Terkuak ada Kemenyan dan Mantra di Rumah Sekeluarga yang Tewas di Kalideres

Di lokasi tewasnya satu keluarga di Kalideres, Polisi menemukan buku lintas agama, mantra, dan kemenyan

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Kolase Tribunjambi.com
Pasca temuan mayat sekeluarga di Kalideres, kini polisi temukan kemenyan 

TRIBUNJAMBI.COM - Polisi menemukan buku lintas agama, mantra, dan kemenyan di lokasi tewasnya satu keluarga di Kalideres.

Temuan itu jadi petunjuk penyebab tewasnya sekeluarga beberapa waktu lalu.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menduga korban bernama Budiyanto diduga kerap menjalani ritual.

"Hal ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," ujar Hengki, Selasa (29/11) kemarin.

Sekeluarga yang tewas identitasnya adalah Rudyanto Gunawan (71) berstatus sebagai suami, Reny Margaretha Gunawan (68) berstatus sebagai istri, Dian Febbyana (42) berstatus anak, dan Budyanto Gunawan (68) berstatus adik Rudyanto.

Kombes Hengki Haryadi menyebutkan bahwa pihaknya mendapatkan penemuan terbaru.

Fakta terbaru tersebut terkait dengan penemuan feses atau tinja saat dilakukan otopsi ulang pada keempat jenazah.

Meski demikian, temuan terbaru itu nantinya harus diteliti terlebih dahulu di laboratorium.

"Kemarin berdasarkan keterangan kedokteran forensik, kita menemukan feses dan ini kita harus teliti di laboratorium ini mengandung apa kan harus diteliti lagi," ujar Kombes Hengki dikutip dari Wartakotalive.com, Kamis (24/11/2022).

Setelah diteliti, Kombes Hengki menyebutkan hasilnya akan dijelaskan ahlinya.

"Apakah arti dari temuan autopsi itu, nanti ahli yang akan mengatakan. Apakah bisa mengungkap atau mematahkan praduga selama ini, kita sedang teliti itu," sambungnya.

Selain itu, Hengki menuturkan pihaknya bersama tim ahli psikologi forensik juga tengah melakukan penelitian terkait latar belakang korban.

Penelitian tersebut turut menyangkut penggunaan dua handphone yang dipakai untuk empat orang dalam satu rumah.

Dalam handphone itu, ditemukan percakapan yang berisi kata-kata tentang emosi. Komunikasi tersebut satu arah dari handphone satu ke handphone yang lain.

Meski banyak kalimat terkait ungkapan emosi, diklaim tata bahasa yang digunakan dalam handphone itu baik.

Dari tata bahasa yang teratur tersebut, pihak kepolisian menduga pesan tersebut ditulis oleh seorang wanita.

"Seperti kemarin ada yang tanya itu komunikasi satu arah antara handphone. Kita coba lihat di dalam rumah itu ada dua handphone dipakai masing-masing untuk dua orang. Jadi di rumah itu hanya ada dua handphone," kata dia.

"Tapi ada komunikasi yang intens antara handphone ini ke handphone ini dan satu arah tidak dibalas berisi emosi negatif. Itu secara psikologis akan diteliti apa latar belakang dari korban ini. Yang jelas ini kata-katanya sangat terlihat berpendidikan, ada bahasa Inggris jadi sifatnya emosi yang bersifat negatif," sambungnya.

Jasad Jadi Mumi

Sejak ditemukan oleh warga pada 10 November 2022 lalu, hingga kini kasus kematian yang penuh misteri tersebut belum terungkap jelas.

Bahkan dalam mengungkap kematian tersebut polisi telah melakuka olah TKP ulang dan menurunkan peralatan canggih.

Kata Kombes Hengki Haryadi selaku Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa pihaknya masih mendalami motif kematian satu keluarga itu.

"Masih dalam penelitian. Ini kan ada dua penyebab kematian dan motif," ujar Hengki dilansir dari Wartakotalive.com, Rabu (23/11/2022).

