Kemenlu Rusia Sebut Barat Melewati "Garis Merah", Jika Pasok Senjata Jarak Jauh ke Kyiv
"Pasokan senjata jarak jauh Barat ke Ukraina akan menjadi "garis merah" bagi Rusia. Dalam hal ini, pihak berwenang Rusia akan mulai mempertimbangkan
Penulis: tribunjambi | Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNJAMBI.COM - "Pasokan senjata jarak jauh Barat ke Ukraina akan menjadi "garis merah" bagi Rusia. Dalam hal ini, pihak berwenang Rusia akan mulai mempertimbangkan negara-negara Barat sebagai pihak-pihak yang terlibat penuh dalam konflik,” kata Direktur Departemen Kedua CIS, Kementerian Luar Negeri Rusia, Aleksey Polishchuk, dalam sebuah wawancara dengan media TASS.
“Adapun yang disebut garis merah, kami sudah menandainya. Hal ini terutama pasokan senjata jarak jauh atau senjata lain yang lebih kuat ke Kyiv, ”kata Polishchuk.
Menurutnya, tanggapan Moskow terhadap tindakan Washington dan sekutunya yang memasok senjata ke Kyiv akan ditentukan setelah analisis menyeluruh terhadap situasi saat ini.
Polishchuk juga mengatakan bahwa Amerika Serikat memaksa sekutunya untuk memasok senjata ke Ukraina.
Ia menambahkan bahwa Washington sudah berubah menjadi pihak yang terlibat dalam konflik Rusia dan Ukraina disebabkan oleh adanya bantuan senjata berat yang diberikan ke Kyiv.
Selain itu, Amerika Serikat juga dianggap telah memasok intelijen, merekrut tentara bayaran asing dan memberikan orientasi pada perilaku permusuhan terhadap urusan Rusia dan Ukraina.
Sebelumnya, pihak berwenang Ukraina meminta pemerintah Amerika Serikat untuk mentransfer rudal jarak jauh kepada mereka. Senjata Rudal tersebut dapat terbang sekitar 300 km, yaitu sekitar empat kali jangkauan maksimum rudal yang digunakan oleh sistem HIMARS.
Baca juga: Truk Mogok Depan SPBU Tempino Sebabkan Kemacetan 11 KM dari Arah Jambi menuju Palembang
Baca juga: Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Krisis Ukraina, Tuduh AS Mengejek Putin
The Wall Street Journal melaporkan bahwa Ukraina ingin menggunakan rudal balistik baru itu terutama untuk menyerang Krimea.
Namun, administrasi Presiden Joe Biden tidak menyetujui pengiriman tersebut. Penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan bahwa penolakan itu disebabkan oleh tujuan untuk mencegah terjadinya Perang Dunia Ketiga.
Media CNN juga percaya bahwa Moskow mungkin menganggap pengiriman rudal ke Ukraina sebagai pelanggaran "garis merah" dan dapat menganggap Amerika Serikat sebagai salah satu pihak yang terlibat penuh dalam konflik.
Washington khawatir bahwa pengiriman senjata semacam itu akan mengarah pada eskalasi konflik dan keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam perang. (Nazela)
Sumber: moscowtimes.ru
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Truk Mogok Depan SPBU Tempino Sebabkan Kemacetan 11 KM dari Arah Jambi menuju Palembang
Baca juga: Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Krisis Ukraina, Tuduh AS Mengejek Putin
Baca juga: Obat Batuk India Tewaskan 66 Anak, BPOM Pastikan tak Terdaftar di Indonesia