Prof. Dr. H. Lias Hasibuan Panutan Bagi Kelurga dan Teladan Bagi Rekan Kerja
Secara mendadak Prof. Dr. H. Lias Hasibuan berpulang, Sabtu 1 Oktober 2022 pukul 23.10 WIB, di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJWKBI.COM,JAMBI - Provinsi Jambi kembali kehilangan putra terbaiknya di bidang pendidikan.
Secara mendadak Prof. Dr. H. Lias Hasibuan berpulang, Sabtu 1 Oktober 2022 pukul 23.10 WIB, di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Prof. Dr. H. Lias Hasibuan, MA lahir di Aektuhul, Padang Sidimpuan, Sumatera Utara 4 Januari 1962.
Sosok sepertinya kian langka karena Prof Lias telah melampaui beragam peran sosial dari intelektual kampus hingga merengkuh posisi guru besar, birokrat, dan peran organisasinya di Nahdhatul Ulama (NU).
Ketajaman analisisnya dalam beragam artefak pemikiran yang berserak di beberapa buku, beberapa jurnal ilmiah, kolom-kolom media dan makalah di berbagai seminar di dalam maupun luar negeri.
Prof Lias mengajar di berbagai universitas, mulai di kampus utamanya sebagai guru besar UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Program Pascasarjana (PPs) UIN Jambi dan menjadi rektor di kampus ITS-NU Jambi.
Di UIN Sutha Jambi dia mengajar sejak 1987 hingga akhir hayatnya.
Baca juga: Prodi PIAUD UIN Sutha Jambi Gelar Dies Natalis Untuk Pertama Kali
Selain itu, kerap pula menjadi penguji tesis dan disertasi di UIN Imam Bonjol Padang, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan berbagai kampus UIN lainnya.
Beliau juga pernah menjadi staf humas IAIN Sulthan Thaha Saifuddin periode 1989-1991, Sekretaris Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Dosen periode 1997-1999, Kepala Pusat Penelitian IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi periode1999-2001 dan Direktur Program Pascasarjana IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi periode 2001-2010.
Pemikirannya terhadap dunia pendidikan bagaikan oase di tengah kering kerontangnya teladan intelektual yang ada di zaman yang selalu menuntut kita untuk berlari tunggang-langgang.
Semasa hidup, beliau menjabat sebagai rektor ITS-NU Jambi dimana beliau merupakan rektor periode pertama 2020-2025.
Beliau juga merintis kampus ITS-NU dan sangat gencar melakukan sosialisasi-sosialisasi diberbagai sekolah untuk menjaring calon-calon mahasiswa.
Baca juga: Sekjen Wantannas RI Isi Kuliah Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sutha Jambi
Meskipun seperti menegakkan benang basah, beliau sangat berani dan optimis untuk sebuah institusi baru.
Keberanian beliau ini yang membuat dia mendapat julukan Profesor Legendaris dari Sekda Jambi, H. Sudirman.
Dalam kesehariannya, beliau dikelilingi oleh keluarga yang senantiasa bersama dan hangat. Beliau mempunyai seorang istri yang cantik Bernama Hj. Paulina Lubis, S.E., M.Ei, mempunyai dua putri dr. Ria Rumondang Bulan Hasibuan dan Maimunah Permata Hati Hasibuan, S.Sos., M.Si dan menantu, Yuan Fanesyah, S.T juga Primadi Prasetio, S.E., M.S.Ak.
Tidak hanya itu, beliau juga mempunyai tiga jagoan lucu Alkhawarizmi Yuri (5 ), Omar Ahsani Yuri (3) dan Muhammad Zabir Alfarizqi El-Rumi (2).
Maimunah Permata Hati Hasibuan putri Prof Luas menceritakan ditengah kesibukannya sebagai guru besar dan rektor, beliau masih menyempatkan diri bermain bersama cucu-cucu yang disayanginya.
"Sebagai seorang putrinya, saya hampir tidak pernah menemukan kekurangan dari beliau," ujarnya Maimunah membuka cerita.
Baca juga: Penyamaan Persepsi Awal Perkuliahan Ala Prodi PIAUD UIN STS Jambi
Maimunah mengkisahkan ayahandanya tidak pernah memarahi istrinya bila kecewa.
Sain itu beliau tidak pernah mengeluh dan selalu optimis dalam menjalani kesibukannya.
"Dia itu sosok yang sangat membimbing keluarganya dengan ilmu agama dan humanisnya," ujar wanita berhijab yang berprofesi sebagai dosen di UIN Sutha Jambi ini.
"Sekarang tepat di tanggal 1 oktober 2022 beliau menghembuskan nafas terakhir di IGD RSUD Raden Mattaher Jambi tepat pada pukul 23:10 WIB. Semoga almarhum senantiasa diberikan tempat terindah di sisi Allah SWT. Amin," pungkas Maimunah.
Tidak hanya menjadi seorang ayah dan suami yang baik Prof. Dr. H. Lias Hasibuan juga menjadi teladan yang baik bagi sesama rekan kerjanya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Univeritas Negeri Islam Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi Dr. Bahrul Ulum, M.A. mengatakan beliau memiliki keteladanan dan komitmen yang kuat dalam menjalankan amanah.
Wakil Rektor UIN ini menceritakan dia sudah mengenal almarhum cukup lama, mulai dari guru di Aliyah sampai sama sama menjadi Pendiri ITSNU Jambi.
"Beliau ketua panitia dan saya sekretaris panitia. Sebagai ketua panitia pendirian ITSNU beliau sangat gigih untuk berjuang mewujudkan pergurian tinggi milik NU Jambi, yang diberi nama ITSNU Jambi," ujarnya.
Lebih lanjut Bahrul Ulum menceritakan almarhum sangat intens untuk meyakinkan Kemendikbud RI, PBNU, pemerintah Provinsi Jambi, tokoh NU dan masyarakat Jambi agar ITSNU berdiri di Jambi, bahkan dana pribadi juga banyak beliau keluarkan terutama saat akan visitasi dari tim Dikbud sebelum kluar izin ITSNU Jambi.
"Selama kenal, keteladanan utama dari beliau adalah komitmennya yang kuat dalam menjalankan amanah, seperti terlihat dalam mengajar yang terencana dan disipilin yg tinggi," ujarnya.
Sementara itu Dr. Masiyan, Wakil Dekan Bidang kemahasiswaan dan kerjasama luar Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA) juga memiliki kenangan yang cukup baik dengan Prof Lias.
Di mata Dr. Masiyan Almarhum merupakan orang yang baik, sangat humble. Sering bercanda ceplas ceplos, sebagaimana orang Medan lainnya.
"Dengan sifat seperti itu beliau sering menyampaikan buah pikiran yang kadang berbeda dengan yang lain," ujarnya menutup pembicaraan.
Hal yang sama juga di rasakan Dr. Fadilah Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sutha Jambi.
Dimata Dr. Fadilah Almarhum adalah seorang guru besar bidang pendidikan, juga tokoh NU, totalitas pemikiran dan gerakaannya untuk kemajuan pendidikan khususnya Jambi.
Sangat panjang story perjuangan almarhum dari pengembangan aspek pengembangan madrasah dan masih banyak lagi.
"Saya sebagai Dekan FTK, sebagai adik, yunior, dan sahabat merasa sangat kehilangan dan berduka mendalam. Beliau adalah teman diskusi yang baik, lugas dan tegas," ujarnya.
"Selamat jalan Bang, Karya dan pemikiranmu akan selalu hidup bersama kami yang ditinggalkan," ujar Dekan FTK UIN Sutha ini. (Tribunjambi.com / M Yon Rinaldi).