Kombes Hengki menyebutkan bahwa dalam pendalaman mengungkap motif tersebut melibatkan Psikologi Forensik dan dilakukan secara konprehensif.

"Motif sedang didalami sama-sama bersama psikologi forensik. Sekarang sedang diautopsi psikologi secara komprehensif," sambung dia.

Kendala kepolisian dalam mengungkap kematian satu keluarga itu karena kondisi rumah yang menjadi TKP penemuan jasad tersebut sudah tidak steril.

Bahkan kata Kombes Hengki bahwa saat penyidik melakukan olah TKP ternyata rumah tersebut telah ditaburi dengan kopi oleh warga sekitar.

"Ternyata ini TKP sudah kurang steril, mengapa kurang steril? Karena warga yang niatnya mau membantu, langsung disiram kopi," ujarnya, Selasa (22/11/2022).

Hengki mengatakan, tidak sterilnya lokasi tersebut mengganggu proses olah TKP yang digelar oleh penyidik dan dokter forensik.

"Ini agak kacau, kemarin mungkin kedokteran forensik melihat, ini mengganggu karena banyaknya kopi yang disebar," tuturnya.

Kendala lainnya adalah sulitnya tim patologi anatomi untuk mencari penyebab kematian terhadap keempat mayat itu.

"Terkait dengan posisi daripada jenazah, yang dua ini sudah terjadi mumifikasi," kata dia.

"Jadi dokter-dokter sedang bekerja keras saat ini untuk mencari petunjuk sebab-sebab kematian," sambung Hengki.

Dalam pengungkapan kasus itu, pihaknya turut melibatkan profesi-profesi lain dalam kasus tersebut dan masih belum mendapatkan kesimpulan.

Motif terjadinya kematian satu keluarga tersebut masih terus didalami.

Polisi menjabarkan bahwa teka-teki penyebab tewasnya sekeluarga di Kalideres Jakarta Barat itu akan semakin rumit.

Polisi mengungkap kejanggalan-kejanggalan dalam kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, belum pernah ditemukan dalam kasus serupa sebelumnya.

Salah satunya, polisi heran lantaran dua dari empat mayat keluarga di Kalideres, Jakarta Barat mengalami mumifikasi

Mayat tersebut adalah pasangan suami istri Rudiyanto Gunawan dan Renny Margaretha.

Mumifikasi adalah perubahan yang terjadi pada mayat, karena penguapan cairan jaringan.

Selanjutnya, ini menyebabkan tubuh menjadi kering dan susut, kulit berwarna kehitam-hitaman, keras, dan kaku.

Hal itu menjadi salah satu kendala utama dalam mengungkap penyebab meninggalnya mereka di dalam rumah Perumahan Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7, Kalideres.

Tim ahli pun mengalami kesulitan meneliti kedua jenazah tersebut yang diketahui adalah Rudiyanto Gunawan dan Renny Margaretha.

"Pertama, dari hasil diskusi kami membuktikan penyebab kematian itu prosesnya tidak cepat, dari organ yang diambil contoh untuk diteliti kembali oleh patologi anatomi, itu butuh waktu yang cukup lama kira-kira apa penyebabnya," kata Hengki, Senin (21/11/2022).

"Kemudian yang kedua, terkait dengan posisi daripada jenazah, yang dua ini sudah terjadi mumifikasi," imbuhnya.

 

Artikel ini diolah dari Tribunjakarta

Baca juga: Misteri Kematian Satu Keluarga di Kalideres, Polisi Kantongi Alat Bukti

Baca juga: Motif Satu Keluarga Ditemukan Tewas di Kalideres Masih Jadi Misteri, Dua Jenazah Sudah Dimumikan

Baca juga: Bukan Dicuri, Barang Keluarga yang Tewas di Kalideres Ternyata Dijual, Pembeli Dilarang Masuk Rumah

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved