Pemilihan Presiden 2024

Golkar Tetap Usung Airlangga Jadi Capres Walau Elektabilitas Rendah, Nurul Minta Masyarakat Cerdas

Diketahui, hasil Survei Voxpopuli Research Center elektabilitas Airlangga Hartarto masih sebesar 1,3 persen

Editor: Rahimin
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto. Golkar Tetap Usung Airlangga Jadi Capres Walau Elektabilitas Rendah, Nurul Minta Masyarakat Cerdas 

TRIBUNJAMBI.COM - Hasil sejumlah lembaga survei menunjukkan elektabilitas ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai bakal calon presiden masih rendah.

Namun, walaupun elektabilitas masih rendah, Partai Golkar tetap ngotot mengusung Airlangga Hartarto maju menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Diketahui, hasil Survei Voxpopuli Research Center elektabilitas Airlangga Hartarto masih sebesar 1,3 persen.

Angka itu jauh dibandingkan Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan yang di atas 20 persen.

Elektabilitas Airlangga Hartarto hanya terpaut tipis dengan nama-nama seperti Ridwan Kamil 5,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,6 persen dan Sandiaga Uno 4,1 persen.

Lalu, Puan Maharani 3,9 persen, Erick Thohir 3,1 persen, Khofifah Indar Parawansa 2,4 persen, Andika Perkasa 1,5 persen, Mahfud MD 1,1 persen dan Yenny Wahid 1 persen.

Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 17-23 Desember 2022, kepada 1200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Margin of error survei sebesar kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin bilang, keputusan pengusungan Airlangga Hartarto sudah bulat lantaran melalui musyawarah nasional internal partai.

"Calon presiden dari Golkar cuma satu yaitu Airlangga Hartarto. Sesuai keputusan munas kita konsisten mengusung Airlangga Hartarto juga kami tidak geming," katanya saat menghadiri diskusi di Jakarta Selatan, Sabtu (14/1/2023).

Nurul Arifin bingung dengan masyarakat yang mudah terpukau dengan popularitas yang tinggi untuk menjadi capres.

Padahal kapabilitas dan kompetensinya disebut masih dipertanyakan.

Nurul Arifin mengimbau masyarakat tidak mudah terpesona dengan tokoh yang memiliki popularitas yang tinggi.

Bisa jadi, katanya, popularitas itu didapatkan dengan cara yang patut dipertanyakan.

"Justru ini menjadi imbauan saya semuanya bahwa jangan selalu terpesona terhadap fisik ataupun pada sesuatu yang populer. Popularitas itu juga kita tidak tau alami ataukah itu engine. Itu kita pertanyakan. Kita tidak tau media bermain, orang bermain, semuanya sehingga membentuk kapitalisasi dan euforia yang sama," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved