Waspada Gejala Ginjal Akut, Kemenkes: Frekuensi Kencing Berkurang
Waspada gangguan ginjal akut punya tanda khas awal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.
TRIBUNJAMBI.COM - Waspada gangguan ginjal akut punya tanda khas awal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat.
Di antara gejala ginjal akut yang harus diwaspadai masyarakat di antaranya berkurangnya frekuensi buang air kecil.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Mohammad Syahril.
"Nah ini khasnya, yaitu ditandai dengan frekuensi buang air kecil. Yang kedua, jumlahnya juga," kata Syahril dalam diskusi daring Polemik Trijaya 'Misteri Gagal Ginjal Akut', Sabtu (22/10/2022).
Orangtua disarankan memperhatikan bagaimana frekuensi dan jumlah urine anak per hari.
"Kalau biasanya anak kita buang air kecil sampai 12 kali sehari, tapi kok sekarang berkurang. Begitu juga jumlahnya, biasanya banyak sekarang sedikit. Itu tanda-tanda khas," jelas dia.
Di antara gejala gangguan ginjal akut tersebut menuju pada gagal ginjal.
"Lebih jauh lagi, sampai ada anak-anak yang betul-betul tidak bisa keluar air kencingnya, Nah ini yang banyak meninggal karena sudah terlambat," kata Syahril.
"Begitu sudah terjadi gagal ginjal, karena tidak bisa memproduksi urine, metabolisme sudah rusak, ginjalnya sudah rusak," tutupnya.

2 Meninggal di Jambi
Pihak RSUD Raden Mattaher, mengkonfirmasi adanya tiga anak yang mengalami penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury).
Wakil Direktur Pelayanan dr. Anton Trihartanto mengatakan dua diantaranya telah meninggal dunia, namun satu lainnya sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Anak umur 8 tahun dua-duanya. Dua anak tersebut saat ini sudah meninggal, satu lagi baru masuk tanggal 19 usia 2 tahun dengan berat badan 10 Kg ini belum konfirmasi pasti penyakit Acute kidney injury (AKI) karena mengingat anak itu ada gangguan penyakit penyerta lainnya," kata Anton, Kamis (20/10).
Dia kemudian menyebut gejala utama yang terlihat pada anak itu berkurangnya urin hingga tidak ada.
"Kalau untuk kasus pertama, orang tua belum terkonfirmasi. Tapi untuk kasus kedua sebenarnya orang tuanya sudah menyadari ada batuk, pilek terus ada demam dan orangtua mengeluhkan buang air kecilnya sedikit bahkan terakhir tidak ada," katanya.
Ia pun memastikan kasus itu bukanlah kasus yang menular. Saat ini RSUD Raden Mattaher telah kerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia Jambi dan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi dalam hal menangani kasus gagal ginjal akut ini.
"Karena ini kasus baru, kita akan telaah secara ilmiah," tutupnya.
(Tribunnews/Tribunjambi.com/Wira Damanik)
Baca juga: RSUD Raden Mattaher Jambi Perisapkan Alat untuk Tangani Pasien Gagal Ginjal Akut pada Anak
Baca juga: Ditemukan 3 Anak Menderita Gagal Ginjal Akut di RSUD Raden Mattaher, Dua Meninggal
Baca juga: IDI Jambi Minta Dokter Setop Sementara Resepkan Obat Sirup, Banyak Kasus Gagal Ginjal Akut
Ini Pengakuan Perampok Uang di Palembang yang Kabur ke Batam, Hanya Butuh 15 Menit Gasak Rp 1 Miliar |
![]() |
---|
Pj Bupati Sarolangun Diganti, Gubernur Jambi Al Haris Ungkap Ada Perbedaan Usulan |
![]() |
---|
Jadwal Malaysia Masters 2023 Hari Ini, 11 Wakil Indonesia Bertanding |
![]() |
---|
Wawancara Ekslusif Dengan Subhi Atlet Dayung Jambi Peraih Medali Emas Sea Games 2023 |
![]() |
---|
Ketahuan Keberadaan Rebecca Klopper Kini Usai Video Video Syur 47 Detik, Warganet: Kasihan Banget |
![]() |
---|