Warga Tanjabbar Dimangsa Ular

Kisah Zahra, Suami Tidak Menyangka Istrinya Dimangsa Ular

Ketika tiba dilokasi, Rusmili hanya memberikan jeket, jilbab, sandal, dan pisau yang digunakan Zahra. Namun tidak menemukan istrinya.

Penulis: Ade Setyawati | Editor: Teguh Suprayitno
Ist
Kisah Zahra, Suami Tidak Menyangka Istrinya Dimangsa Ular 

TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Menghilangnya Zahra (52) warga RT 04, Dusun Betara 8, Desa Terjun Gajah, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) tidak menimbulkan kecurigaan Rusmili (60) jika Zahra dimangsa ular.

Rusmili menceritakan kejadian kepada tim tribunjambi.com saat ditemui dirumahnya, sekitar pukul 19.00 WIB, Minggu (23/10), Zahra tak kunjung pulang dari kebun karet miliknya. Biasanya saat azan magrib berbunyi Zahra sudah berada dirumah.

Melihat hal yang tidak biasa ini, Rusmili berinisiatif memeriksa dan menjemput istrinya di kebun karet.

Kebun karet ini hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumah, Rusmili berkatkat dengan membawa alat penerangan.

Ketika tiba dilokasi, Rusmili hanya memberikan jeket, jilbab, sandal, dan pisau yang digunakan Zahra. Namun tidak menemukan istrinya.

Meskipun begitu, Rusmili belum menaruh kecurigaan karena barang-barang yang di tinggalkan Zahra terletak rapi di dekat pohon karet.

Baca juga: PLN UP3 Jambi Rayakan HLN ke 77 Bersama Forum BUMN Se-Kota Jambi

Baca juga: Wati Bongkar Chat Nathalie Holscher untuk Dirinya, Ungkap satu Nama Pria

"Ada jilbab terlipat rapi, sepasang sandalnya telungkup, barang-barang lain pun tidak berserakan. Sehingga orang menduga ini tidak mungkin dimangsa binatang buas," jelasnya.

Hingga malam, Zahra tidak kunjung pulang Rusmili bersama kepala desa dan warga sekitar, langsung melakukan penyisiran di kebun karet untuk mencari Zahra.

Namun, hingga pukul 02.00 WIB setelah mengelilingi area yang luasnya berkisar 3 hektare, Zahra belum juga ditemukan, sehingga pencarian dihentikan sementara.

"Masyarakat yang turut mencari pada malam itu ada sekitar 150 orang. Seperti pasar di dalam kebun, tapi belum juga di ketemukan,"

Keesokan harinya, Senin (24/10), Rusmili dan warga sekitar sempat berkonsultasi dengan 'orang pintar'.

'Orang pintar' tersebut mengatakan sosok Zahra masih berada di sekitar kebun karet tersebut, tidak jauh.

Mendengar hal tersebut, pencarian kembali dilakukan di lokasi yang sama. Setelah berjam-jam di area kebun karet tersebut, Zahra masih juga belum ditemukan.

Hingga pada akhirnya, salah satu warga yang memeriksa semak-semak dan ranting pepohonan, menemukan seekor ular piton.

"Saat ingin membersihkan dahan dan ranting, Udin terkejut melihat ular yang berada di sela kayu. Kepalanya bergerak berusaha mematok, tetapi ular itu tidak bisa pergi, karena perutnya penuh,"

Menurut Rusmili jarak semak-semak hanya belasan meter dari barang yang ditinggalkan istrinya. Pencarian malam sebelumnya Rusmili dan warga sudah melewati titik area tersebut, berulang kali.

"Ini dikelilingi ranting akasia. Jadi, kami saat pencarian hanya memutar titik lokasi. Saat pencarian kita jalan balik lagi ke titik barang-barang di temukan, kami keliling lagi dan kembali lagi ketitik yang sama, kami semua pun kebingungan,"

Saat ular ditemukan, berita nya tampak besar, selayaknya menelan mangsa seukuran manusia, sehingga warga menaruh curiga. Setelah membunuh dan membelah perut ular ini, warga menemukan jenazah Zahra di dalamnya.

"Kalau perhitungan kami, setelah setengah jam nyadap karet, barulah ia dimangsa ular. Karena baru sekitar 50 pohon yang disadap,"

Jenazah Zahra masih utuh, tetapi terdapat luka di bagian kepalanya. Tulang-belulang jenazah Zahra juga sudah patah.

Menurut perkiraan Kepala Desa Terjun Gajah Anton Hasibuan mengatakan korban memiliki tinggi badan berkisar 1,5 meter dengan berat badan sekitar 45 kilogram. Jenazah Zahra langsung dimakamkan pada sore harinya.

Rusmili mengatakan Zahra memiliki gangguan pendengaran. Hal ini mungkin menjadi salah satu faktor ular piton berhasil memangsanya.

Selama 28 tahun hidup di Desa Terjun Gajah, baru pertama kali Rusmili menemukan kejadian manusia dimangsa ular.

"Kejadian ini memang aneh, setahu kami ular tidak makan manusia. Disini banyak area perusahaan, apalagi sekarang lagi panen pohon akasia. Sekitar sini ada juga perkebunan sawit, saya menduga karena habitat nya sedang terganggu," tutupnya, (tribunjambi.com/adesw).

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved