Sering Sebut Gopek, Goceng, Gocap, Ceban ? Ternyata Ini Arti dan Asal Usulnya
Istilah Gopek, Goceng, Gocap, Ceban untuk mengganti nominal rupiah tertentu sering kali digunakan diengah masyarakat.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM - Istilah Gopek, Goceng, Gocap, Ceban untuk mengganti nominal rupiah tertentu sering kali digunakan diengah masyarakat.
Namun istilah Gopek, Goceng, Gocap, Ceban sering diucapkan sehari hari tersebut masih banyak yang belum mengetahuinya.
Berikut asal usul dari Gopek, Goceng, Gocap, Ceban dan sebutan lainnya.
Sebab istilah gopek, seceng, goceng, ceban, atau gocap sering terdengar dalam percakapan sehari-hari.
Dilansir dari laman Kompas.com, asal-usul penyebutan gocap, seceng, goceng, dan lainnya merupakan bilangan Mandarin yang digunakan suku Tionghoa berdialek Hokkian.
Pendatang suku Tionghoa di Indonesia didominasi berasal dari Provinsi Fujian, wilayah China bagian selatan.
Bahasa Mandarin berdialek Hokkian digunakan untuk bertransaksi dan berdagang dengan masyarakat Indonesia.
Sehingga dialek Hokkian pun menjadi familiar dan melekat di kalangan masyarakat Indonesia.
Bahkan istilah yang familiar tersebut telah tercatat secara resmi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Istilah ini juga semakin tenar lantaran industri hiburan tak segan menggunakannya.
Misalnya dalam film seri anak-anak Si Unyil, tokoh Pak Ogah yang berkepala botak licin sering melontarkan, "Cepek dulu dong".
Arti gocap dan nominal lain Dilansir dari KBBI, berikut arti dari gocap, cepek, gopek, seceng, goceng, ceban, dan goban:
Gocap: lima puluh (50)
Cepek: seratus (100)
Gopek: lima ratus (500)