Misteri Kematian Bripka Arfan Saragih

Update Misteri Kematian Bripka Arfan Saragih, Kapolda: Bunuh Diri Sudah Direncanakan Sejak Desember

Anggota Polres Samosir, Polda Sumatera Utara, Bripka Arfan Saragih (AS) diduga sudah merencanakan bunuh diri sejak Desember 2022 lalu.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
Anggota Polres Samosir, Polda Sumatera Utara, Bripka Arfan Saragih (AS) diduga sudah merencanakan bunuh diri sejak Desember 2022 lalu. 

TRIBUNJAMBI.COM - Anggota Polres Samosir, Polda Sumatera Utara, Bripka Arfan Saragih (AS) diduga sudah merencanakan bunuh diri sejak Desember 2022 lalu.

Dia merencanakan hal tersebut dengan meminum sianida usai ketahuan menggelapkan pajak kendaraan sebesar Rp 2,5 miliar.

Rencana korban tersebut dikatakan Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak.

Kapolda mengatakan, Bripka AS merencanakan bunuh diri setelah ketahuan menggelapkan pajak dengan mencari penjual sianida pada 19 Desember 2022.

Kemudian, pada 22 Januari 2023, Bripka AS membeli sianida secara online.

Penjualnya berada di Bogor, Jawa Barat.

Bripka AS memesan sianida dengan nama "Potas".

"Bahwa sejak tanggal 19, setelah mengalami masalah itu, Bripka AS, sudah browsing untuk mengenali sianida, bunuh diri, dengan HP yang ditemukan di TKP," kata Panca Putra Simanjuntak, saat konferensi pers di Mapolda Sumut, Selasa (4/4/2023).

Baca juga: Racun Sianida Dipesan Setelah HP Bripka Arfan Saragih Disita Kapolres Samosir

Baca juga: Berikut Asal Para Korban Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara: Ada Sepasang Kekasih

Kemudian pada 23 Januari atau sehari setelah pemesanan, Bripka AS dipanggil oleh Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman untuk menjelaskan perihal penggelapan pajak tersebut.

Ponsel Bripka AS disita, tapi belum diperiksa.

"Namun, saat proses itu tidak dilakukan pemeriksaan terhadap handphone," katanya Panca.

Sianida sampai di tangan Bripka AS pada 30 Januari.

Temuan ini diperkuat dari pemeriksaan terhadap penjual sianida dan kurir.

Kurir mengaku mengantar racun itu ke kantor UPT Samsat Pangururan dan diterima langsung oleh Bripka AS.

Kemudian, pada 6 Februari 2023, Bripka AS meminum racun sianida dan ditemukan tewas di tebing curam yang berada di Dusun Simullop, Desa Siogung-ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.

Uang dikembalikan Panca mengatakan, sebelum tewas, Bripka AS sempat mengembalikan sebagian uang yang dia gelapkan.

Setelah itu, Bripka AS dipindahkan ke bagian Dalmas Polres Samosir.

Diberitakan sebelumnya, Bripka Arfan Saragih (AS) ditemukan tewas di tebing curam di Dusun Simullop, Desa Siogung-ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Senin (6/2/2023).

AS diduga bunuh diri dengan cara meminum sianida setelah ketahuan terlibat dalam penggelapan pajak senilai Rp 2,5 miliar.

Baca juga: Bripka Arfan Saragih Tewas Misterius, Ini Permintaan Hotman Paris Pada Kapolri

Kematian Bripka AS dinilai janggal oleh pihak keluarga. Mereka kemudian melapor ke Polda Sumut dan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan 274 orang terkait kematian AS dan penggelapan pajak.

Belakangan, Polda Sumatera Utara menyimpulkan bahwa Bripka AS tewas karena bunuh diri, bukan dibunuh.

Sementara, dalam penggelapan pajak, selain Bripka AS, ada empat pegawai honorer di UPT Samsat Pangururan yang diduga terlibat.

Racun Sianida Dipesan Setelah HP Bripka Arfan Saragih Disita Kapolres Samosir

Kasus kematian Bripa Arfan Saragih, semakin terungkap kejanggalan dalam peristiwa ini, terutama soal pemesanan racun sianida secara online.

Saat konfrensi pers bulan lalu, tepatnya pada 20 Maret 2023, Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP Natar Sibarani mengatakan sianida itu dipesan pada 23 Januari 2023 dengan metode pembayaran COD.

Sementara dari prarekonstruksi yang dilakukan oleh Polda Sumut, pada 23 Januari itu telah dilakukan penyitaan HP Arfan Saragih oleh Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman.

Setelah melakukan penyitaan, HP Arfan Saragih kemudian diberikan Kapolres ke Kasi Propam Polres Samosir, AKP Tito.

Kronologi ini memperkuat dugaan keluarga Arfan Saragih, bahwa racun sianida itu dipesan oleh pihak lain.

Kurir yang membawa racun sianida itu kini telah diperiksa penyidik dari Polda Sumut.

Keterangan kurir ini jadi sangat penting, karena model transaksinya pakai sistem cash on delivery, atau barang dibayar setelah diterima pembelinya.

Pengiriman barang dari Bogor menggunakan jasa ekspedisi JNT, dan diterima oleh pemesannya pada malam hari di kantor Samsat di Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Baca juga: Misteri Kematian Bripka Arfan Saragih - Penggelapan Pajak Kendaraan, Ancaman hingga Ancaman

"Kurir sudah diperiksa untuk menggali keterangan dan kesesuaian," kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, pada Sabtu (1/4/2023)

Tapi dia tak menjelaskan lebih detail hasil keterangan pemeriksaan kurir tersebut.

Dia menyebut Polda Sumut sudah temukan kurir yang mengantar sianida itu.

Kapolda Sumut, Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan akan menyampaikan perkembangan nantinya secara utuh dan terbuka.

"Semuanya sedang berjalan saat ini. Kalau ini sudah selesai proses penyelidikannya dan utuh, akan kami sampaikan secara terbuka," kata Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak.

Mahasiswa Desak Kapolres Dinonaktifkan

Mahasiswa dari Perhimpunan Mahasiswa Samosir, melakukan aksi yang mendesak agar Kapolres Samosir dinonaktifkan.

Permintaan disampaikan mahasiswa berkenaan proses penyelidikan kasus penggelapan pajak dan kematian Bripka Arfan Saragih.

Menurut mahasiswa, proses penonaktifan AKBP Yogie Hardiman perlu dilakukan. Tujuannya, agar proses pemeriksaan berjalan lancar.

"Polisi harus mengungkap penggelapan pajak yang terjadi di Samosir," kata Ketua Perhimpunan Mahasiswa Samosir, Sirdo Sagala, Rabu (29/3/2023).

Dia menyebut masih ada terduga dalang lain yang belum ditangkap dan dipenjarakan polisi.

Baca juga: Bripka Arfan Saragih Bukan Bunuh Diri Setelah Terseret Penggelapan Pajak Kendaraan, Dibunuh?

"Masih adanya dugaan dalang-dalang atau oknum itu harus diungkap," kaata Sirdo.

Sampai detik ini, belum ada satupun tersangka lain yang ditahan Polda Sumut.

Dikhawatirkan, para pelaku yang dibiarkan tidak ditahan ini bisa menghilangkan barang bukti.

Sebab, mereka yang sudah jadi tersangka merupakan orang-orang yang berada di dalam lingkaran kasus penipuan dan penggelapan pajak tersebut.

"Banyak dugaan-dugaan ada keterlibatan beberapa pihak, dan juga kami menganggap Polres Samosir tidak mampu mengusut secara tuntas kasus ini. Kami minta dinonaktifkan selama penyelidikan," kata Sardo.

Dalam aksinya, mahasiswa datang membentangkan spanduk di depan pintu masuk markas Polda Sumut.

Mereka berorasi di hadapan puluhan personel polisi yang melakukan penjagaan.

Kemudian, mereka meletakkan spanduk ke aspal yang bertuliskan agar polisi mengusut tuntas kematian Bripka Arfan Saragih, anggota Sat Lantas Polres Samosir yang tewas katanya minum racun sianida usai ketahuan tilap uang pajak kendaraan bermotor Rp 2,5 miliar.

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Rizky Billar Lagi-lagi Sindir Netizen yang Menyebutnya Numpang Hidup dengan Lesti Kejora

Baca juga: Raffi Ahmad Tak Panik Walaupun Dituding Terlibat Kasus Pencucian Uang Rafael Alun: Gua Santai Aja

Baca juga: Ini Daftar 9 Penyebab Puasa Ramadhan Batal

Baca juga: Berikut Asal Para Korban Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara: Ada Sepasang Kekasih

Artikel ini telah diolah dari Kompas.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved