Terkuak ada Kemenyan dan Mantra di Rumah Sekeluarga yang Tewas di Kalideres
Di lokasi tewasnya satu keluarga di Kalideres, Polisi menemukan buku lintas agama, mantra, dan kemenyan
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Dari tata bahasa yang teratur tersebut, pihak kepolisian menduga pesan tersebut ditulis oleh seorang wanita.
"Seperti kemarin ada yang tanya itu komunikasi satu arah antara handphone. Kita coba lihat di dalam rumah itu ada dua handphone dipakai masing-masing untuk dua orang. Jadi di rumah itu hanya ada dua handphone," kata dia.
"Tapi ada komunikasi yang intens antara handphone ini ke handphone ini dan satu arah tidak dibalas berisi emosi negatif. Itu secara psikologis akan diteliti apa latar belakang dari korban ini. Yang jelas ini kata-katanya sangat terlihat berpendidikan, ada bahasa Inggris jadi sifatnya emosi yang bersifat negatif," sambungnya.
Jasad Jadi Mumi
Sejak ditemukan oleh warga pada 10 November 2022 lalu, hingga kini kasus kematian yang penuh misteri tersebut belum terungkap jelas.
Bahkan dalam mengungkap kematian tersebut polisi telah melakuka olah TKP ulang dan menurunkan peralatan canggih.
Kata Kombes Hengki Haryadi selaku Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa pihaknya masih mendalami motif kematian satu keluarga itu.
"Masih dalam penelitian. Ini kan ada dua penyebab kematian dan motif," ujar Hengki dilansir dari Wartakotalive.com, Rabu (23/11/2022).
Kombes Hengki menyebutkan bahwa dalam pendalaman mengungkap motif tersebut melibatkan Psikologi Forensik dan dilakukan secara konprehensif.
"Motif sedang didalami sama-sama bersama psikologi forensik. Sekarang sedang diautopsi psikologi secara komprehensif," sambung dia.
Kendala kepolisian dalam mengungkap kematian satu keluarga itu karena kondisi rumah yang menjadi TKP penemuan jasad tersebut sudah tidak steril.
Bahkan kata Kombes Hengki bahwa saat penyidik melakukan olah TKP ternyata rumah tersebut telah ditaburi dengan kopi oleh warga sekitar.
"Ternyata ini TKP sudah kurang steril, mengapa kurang steril? Karena warga yang niatnya mau membantu, langsung disiram kopi," ujarnya, Selasa (22/11/2022).
Hengki mengatakan, tidak sterilnya lokasi tersebut mengganggu proses olah TKP yang digelar oleh penyidik dan dokter forensik.
"Ini agak kacau, kemarin mungkin kedokteran forensik melihat, ini mengganggu karena banyaknya kopi yang disebar," tuturnya.