebut.

Sehingga penyanderaan kapten Philip tak berlarut-larut.

Polda Papua juga menegaskan akan mengubah pola penanganan KST Egianus Kogoya menjadi operasi penegakan hukum.

Langkah tersebut segera diambil mengingat tingkat teror KKB Papua semakin meningkat pasca penyanderaan.

"(Polda Papua) makin intensif untuk menelisik, untuk mencari dan melakukan langkah-langkah penegakan hukum tegas di wilayah Nduga,"

Baca juga: Panglima TNI Tegaskan Status Siaga Tempur di Daerah Rawan KKB Papua, Bukan Operasi Militer, Bedanya?

"Baik terhadap orang yang terkait dengan jaringan itu, maupun orang-orang yang selama ini berada di belakang layar untuk mendukung itu," tandasnya.

Kapendam XVII/Cenderawasih Sebut KKB Papua Playing Victim

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman membantah isu Indonesia melakukan pengeboman di wilayah Nduga, Papua seperti yang disebutkan KKB Papua beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan bahwa TNI-Polri tidak mungkin melakukan seperti yang dikatakan KKB itu.

Sehingga dia menegaskan bahwa KKB Papua itu telah menyebar isu yang tidak benar alias hoaks di media sosial.

"Saya mau menegaskan, pemberitaan di medsos soal pemerintah dalam hal ini TNI-Polri melakukan pengeboman di wilayah Nduga itu informasi tidak benar," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman melalui rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Kamis (27/4/2023).

Herman menjelaskan, aparat gabungan TNI-Polri tidak mungkin lakukan pengeboman.

"Tidak mungkin, aparat lakukan pengeboman. Karena, keselamatan Pilot Susi Air kapten Philips Marks Mehrtens dan masyarakat adalah yang utama," ujarnya.

Baca juga: Presiden Dijadwalkan ke Jambi, DPRD Provinsi Jambi Harap Perhatikan Soal Batubara dan Infrastruktur

Menurut Herman, aparat gabungan TNI-Polri bekerja secara profesional dan terukur.

KKB Papua Mainkan Narasi

Herman mengatakan, gerombolan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ini saat ini tengah memainkan narasi.

"Mereka (KKB) saat ini sedang memainkan narasi bahwa korban ada di pihak TNI-Polri, dan itu adalah sebuah playing victim," terangnya.

Tak hanya itu, kata Herman, nyatanya KKB yang melakukan pembunuhan terhadap masyarakat, tukang ojek, tenaga kesehatan, dan pekerja bangunan.

"Bahkan menyerang aparat keamanan yang sedang bertugas dalam operasi pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air Capt Philip Marks Mehtrens," bebernya.

Herman berharap, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dapat segera melepas kapten Philips Marks Mehrten.

"Kami harapkan mereka segera bebaskan kapten Philips, sehingga tidak ada operasi di wilayah Nduga dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya kembali seperti sedia kala,” ucap Herman.

Diberitakan sebelumnya, beredar Video berdurasi 1 menit 38 detik tentang kondisi terbaru Kapten Philips Marks Mehrten yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kogoya sejak Februari 2023 lalu.

Diketahui, Kapten Philips Marks Mehrten merupakan pilot asal dari Selandia Baru yang telah disandera hampir 3 bulan.

Dalam video tersebut, Kapten Philips Marks Mehrten beberkan kondisi terkininya hingga Senin (24/4/2023).

"Selamat siang, hari ini Senin tanggal 24 April tahun 2023 hampir 3 bulan dari waktu Organisasi Papua Merdeka (OPM) tangkap saya di Paro, saya masih hidup , saya makan baik, minum baik," ujar Kapten Philips dalam Video tersebut.

Tak hanya itu, menurut Kapten Philips, dia masih dalam kondisi baik.

"Disini, kita duduk bersama, jalan bersama, istirahat bersama. Tidak ada masalah," ujarnya.

Kata Kapten Philips, Indonesia semestinya tidak melepas BOM didaerah yang dilalui OPM saat menyanderanya.

"Indonesia lepas bom disini, itu bahaya. Tidak usah lepas bom, karena itu bahaya untuk saya, dan orang-orang disini," terangnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Fuji Disebut Cewek Sasimo, Eks Thariq Halilintar: Aku Tidak Peduli!

Baca juga: Gaya Prilly Latuconsina Liburan di Labuan Bajo Disebut Mirip Nagita Slavina Sebelum Menikah

Baca juga: Prediksi Skor Mallorca Vs Athletic Bilbao, Berita Tim Dan Starting XI, Kick Off 00.00 WIB

Artikel ini diolah dari Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved