Berita Tanjabbar
Ini Tanggapan Plt Kepala SMKN 1 Kuala Tungkal Atas Demo Siswa Protes Kebijakannya
Siswa SMKN 1 Kuala Tungkal menggelar aksi demo di halaman sekolah, Senin (7/11/22). Aksi ini memprotes sejumlah kebijakan yang dibuat oleh Plt Kepala
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Siswa SMKN 1 Kuala Tungkal menggelar aksi demo di halaman sekolah, Senin (7/11/22).
Aksi ini memprotes sejumlah kebijakan yang dibuat oleh Plt Kepala SMKN 1 Kuala Tungkal yang dinilai menyengsarakan dan mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak nyaman.
Nurliah Plt Kepala SMKN 1 Kuala Tungkal menjabat kurang lebih 3 bulan.
Ia meminta agar Kepsek mengevaluasi kembali serta membenahi hak-hak siswa.
"Sekolah ini terlalu banyak aturan dengan kepemimpinan Plt Kepsek sekarang, sehingga kami sebagai siswa tidak merasakan adanya kenyamanan belajar. Kemana dana ATK Dana Bos ? (Spidol, sapu, serokan, buku absen DLL). Kepsek terlalu arogan dengan siswa/i (sikap yang sombong, congkak, angkuh, dan memaksakan kehendak. Mana fungsi satpam ? Kenapa Halm dan motor siswa bisa hilang. Kami Ingin Bisnis Center dibuka Kembali. Kenapa baju seragam kelas 10 belum jadi ? Sedangkan sudah banyak yang lunas. Tolong Organisasi kesiswaan di aktifkan Kembali," jelas perwakilan seorang siswa saat aksi demo.
"Kenapa Penggunaan Fasilitas di sekolah dibatasi. Tidak mendukukung anak berprestasi. Kemana anggaran HUT RI. Ada masalah apa dengan pengunduran pak Hasan. Wc yang tidak terawat. Tidak adanya listrik di bangunan atas. Turunkan nominal uang komite seperti semula," tambahnya.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan siswa - siswi ini merupakan langkah terakhir yang diambil sebab sebelumnya melaui Osis dan Wali kelas membahas permasalahan ini namun diduga tidak pernah direspon oleh Kepala Sekolah sehingga kekecewaan para siswa meluap dan di tumpahkan dalam aksinya demo ini.
Setelah lebih kurang 2 jam para murid menyampaikan pendapat, pihak kepolisian yang dikoordinir langsung oleh Kapolsek Tungkal Ilir, IPTU Agung Heruwibowo meminta agar masalah ini diselesaikan ditingkat majelis guru maupun komite serta perwakilan siswa - siswi untuk dapat mengutarakan persoalan yang terjadi.
"Silahkan berpendapat tapi dengan santun karena ini guru kita, kalian terdidik harus beretika, sampaikanlah apa-apa saja yang menjadi keluh kesah adik-adik nanti sama-sama dicari jalan keluarnya. Kami disini hanya memfasilitasi," jelasnya.
Dari 14 poin-poin yang disampaikan itu para siswa ingin dapat kembali belajar dengan nyaman seperti sebelumnya disekolah, yakni perbaikan sarana dan prasarana sekolah dimana saat ini toilet laki-laki dan perempuan digabung dengan kondisi pintu yang rusak.
Selain itu, listrik disejumlah gedung selama ini tidak berfungsi, sehingga membuat siswa - siswi kesulitan dalam belajar, atau harus bergantian kelas.
Tidak hanya itu saja, uang komite menjadi persoalan yang semula permurid dimintai Rp. 35 ribu dan kini naik menjadi Rp. 45 ribu, sementara pembangunan disekolah masih banyak yang belum layak. Belum lagi kondisi keamanan kendaraan para siswa terancam kerap kehilangan helm dan motor saat jam pelajaran.
"Kami minta untuk uang komite diturunkan karena kami disini banyak anak yang kurang mampu rata-rata orang tua bekerja sebagai buruh. Dan juga satpam tolong stanby dipos penjagaan karena selama ini pos satpam kosong dan banyak helm kami hilang, motor hilang," perwakilan siswa melanjutkan.
Para siswa juga menganggap bahwa sekolah saat ini menghambat prestasi peserta didik dengan tidak merespon sejumlah kegiatan sekolah baik dari kejuruan maupun dari Organisasi Osis dengan alasan tidak adanya anggaran sekolah.
"Kami pernah masuk kan proposal untuk mengembangkan praktek kami, tapi ditolak kenapa buk ?, terus organisasi Pramuka mengadakan kegiatan HUT RI ditolak mereka tetap melaksanakan dengan uang sendiri, karena hal tersebut sekarang organisasi ini di bekukan, jadi kemana anggaran untuk organisasi ?," Tutupnya.