Kasus Pelecehan Seksual Terhadap Mahasiswi Unja di Mata Psikolog; Bisa Saja Bukan Pertama Kali
Di mata Psikolog Ridwan, kasus pelecehan seksual yang dilakukan oknum perawat di Rumah Sakit Raden Mataher Jambi bisa di lakukan
Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Di mata Psikolog Ridwan, kasus pelecehan seksual yang dilakukan oknum perawat di Rumah Sakit Raden Mataher Jambi bisa di lakukan siapa saja dan dimanapun. Baik di tempat tertutup maupun terbuka sekalipun. Biasanya tempat tersebut telah dikuasai oleh pelaku.
Dalam program Mojok Tribun Jambi, akademisi UIN Sultan Thaha Syaifuddin Jambi ini mengatakan salah satu yang membuat kejadian ini bisa terjadi karena pihak korban adalah pihak yang lemah. Biasanya terjadi pada perempuan namun ada juga laki-laki yang menjadi korban.
"Adanya hasrat yang tidak terbendung sehingga pelaku akhirnya berani menyalurkan hasrat tersebut tanpa melihat situasi sehingga dia bisa melakukan di mana saja bahkan di keramaian, beberapa kasus pernah terjadi di bus hingga kereta," ujarnya.
"Ada juga yang menyiapkan tempat khusus yang menurut mereka tempat tersebut aman tanpa gangguan orang lain," tambahnya.
Lebih lanjut, Ridwan mengatakan beberapa kasus yang terjadi, apa bila pelaku sudah berkeluarga biasanya hubungan dengan orang rumahnya tidak harmonis. Namun bisa saja ada fantasi dari pelaku, Untuk kasus terahir ini pelaku biasanya telah mengenal korban terlebih dahulu.
"Terlepas dari aspek manapun penyebab perbuatan ini, kita coba mendalami dari kepribadian pelaku," ujarnya.
Untuk pemilihan tempat pelaku biasanya memilih tempat yang cendrung sepi dan pelaku menyakini hal tersebut. Selain itu pelaku mengenal kondisi tempat tersebut sehingga dia meyakini di tempat tersebut dia bisa melakukan perbuatan tersebut di sana.
Untuk kasus di Rumah Sakit Umum Raden Mataher Jambi ini, dengan memilih lokasi kejadian yang berada di kamar operasi yang notabene bukan tempat yang begitu aman bisa saja ini bukan perbuatan pertama dari pelaku.
"Tidak menutup kemungkinan ini menjadi fenomena yang sudah biasa pelaku lakukan dan biasanya aman, dalam arti kata pelaku pernah melakukan perbuatan ini dan aman-aman saja," ujar Ridwan.
Hal ini bisa terjadi karena tidak mudah bagi korban untuk melaporkan perbuatan asusila. Korban akan berfikiran kejadian ini merupakan aib sehingga akan memalukan keluarga, lingkungan hingga institusi.
"Efek domino ini yang harus kita putus," ujarnya Ridwan
"Tapi ini hanya potensi saja dan belum tentu terjadi," tegasnya agar tidak menjadi bola liat di masyarakat
Kepada korban pelecehan seksual Ridwan menyarankan untuk menceritakan kejadian yang dia alami kepada pihak keluarganya terlebih dahulu.
Suport dari pihak keluarga sangat penting untuk korban pelecehan seksual, Karena korban ada rasa ketakutan sehingga dukungan dari orang tau menjadi penting.
Korban palaku pelecehan juga diminta jangan takut karena di negeri kita ada komisi perlindungan perempuan yang siap membantu.