Kunci dan Jawaban

Pemimpin Idolaku, Pemimpin yang Jujur, Kunci Jawaban Kelas 6 Tema 7 Halaman 96 dan 97

Berikut pembahasan soal soal dan kunci jawaban SD materi kelas 6 tema 7   halaman 96 dan 97

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Buku Tematik Kelas 6 Tema 7
Pemimpin Idolaku 

TRIBUNJAMBI.COM - Simak soal dan kunci jawaban SD materi kelas 6 tema 7   halaman 96 dan 97.

Materi ini mengulas tentang  Pemimpin Idolaku, Pemimpin yang Jujur.

Baca dengan seksama artikel ini sebelum mengerjakan tugas.

 Pemimpin Idolaku Pemimpin yang Jujur

Ida, teman sebangku aku. Mungil, berkulit hitam manis, tidak banyak
bicara, dan pandai. Ia seorang anak yang sederhana. Ayahnya sudah lama
meninggal. Ia hidup bersama ibu dan adiknya.
Ida anak yang sangat pandai. Nilai-nilainya yang selalu bagus, memberinya
kesempatan meneruskan sekolah tanpa biaya. Semua buku pelajaran
dan perlengkapan ditanggung oleh sekolah. Ida tak pernah malu dengan
kondisi keluarganya. Bahkan ia semakin rajin belajar dan terus berprestasi.
Ida juga selalu menjadi tempat bertanya jika teman-temannya mengalami
kesulitan dalam pelajaran. Teman-teman memilih Ida sebagai ketua kelas.

Baca juga: Kegiatan yang Dilakukan Dengan Musyawarah, Kunci Jawaban Kelas 6 Tema 7 Halaman 95

Baca juga: Semangat Bermusyarah, Kunci Jawaban SD Kelas 6 Tema 7 Halaman 94

Baca juga: Menentukan Ide Pokok Naskah, Kunci Jawaban Kelas 4 Tema 7 Halaman 31


Pandai, tenang, dapat berkomunikasi dengan baik, serta mampu menjaga
ketertiban kelas menjadi modal utamanya.

 

Hari ini, Ibu Tati mengingatkan tentang ulangan matematika. Sebagian
siswa tidak siap. Termasuk Gugut, si jagoan bola, yang duduk di belakang
kami. “Waduh, saya belum belajar, Bu! Kemarin, saya seharian bermain
bola sampai sore. Pulang ke rumah langsung tidur, Bu!” protesnya.
Ulangan tetap berlangsung. Gugut resah. Ia menengok ke kiri dan ke
kanan. Tiba-tiba, ditendangnya kursi Ida dari belakang. “Ssstt..Ida! Bantu
aku dong! Geser sedikit ke kiri, agar aku bisa melihat jawaban di kertas
ulanganmu!” pinta Gugut.
Ida tak bergeming. Ia hanya menggelengkan kepala pelan, tanpa menengok
ke belakang. Gugut mengganggunya lagi.
“Ayo dong, Ida. Sekali ini saja. Nanti aku beri kamu uang sepuluh ribu
rupiah. Kamu bisa jajan kue di kantin” rayunya.
Gugut tahu benar Ida tidak pernah jajan di kantin. Ibunya tidak memberinya
bekal uang jajan. Ida selalu membawa sebungkus nasi dan lauk dari rumah.
Namun, di luar dugaan Gugut, Ida tidak terusik. Sekali lagi, ia menggeleng
pelan. Sampai waktu berakhir, Gugut terpaksa menyerahkan kertas
ulangannya dengan lunglai.
Pada waktu istirahat Ida menghampiri Gugut.
“Maaf ya, Gugut. Aku bukan tidak ingin membantumu. Menyontek dan
memberi contekan kepada teman, adalah perbuatan tidak jujur. Bahkan,
perbuatan tersebut bisa dianggap sebagai korupsi kecil-kecilan” katanya
kepada Gugut.
“Ah, Ida. Masa menyontek sekali saja dianggap korupsi? Setahuku korupsi
nilainya milyaran, dan hanya dilakukan oleh pejabat berkuasa” kata Gugut.
“Gugut, justru kita harus melatih diri. Korupsi dan menyontek sama-sama
mengambil hak orang lain. Bernilai kecil atau besar, tetap saja tidak jujur.
Kita membiasakan diri bertingkah laku lurus, mudah-mudahan ketika
besar nanti kita tidak akan tergoda untuk melakukan korupsi. Dalam
bentuk apa pun!” Ida menambahkan dengan panjang lebar.
Aku dan teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan percakapan Ida
dan Gugut terdiam setuju. Memang tidak salah kami memilih Ida sebagai
pemimpin di kelas. Tidak sekadar pandai, Ida juga patut dijadikan teladan.


Buatlah pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang cerita di atas. Berikan
pertanyaanmu kepada teman di sebelahmu untuk dijawab. Tulislah
pertanyaanmu pada tempat di bawah ini.

Jawaban

1. Siapa saja tokoh pada cerita di atas?

 
2. Siapa yang mengikuti ulangan matematika?

 

3. Apa yang dilakukan Gugut pada saat ulangan?

 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved