Delta Purna Widyangga, CEO Qiscus yang Pernah Bersekolah di Jambi

Coba tik nama Delta Purna Widyangga di mesin pencari. Anda akan mendapati mesin pencari menyandingkannya dengan nama Qiscus

Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Deddy Rachmawan
TRIBUN JAMBI/IST
Delta Purna Widyangga CEO sekaligus Co-Founder of Qiscus 

Coba tik nama Delta Purna Widyangga di mesin pencari. Anda akan mendapati mesin pencari menyandingkannya dengan nama Qiscus. Maklum saja, Delta Purna Widyangga tak lain adalah Chief Executive Officer atau CEO sekaligus Co-Founder of Qiscus. Siapa nyana, Delta memiliki keterkaitan dengan Jambi.

Nama Qiscus boleh jadi tak familiar bagi khalayak awam. Padahal, start up yang didirikan di Singapura ini menjalin kerja sama dengan Meta, perusahaan pemilik aplikasi yang digunakan banyak orang di berbagai penjuru dunia, WhatsApp.

"Jadi saya terlibat di Qiscus mulai dari awal berdiri hingga sekarang. Membangun ide, pengembangan produk, team building hingga memastikan semua eksekusi berjalan dengan baik saya lakukan semuanya," ujar Delta kepada Tribun belum lama ini melalui surel.

Delta menjelaskan Qiscus adalah omnichannel customer engagement platform yang membantu bisnis untuk membangun Customer Experience (CX) yang relevan bagi konsumen dan terlibat dalam percakapan real time serta berskala besar.

Gampangnya, dengan Qiscus pengguna bisa mengintegrasikan berbagai paltform dalam satu dashboard.

Karena itu tak heran, user Qiscus utamanya adalah perusahaan-perusahaan yang bersentuhan dengan banyak customer.

Aneka perusahaan ini menggunakan Qiscus untuk menjalin komunikasi lebih baik dengan konsumennya. Lihat saja situs Qiscus, sejumlah brand ternama menjalin kerja sama.

Lalu seperti apa sosok Delta sang CEO perusahaan mitra Meta ini? Delta mengaku memiliki kenangan dengan Jambi. Sebab, meski bukan terlahir di Jambi ia selama sekitar empat tahun menetap di Jambi. Bahkan, kendati ia tinggal di Jambi semasa kecil, Jambi masih membekas dalam ingatannya.

Delta menetap di Kota Jambi sejak 1988. Ayahnya yang PNS di Perum Perhutani Solo saat itu dipindahtugaskan ke Dinas Kehutanan Provinsi Jambi.

"Jambi buat saya sangat istimewa karena merupakan awal dari perjalanan merantau di pulau Sumatera. Saya juga merasa Jambi begitu spesial karena merupakan tempat pertama saya menjalani pendidikan di salah satu TK Swasta di Jambi," ujarnya.

Pria berkacamata ini masih ingat ia sekeluarga tinggal di Jalan Mpu Sendok di daerah Broni. Ia dulu bersekolah di TK Xaverius.

"Itu di Xaverius Pasar, karena dekat dengan tempat ibu bekerja," ujarnya seraya mengatakan ibunya ketika itu merupakan guru matematika di SMPN 1 Jambi.

"Sejujurnya saya tidak terlalu ingat dengan masa-masa TK selain bahwa TK ini punya mainan seluncuran (biasanya kami sebut perosotan) yang cukup besar. Tapi fakta bahwa saya yang cenderung manja dan cengeng bisa dan mau bersekolah membuat saya yakin TK Xaverius adalah sekolah yang baik dan menjadi landasan pendidikan saya hingga sekarang," ujar Delta mengenang.

Baca juga: Dinas Kehutanan Provinsi Jambi Ajukan Program Tora Tahun Depan

Kejadian masa kecil Delta yang sering dijemput dan mampir ke sekolah tempat ibunya mengajar, termasuk ketika mereka tinggal di kota lain, ternyata turut membentuk sosok Delta. "Mungkin melihat ibu bekerja dan mengajar ketika itu yang membuat saya selalu bersemangat ketika ada kesempatan mengajar, sharing sebagai pembicara, atau melakukan mentoring," paparnya.


Tekait keberadaan Qiscus, ia bilang hal itu berawal dari keresahan ia dan rekannya mengenai kurangnya representasi perusahaan global yang bergerak di bidang teknologi dari Indonesia dan Asia Tenggara, terutama di pasar produk B2B.

Keresahan itu mendorong merkea untuk menggali dan mengeksplorasi lebih dalam mengenai permasalahan yang dihadapi oleh bisnis.

Dari situ mereka menemukan permasalahan terbesar bisnis adalah masalah komunikasi, baik internal maupun eksternal.

"Kami percaya bahwa dengan komunikasi, bisnis dapat mencapai berbagai goals yang dimilikinya," kata pria yang terlibat di Qiscus mulai dari awal berdiri.

Untuk diketahui Qiscus pertama kali didirikan pada tahun 2013 di Singapura oleh Delta sebagai CEO, Muhammad Md Rahim sebagai COO, dan Evan Purnama sebagai CTO.

Pada awalnya Qiscus dikenalkan sebagai internal messaging app untuk kebutuhan bisnis, namun mereka kemudian memutuskan untuk melakukan pivot dan berganti model bisnis dengan mengembangkan platform In-App Chat SDK pada tahun 2017.

Baca juga: SMPN 1 Kota Jambi Gelar Vaksinasi Covid-19 di Hari Pertama Pembelajaran Tatap Muka

Kemudian di tahun 2018 mereka mulai mendevelop sebuah platform multichannel yang bernama Qiscus Multichannel Chat.

"Sampai akhirnya pada Agustus 2022 kemarin, kami resmi melakukan re-branding menjadi platform Omnichannel Customer Engagement (kemudian disebut dengan Qiscus Omnichannel Chat)," papar Delta.

Di akhir wawancara dengan Tribun, Delta memberikan pandangannya mengenai bagaimana sebuah usaha rintisan atau stratup dapat bertahan. Kata dia, setidaknya ada empat komponen penting yang harus dimiliki usaha rintisan; ide, produk, tim dan eksekusi.

"Ide yang bagus yang mencerminkan market besar dan timing yang tepat, produk yang bagus bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan baik, team yang solid dan terus berkembang serta eksekusi yang bagus agar terus bertumbuh sehat. Eksekusi ini juga erat kaitannya dengan pentingnya pengembangan ekosistem seperti yang saya sebut sebelumnya. Empat hal ini adalah komponen pengembangan startup yang sangat bisa dan harus kita kontrol dengan baik," pungkasnya. (deddy rachmawan)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved