Kendalikan Inflasi, Pemkot Jambi Berikan Bantuan untuk UMKM dan Petani Cabai

Pemerintah Kota Jambi melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi. Mulai dari memberikan bantuan bibit hingga bantuan untuk kelompok tani.

Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi.com/M Yon Rinaldi
Wali Kota Jambi Syarif Fasha memberikan bantuan untuk pelaku UMKM. 

 

TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI - Pemerintah Kota Jambi melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi.

Satu di antaranya dengan memberikan bibit cabai hingga memberi bantuan kepada kelompok tani di Kota Jambi.

Selain itu untuk pengendalian inflasi, Pemkot Jambi juga memberikan bantuan kepada UMKM. Sudah lebih dari 300 UMKM semenjak awal inflasi di Kota Jambi tinggi.

Pemkot Jambi juga telah menyalurkan subsidi BBM kepada angkutan kota agar tidak menaikkan tarif angkutan.

"Sembako juga akan dilaksanakan operasi pasar," ujar Wali Kota Jambi, Syarif Fasha Senin (11/4/2023).

Baca juga: Petani di Kota Jambi Panen Cabai 4 Ton, Fasha Berharap Inflasi Bisa Terkendali

Sebelumnya, inflasi Kota Jambi bulan Maret alami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi dalam rilis perkembangan Indeks Harga Konsumen bulan Maret, mencatat Kota Jambi mengalami deflasi "month to month" (mtm) yaitu Kota Jambi sebesar 0,16 persen.

Deflasi terjadi disebabkan oleh penurunan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok pengeluaran ini menyumbang andil terbesar dalam pembentukan deflasi Kota Jambi, dengan kontribusi sebesar 0,36 persen atau 0,11 persen dari total deflasi sebesar 0,16 persen. 

Disusul oleh kelompok Perumahan, Air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,21 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 persen dan kelompok transportasi sebesar 0,35 persen. Meskipun angkanya kecil, kenaikan pada kelompok-kelompok ini tetap memiliki dampak yang penting. 

Deflasi merupakan kondisi di mana harga-harga secara keseluruhan cenderung menurun, sehingga nilai uang mengalami kenaikan. Deflasi bisa memberikan efek positif bagi konsumen karena mampu meningkatkan daya beli uang. Namun deflasi bisa jadi pisau bermata dua, yang berarti bisa merugikan atau berdampak negatif, terutama dalam hal ini produsen barang atau penyedia jasa. 

Deflasi yang terjadi secara tajam atau terus menerus bisa merugikan aktivitas jual beli. Penurunan harga barang dan jasa seringkali membuat produsen atau penyedia jasa mengalami kerugian karena penjualan tak mampu menutup biaya produksi maupun biaya operasional.

Jika deflasi semakin parah, tak jarang produsen atau penyedia jasa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk mengurangi beban. Semakin tinggi deflasi, semakin tinggi pula potensi PHK tenaga kerja. Itu sebabnya, deflasi adalah seringkali dikaitkan dengan kondisi resesi. Deflasi seringkali terjadi saat kondisi perekonomian melesu. Roda perekonomian yang melambat terjadi karena permintaan atas konsumsi dan investasi yang anjlok.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved