Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 16 Maret 2023 - TUHAN yang Menciptakan Langit dan Bumi

Bacaan ayat: Keluaran 6:1 (TB) Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Akulah TUHAN... "

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen 16 Maret 2023 - TUHAN yang Menciptakan Langit dan Bumi

Bacaan ayat: Keluaran 6:1 (TB) Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Akulah TUHAN... "

Oleh Pdt Feri Nugroho

Secara etimologi, kata 'tuhan' dalam Bahasa Melayu merujuk pada kata 'tuan'; kata ini ditujukan kepada manusia, atau hal-hal lain yang memiliki sifat menguasai, memiliki, atau memelihara.

Digunakan pula untuk menyebut seseorang yang memiliki derajat yang lebih tinggi, atau seseorang yang dihormati.

Dalam perkembangan selanjutnya, kata tersebut dipakai untuk menunjuk pada sesembahan dan untuk membedakannya maka berubah menjadi 'tuhan'.

Dalam terjemahan Alkitab, kata tersebut dipakai untuk menterjemahkan kata yang berbeda-beda.

Kata 'TUHAN' (dengan huruf besar semua) merujuk pada kata Ibrani yang terdiri atas empat huruf yaitu YHWH, yang merupakan nama diri Sesembahan yang menyatakan diri kepada Musa dan diterjemahkan sebagai 'AKU ADALAH AKU' (Keluaran 3:14).

Kata 'Tuhan' (dengan satu huruf besar di depan) merujuk pada kata Adonai (Ibrani) dan Kurios (Yunani). Sedangkan kata 'tuhan' (tanpa huruf besar) merujuk pada sesembahan bangsa-bangsa lain.

Untuk kesekian kalinya, Musa mendapatkan tugas pengutusan dari Sesembahan yang menyatakan diri, "Akulah TUHAN... ".

Pernyataan awal ini penting untuk memberikan informasi bahwa Sesembahan yang menyatakan diri ini berbeda dengan sesembahan bangsa lain disekitarnya.

TUHAN yang menyatakan diri ini adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Ia adalah Sesembahan yang memelihara segala yang diciptakan-Nya. Ia berdaulat mutlak atas kehidupan sehingga menuntut ketaatan mutlak dari manusia yang telah diciptakan-Nya.

Ketika manusia memberontak dan memilih tidak taat, Ia pula yang merancang penyelamatan; bahkan Ia sendiri yang pada klimaksnya menjadi Juru Selamat dan Penebus bagi segala yang diciptakan.

Pengenalan ini sangat penting, mengingat Musa berhadapan dengan bangsa besar yang harus ia pimpin menuju tanah perjanjian yaitu Kanaan.

Bagi Musa seorang diri, pasti akan berat menanggung tugas tersebut mengingat bangsa yang harus ia pimpin adalah bangsa yang tegar tengkuk dan bebal.

Belum lagi ia harus berhadapan dengan penguasa Mesir yang diyakini sebagai pemilik kuasa atas seluruh Mesir.

Jika ada sesembahan lain yang hendak berhadapan dengannya, tentu sesembahan tersebut harus lebih berkuasa darinya.

Itu sebabnya sepuluh tulah cukup bagi TUHAN untuk menyatakan ke-Mahakuasaan-Nya atas segala yang ada.

TUHAN yang demikian ternyata menyatakan diri sebagai Bapa. Apalagi saat mengingat doa yang diajarkan Yesus, 'Bapa kami yang di sorga... ', bukankah itu cukup bagi kita untuk menjalani kehidupan dalam ketenangan?

Sebagaimana TUHAN menyatakan diri kepada Musa dan mengutusnya, demikian juga hal yang sama berlalu bagi kita. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi berkenan memakai kita untuk membawa Kabar Baik.

Tentu bukan karena Dia membutuhkan kita. Ia cukup pada diri-Nya sendiri.

Ia melibatkan kita, karena anugerah. Ia berkenan memberikan kasih karunia kepada kita untuk terlibat dalam karya penyelamatan. Itu sebabnya, tidak pada tempatnya jika kita saling menyombongkan diri atau merendahkan satu sama lain.

Setiap kita adalah rekan kerja-Nya dan pada saat yang sama setiap kita adalah rekan kerja di dalam Dia.

Mari lakukan tugas pengutusan dengan sebaik-baiknya, sehingga hanya nama TUHAN yang dipermuliakan. Amin

Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Palembang Siloam

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved