Memancing dan Camping di Alam Bebas Tanjabtim Penuh Tantangan

Kabupaten Tanjung Jabung Timur, menjadi tempat favorit untuk wisata menikmati momen memancing yang harus di kunjungi di Provinsi Jambi.

Penulis: Rifani Halim | Editor: Teguh Suprayitno
ist
Udang Capit Biru Hasil pemancing di Tanjabtim target utama pemancing udang 

TRIBUN JAMBI. COM, MUARA SABAK-Memancing bagi sebagian orang adalah hobi yang sangat mengasyikan, bagi sebagian orang memancing adalah kegiatan yang sangat membosankan karena mesti menunggu berjam-jam agar umpan dimakan oleh ikan.

Kabupaten Tanjung Jabung Timur, menjadi tempat favorit untuk wisata menikmati momen memancing yang harus di kunjungi di Provinsi Jambi. Berbagai jenis ikan payau ataupun ikan laut di perairan pesisir timur provinsi Jambi dan lepas pantai siap menangkap umpan para pemancingan. 

Momen memancing di kabupaten Tanjung Jabung Timur banyak menyediakan pilihan, dari memancing di area rawan buaya hingga memancing ke lautan biru melepas penat hidup untuk sekedar menyalurkan hobi sambil Refreshing. 

Menurut Adi Rahadyan (50) maniak pemancing asal  kota Jambi yang rutin ke Tanjung Jabung Timur untuk memancing sejak 20 tahun silam. Wilayah perairan ini banyak menyimpan banyak jenis ikan maupun udang. 

Untuk lokasi memancing udang biasanya, Adi memancing di Muara Sabak Seberang di tepi sungai Batanghari Tanjung Jabung Timur. Undang di area cukup besar dan sangat semangat ketika menarik tali pancing. 

"Beberapa waktu ini, di Muara Sabak Timur atau Sabak Seberang sedang musim udang setiap sabtu beberapa minggu ini kami pegi touring pakai motor kesana. Wilayah paling banyak udang di depan Hotel Shanti Sabak Seberang, Teluk Majelis dan Dendang," kata Adi yang hobi memancing di Tanjung Jabung Timur sejak tahun 2000.

Memancing di alam bebas Tanjabtim
Memancing di alam bebas Tanjabtim.

Memancing yang membutuhkan keberanian dan banyak tantangan bagi para pemancing berada di kecamatan Dendang, wilayah tersebut memang identik dengan banyak ikan air payau. Namun, tak sedikit predator seperti buaya dapat membayahakan pemancing. 

"Untuk saat ini di Dendang sudah ada papan peringatan, bagi pemancing pemula di wilayah sungai-sungai kecil di Dendang dan dapat mengetahui wilayah ini merupakan sarang buaya karena hampir seluruh spot mancing di Dendang ada buaya," ujarnya. 

Karena habitat buaya,  wilayah tersebut memiliki banyak ikan dan udang yang banyak, telebih disana juga wilayah aliran sungai Batanghari yang menyimpan banyak ikan khas BatanghariBatanghari seperti ikan Patin, Juaro,  Gulamo, Sembilang. 

"Ikan Sembilang berada di air payau atau antara air asin dan air tawar.  Untuk ukuran ikan seperti ikan Juaro tidak terlalu besar, tidak sampai 1 kg kalau kami dapat yang agak besar itu ikan Gimang atau Sembilang sebesar betis orang dewasa. Warga lokal di Sabak Seberang sering dapat  Patin di atas 10 kg," katanya. 

Selain Sabak Seberang dan Kecamatan Dendang, pemancing juga sering memancing di kecamatan Kuala Jambi, yakni di Teluk Majelis, Kuala Lagan. 

Jenis-jenis umpan harus sesuai dengan apa yang dipancing, untuk umpan ikan itu bisa menggunakan pumpun atau cacing nipah, untuk udang bisa menggunakan cacing merah atau udang beras. 

Jika ingin memancing menggunakan pompong, para pemancing harus merogo kocek sebesar 300 ribu rupiah dengan waktu dari pagi hingga sore hari. 

"Kalau pakai pompong kita punya target udang, kalau dapat ikan kita kasih ke pemilik pompong dan kita pinjamkan alat pancing juga untuk hiburan meraka dan mempersiapkan logistik seperti makan, minum dan rokok. Untuk peralatan pancing kita harus mempersiapkan cadangannya jika ada yang rusak atau tali kusut kita tinggal gunakan cadangan," terangnya. 

Adi menceritakan, bersama rekan-rekan dari kota Jambi sering kali memancing hingga dua malam. Paling sering sambil menginap di alam bebas dilakukan di Makam Orang Kayo Hitam, di kecamatan Berbak. Untuk lokasi paling jauh di kecamatan Sadu, tepatnya di Air Hitam Laut. 

"Dermaga disana cukup luas, jadi kami saat memancing disana dialam liar tanpa tenda tanpa alas. Karena kami fokus mancing tapi bawa perlengkapan masak dan logistik, seperti kompor kecil, bawa mie, kopikopi serta peralatan-peralatan pancing dan senter," ceritanya. 

Saat memancing dilaut, para pemancing harus mempersiapkan uang berkisarar sebesar 2.5 juta untuk menyewa pompong satu hari satu malam, titik keberangkatan berada di kecamatan Mendahara hanya lima orang, jika lebih akan terganggu antar tali pancing satu sama lain. Para pemancing tidak perlu membawa kompor atau perlengkapan masak lainnya, cukup membawa peralatan mancing dan logistik. Namun, bisa saja meminta pemilik pompong untuk mempersiapkan segalanya. 

"Pergi habis sholat Dzuhur dari tititik keberangkatan di Mendahara, sampai titik mancing magrib di lautan biru. Hasilnya memang tidak sebanding dengan uang yang dikeluarkan karena hobi, ikan yang didapat kadang pari paling besar 15 kg ada juga ikan grot, ikan bersisik. Rata-rata di pompong kita bawa boks berisi es yang disiapkan oleh pemilik pompong jadi hasil laut kita bawa pulang semua," sebutnya. 

Untuk di laut, pemilik pompong sudah mempersiapkan umpan yakni janjang karena umpan itu hanya ada di area tambak udang. Jangjang tersebut tidak dijual kecuali pemancing mengunakan pompong mereka. 

"Titik spot mancing di laut juga yang mengetahui hanya orang pompong, kordinat dia yang pegang dia tak mau kasih kordinat ke orang lain,  rahasia nelayan setempat," katanya. 

Adi berpesan, jika ingin memancing siapakan umpan yang sesuai yang ingin dipancing, kemudian alat pancing dan cadangan atau berlebih dan selalu waspada memancing di alam, jangan takabur saat memancing

 

 

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved