Pemilihan Presiden 2024
PDI-P dan PKS Disarankan Untuk Bergabung Bersama KIB di Pemilihan Presiden, Ini Alasannya
Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga sudah sepakat untuk koalisi di Pemilihan Presiden 2024.
TRIBUNJAMBI.COM - Saat ini baru terbentuk dua kolisi partai politik untuk Pemilihan Presiden 2024.
Koalisi untuk Pemilihan Presiden 2024 itu yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terdiri dari Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Selain itu Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga sudah sepakat untuk koalisi di Pemilihan Presiden 2024.
Sementara, Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah nampak sinyal untuk melakukan koalisi untuk Pemilihan Presiden 2024.
Sementara, PDI-P belum menentukan mau bergabung koalisi dengan partai mana di Pemilihan Presiden.
Menurut pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing, Pemilihan Presiden 2024 lebih nyaman ketika PDI-P dan PKS berada dalam satu barisan dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Emrus Sihombing beralasan, politik Indonesia sangat cair, termasuk dalam berkoalisi.
"Konteksnya bukan PDI-P bergabung dengan KIB, tetapi ada titik kepentingan bersama kalau mereka berkoalisi. Kalau PDI-P bergabung, seolah-olah PDI-P yang subordinat," katanya, Selasa (8/11/2022).
Emrus Sihombing usul pembentukan poros koalisi antara Golkar, PAN, PPP, PDIP, dan PKS.
Hal itu akan membendung adanya kemungkinan upaya pihak lain ketika hendak menggunakan politik identitas dan agama.
Selain itu, komposisi koalisi akan mendorong bangsa Indonesia ke arah politik yang berlandaskan program dan gagasan.
"Kalau bangsa ini ingin kita bawa pada politik berbasis program pembangunan ekonomi, sejatinya koalisi PDI-P, Golkar, PPP, dan PKS berada di satu kesatuan," kata Emrus Sihombing.
Emrus Sihombing menolak wacana yang menyatakan ketidakmungkinan PDI-P dan PKS berada dalam satu koalisi untuk Pemilihan Presiden.
Emrus Sihombing memberi tiga alasan PDI-P bisa berkoalisi bersama PKS.
Alasan pertama, kedua partai berkoalisi di pilkada. Kedua, perpolitikan Indonesia sangat cair, tidak hitam-putih. Ketiga, PKS juga partai yang bhinneka tunggal ika.