Asal Mula Pohon Natal yang Dihias Setiap 25 Desember
Pohon Natal identik dengan perayaan Natal. Berbagai pernak pernik jadi hiasan pohon natal.
Disebutkan bahwa Martin Luther dianggap sebagai orang yang mempopulerkan tradisi menyalakan pohon natal.
Pada saat itu, ia menggunakan lilin dan tradisi ini ditularkan oleh imigran asal Jerman ke negara lain.
Cusack menuturkan, dari situlah pohon natal menyebar ke seluruh dataran Eropa ketika abad ke-18.
Baca juga: Resep Ayam Kecap Sederahana, Lumuri Ayam dengan Air Jeruk Nipis dan Garam
Populer di Inggris
Tidak berhenti sampai di tangan para imigran Jerman, kepopuleran pohon natal lantas dilanjutkan oleh Ratu Charlotte.
Adapun, Ratu Charlotte memutuskan untuk menikah pada pertengahan abad ke-18 dengan Raja George III.
Dari situ, sang Ratu membawa tradisi memajang pohon natal ke dalam keluarga kerajaan.
Namun, dekorasi ini semakin populer ketika Illustrated London News mempublikasikan sebuah ilustrasi pada 1848.
Illustrated London News menerbitkan ilustrasi Ratu Victoria dan Pangeran Albert bersama keluarga kerajaan yang berkumpul di dekat pohon Natal yang sudah dihias.
Dari situlah tradisi memajang pohon natal semakin populer dan menyebar ke negara-negara lain.
Pohon natal tiba di Amerika
Pohon Natal kemudian tiba di Amerika sekitar abad ke-18, tapi tahun-tahun sebelumnya sempat dibawa oleh imigran asal Jerman.
Namun, kelompok puritan (orang yang mengedepankan kemurnian dalam agama) sempat melarang tradisi tersebut.
Mereka percaya bahwa pemasangan dan menghias pohon natal berkaitan dengan pagan dan hal-hal yang berbau berhala.
Sampai-sampai, pada 1659 dikeluarkan suatu UU oleh Pengadilan Massachusetts bahwa perayaan Natal selain kebaktian di gereja adalah pelanggaran.