Belanja dengan Sistem Digital, Pengamat Ekonomi Jambi Sebut Edukasi Masih Diperlukan

Pembelanjaan dengan sistem digital semakin banyak ditemui di penjualan ritel modern, UMKM, hingga pedagang kaki lima.

Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Teguh Suprayitno
ist
Yohanes Vyn Amzar pengamat ekonomi dan juga dosen Universitas Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI - Pembelanjaan dengan sistem digital semakin banyak ditemui di penjualan ritel modern, UMKM, hingga pedagang kaki lima.

Hal tersebut dianggap biasa oleh Yohanes Vyn Amzar Dosen Ekonomi Universitas Jambi (UNJA) sekaligus Pengamat Ekonomi Jambi Jambi. Menurutnya hal itu lumrah terjadi karena merupakan pembayaran yang memberi banyak kemudahan.
 
"Bahkan dari sebelumnya sistem pembayaran sudah ada yang namanya less-cash society yang lebih didorong penggunaan smart card. Tetapi sekarang lebih canggih yaitu bentuk digital," ucap dia, Jumat (28/10/22).

Ia menyebutkan, tetapi permasalahnya saat ini pembayaran demikian hanya terkonsentrasi di kota-kota utama, seperti Bungo, Kerinci, dan Kota Jambi.

"Ada yang untuk restoran, hotel, cafe, sosial, dan donasi. Nah jadi masih perlu yang namanya edukasi masif lagi di daerah-daerah mengenai pembayaran digital terutama QRIZ ini ya," ungkapnya.

Baca juga: Pengamat Ekonomi Jambi Perkirakan Pembayaran Digital pada Pedagang Kaki Lima hingga UMKM akan Masif

Pembayaran jadi lebih simpel, bahkan siapapun dapat mendaftar menjadi penyedia pembayaran dengan sebutan merchant.

Berdasarkan data, kata dia Kota Jambi saja sudah lebih dari 6000 merchant yang menggunakan pembayaran digital atau Qriz dengan didominasi oleh UMKM.

"Saya pikir pemerintah akan mendorong penggunaan ini karena blue print nya 2025 ya," lanjutnya.
(TribunJambi/Rara Khushshoh Azzahro)

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved