Bom Astanaanyar
Kapolri Ungkap Pelaku Bom di Mapolsek Astanaanyar Berafiliasi Kelompok JAD
Terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar merupakan residivis kasus serupa bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM - Identitas terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar merupakan residivis kasus serupa bernama Agus Sujatno alias Agus Muslim.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam rilisnya menyebutkan bahwa pelaku merupakan mantan narapidana.
Jenderal Listyo juga menyebutkan bahwa korban meninggal dunia akibat periustiwa bom bunuh diri tersebut ada dua orang.
Selain pelaku, korban meninggal dunia tersebut yakni anggota Polsek Astana Anyar yang sebelumnya kritis akibat peristiwa tersebut.
"Memang betul pagi tadi telah terjadi peristiwa bom bunuh diri mengakibatkan pealku meninggal dunia," kata Kapolri.
"Ada 11 pelaku lain terdiri dari 10 anggota (polisi) dan satu masyarakat yang mengalami luka," ungkap Jenderal Listyo sebagaimana dikutip dalam tayangan breakingnews Kompas TV, Rabu (7/12/2022).
"Satu anggota yang dalam keadaan kritis meninggal dunia,"
Sejauh ini kata Kapolri, pihaknya msih melakukan olah TKP.
"Dari olah TKP kita melakukan pencarian kelompok yang terafiliasi dengan pelaku yang TKP," tegas Kapolri.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap sidik jari, pelaku kata Kapolri dikenal sebagai Agus Sujarno alias Agus Muslim.
Pelaku merupakan seorang residivis kasus serupa.
"Pelaku pernah ditangkap karena peristiwa bom Cecendo dan sempat dihukum 4 tahun," ungkapnya.
Pelaku bebas dari penjara pada Oktober 2021 lalu.
Pelaku juga kata Kapolri berafiliasi dengan JAD Bandung atau JAD Jawab Barat.
Polisi Verifikasi Data Pelaku
Kombes Ibrahim Tompo, Kabid Humas Polda Jabar menyebutkan bahwa beberapa unsur kepolisian telah merapat ke TKP pasca kejadian tersebut.
Pengamanan dilapangan saat ini kata Kombes Ibrahim langsung dipimpin oleh Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana.
Penanganan pasca ledakan dikatakannya terdapat beberapa tahapan yang akan dilakukan oleh tim gegana.
"Tim gegana melakukan sterilisasi dulu dan melakukan pengecekan terkait dengan adanya ledakan," kata Kombes Ibrahim, Rabu (7/12/2022)
"Beberapa data dan informasi yang ada masih dilakukan verifikasi agar dapat kita berikan informasi yang lebih akurat," katanya.
Untuk tempat kejadian di Mapolsek tersebut telah dilakukan pengaman hingga tiga lapis atau tiga ring.
Sementara untuk sekitarnya juga Kombes Imbrahim mengatakan akan dilakukan hal serupa.
Setiap Polsek diimbau untuk meningkatkan kewaspaan terjadinya hal serupa.
Olah TKP, pengecekan informasi, pengolahan dan verifikasi data membutuhkan waktu yang relatif.
"Apabila datanya selesai akan kita informasikan ke publik," kata Kombes Ibrahim dikutip dari tayangan breakinnews Kompas TV.
Sementara untuk informasi terduga pelaku yang beredar di grup whatsapp atau media sosial dikatakan Kombes Ibrahim agar tidak dijadikan sebagai patokan. Sebab sumbernya tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Anggota Polisi Alami Luka
Pelaku bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar tewas ditempat, sementara itu sejumlah orang anggota polisi dilarikan ke RS Polri.
Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Aswin Sipayung menjelaskan kronologi dari ledakan keras yang terjadi di Polsek Astana Anyar pada Rabu (7/12/2022).
Dia menyebutkan bahwa sebelum meledaknya bom tersebut pelaku sempat mengacungkan senjata kepada anggota yang melaksanakan apel pagi.
Kapolres mengungkapkan bahwa terduga pelaku peledakan tersebut tewas ditempat.
"Pelaku pembawa bom tersebut meninggal dunia di lobi Polsek Astana Anyar," katanya dikutip dati tayangan Kompas TV.
Semnetara itu anggota polisi yang menjadi korban peledakan tersebut dikatakan Aswin sebanyak tiga orang.
Saat ini ketiganya telah dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
"Ada tiga orang anggota kami mengalami luka-luka, sekarang sedang dirawat di rumah sakit Polri," ungkapnya.
Pasca kejadian tersebut bahwa situasi di kawasan Mapolsek dalam radius 200 meter telah diamankan dan disterilkan.
"Radius 200 meter sudah kami police line, jadi jalan akses ke Polsek kami tutup dengan police line. Jadi seluruh sekeliling Polsek kami ditutup,"
Saat ini kata Kapolres pihaknya menunggu Tim Jibom dari Satbrimob Polda Jabar untuk memastikan ledakan selanjutnya.
Hingga saat ini identitas pelaku belum didapatkan. Sebab hingga saat ini masih dilakukan pemeriksaan terhadap jenazah pelaku.
Serangan Berafiliasi dengan ISIS, Waspada Serangan Susulan
Pengamat terorisme ingatkan serangan bom bunuh diri susulan dari kelompok terorisme yang berfiliasi ke ISIS.
Pengamat Terorisme, Al Chaidar menyebutkan bahwa serangan terorisme yang terjadi belakangan ini dilakukan oleh kelompok Suriah.
"Bom bunuh diri biasanya memang yang terjadi terakhir terakhir ini dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi dengan ISIS," ujarnya, Rabu (7/12/2022).
Chaidar mengatakan bahwa jaringan teroris yang berafiliasi dengan ISIS di Indonesia yakni Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Dia juga mengungkapkan bahwa yang menjadi target serangan jaringan tersebut adalah pihak keamanan khusunya kepolisian.
"Kelompok JAD ini biasanya melakukan serangan serangan yang ditujukan kepada polisi," kata pengamat dikutip dari tayangan breakingnews Kompas TV.
Kata Chaudar bahwa kelompok tersebut dalam menjalankan aksinya bukan hanya membawa bom saja.
Tetapi para pelaku juga membawa peralatan dapur seperti pisau.
"Sering kali mereka selain membawa bom, juga membawa senjata tajam seprti pisau dapur dan sebagainya," ungkapnya.
"Pelakunya biasanya kalau tidak suami istri dan anak, biasanya wanita dan laki laki. Pelakunya yang laki laki biasanya nanti akan diikuti yang wanita jika sudah berkeluarga,"
"Harus ada kewaspadaan kemungkinan ini akan dilakukan yang perempuan jika dia sudah punya istri, makanya perlu diperlukan identitasnya,"
Dia menyebutkan bahwa serangan bom tersebut merupakan rangkaian dari peristiwa yang terjadi di Pakistan dan Thailand yang terjadi pada beberapa pekan lau.
Baca juga: Kenapa Polisi Jadi Target Bom di Mapolsek Astanaanyar? Ini Penjelasan BNPT