Pergantian Menteri
Isu Reshuffle Mencuat, Pengamat Nilai Wajar Parpol Pendukung Jokowi Desak Nasdem Keluar dari Koalisi
Isu reshuffle atau perombakan kabinet di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin muncul ke publik
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ali mengatakan ketika menteri dari Partai NasDem dicopot dari Kabinet Indonesia Maju mungkin kinerjanya tidak cakap dalam membantu Presiden Jokowi.
"Kalau kemudian (Menteri) NasDem direshuffle oleh pemerintah saya menganggap mungkin kader NasDem dianggap tidak cakap dalam membantu Jokowi," kata Ali, Sabtu (24/12/2022).
Kendati demikian, Ali menegaskan reshuffle merupakan hak prerogatif Jokowi yang tak bisa diganggu oleh siapapun.
"Apa masalahnya buat kami? Kan kewenangan copot dan tidak copot Jokowi. Kalau kemudian dia mencopot apa kami harus berani?" ucap dia.
Terkait peluang menterinya bakal dicopot, Ali lagi-lagi menuturkan bahwa NasDem tak bermasalah karena urusan reshuffle adalah hak Jokowi.
"Apa masalahnya? Itu haknya dia (Jokowi) kok," ungkapnya.
Baca juga: Mantan Panglima TNI, Andika Perkasa Diprediksi akan Ditunjuk Presiden Jokowi Jadi Menteri
Lebih lanjut, ia memastikan NasDem berkomitmen terus mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf hingga 2024.
Terbukti, kata Ali, ketika partai besutan Surya Paloh tersebut mendukung Jokowi sejak periode pertama hingga kedua.
"Kami menjaga komitmen itu mendukung Jokowi sejak awal 2014 (periode pertama) sampai dengan 2024 kan," ungkapnya.
Menurut Ali, komitmen tersebut terus dijaga Partai NasDem hingga pemerintahan Jokowi selesai.
"Nah terjaganya komitmen itu bagi kita enggak bisa dilanggar," tuturnya.
Tanggapan PDIP
Isu reshuffle tersebut pun mengundang reaksi dari Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Perjuangan Saiful Hidayat alias Djarot.
Djarot berharap Jokowi untuk mengevaluasi beberapa menterinya. Apalagi, beberapa tahun terakhir kinerja beberapa menteri dirasa membuat negara mengalami kemunduran.
Djarot pun menyoroti satu contoh saat ini Indonesia masih melakukan impor beras. Padahal dulu, katanya, Indonesia sudah berbicara banyak ihwal swasembada beras.