Khazanah Islami

Diperingati 12 Rabiul Awal, Ini Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran Rasulullah SAW yang membawa risalah Islam dari Allah SWT.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Unplash.com
Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran Rasulullah SAW yang membawa risalah Islam dari Allah SWT. 

TRIBUNJAMBI.COM -Maulid Nabi adalah peringatan kelahiran Rasulullah SAW yang membawa risalah Islam dari Allah SWT.

Maulid Nabi diperingati  12 Rabiul Awal yakni Sabtu 8 Oktober 2022.

Berikut Sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Asal kata Maulid Nabi berasal dari kata  Maulud  (Arab: مولد النبي‎, Mawlid an-Nabī).

Dilansir dari Wikipedia berdasarkan keterangan dari al-Maqrizy dalam kitabnya yang berjudul al Khathat, perayaan Maulid Nabi dimulai ketika zaman Daulah Fatimiyah syiah di Mesir.

Sementara itu dari laman pn-marabahan.go.id, Maulid Nabi pertama kali dirayakan oleh Raja Irbil (sekarang Irak) bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri pada awal abad ke 7 Hijriyah.

Maulid Nabi Muhammad
Maulid Nabi Muhammad (Freepik.com)

Dalam kitab Tarikh, Ibn Katsir berkata:

"Sultan Muzhaffar mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan Rabi'ul Awal. Dia merayakannya secara besar-besaran. Dia adalah seorang yang berani, pahlawan, alim dan seorang yang adil – semoga Allah merahmatinya."

Kemudian, Sibth (cucu) Ibn Al-Jauzi menjelaskan peringatan tersebut Sultan Al-Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh ulama.

Ulama yang hadir di antaranya para ahli dalam bidang ilmu Fiqh, ulama Hadits, ulama dalam bidang ilmu kalam, ulama usul, para ahli tasawuf, dan lainnya.

Sultan Al-Muzhaffar melakukan berbagai persiapan sejak tiga hari sebelum peringatan Maulid Nabi.

Sultan Al-Muzhaffar menghidangkan ribuan kambing dan unta kepada hadirin yang ikut memperingati Maulid Nabi.

Sebagian ulama di masa itu membenarkan dan menyetujui tindakan oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut.

Mereka beranggapan Maulid Nabi baik diperingati dengan cara bersedekah seperti itu.

Dalam kitab Wafayat Al-A`yan, Ibn Khallikan menceritakan Al-Imam Al-Hafizh Ibn Dihyah datang dari Maroko menuju Syam, kemudian menuju Irak.

Ketika Al-Imam Al-Hafizh Ibn Dihyah melintasi daerah Irbil pada tahun 604 Hijriah, dia berpendapat Sultan Al-Muzhaffar perhatian terhadap perayaan Maulid Nabi.

Al-Hafizh Ibn Dihyah menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi berjudul “Al-Tanwir Fi Maulid Al-Basyir An-Nadzir”.

Buku tersebut dihadiahkan kepada Sultan Al-Muzhaffar.

Baca juga: Libur Maulid Nabi Bukan Besok Tapi Digeser Rabu 20 Oktober, ASN Dilarang Cuti 18-22 Oktober 2021

Tradisi Maulid Nabi Hingga Sekarang

Sejak peringatan Maulid Nabi pertama kali itu, tradisi Maulid Nabi dilakukan oleh sebagian umat Islam di antaranya di Indonesia.

Para ulama terkemuka dan Huffazh Al-Hadis menyatakan demikian.

Adapun ulama tersebut adalah:

- Al-Hafizh Ibn Dihyah (abad 7 H),

- Al-Hafizh Al-Iraqi (w. 806 H),

- Al-Hafizh As-Suyuthi (w. 911 H),

- Al-Hafizh Al-Sakhawi (w. 902 H),

- SyeIkh Ibn Hajar Al-Haitami (w. 974 H),

- Al-Imam Al-Nawawi (w. 676 H),

- Al-Imam Al-Izz ibn Abd Al-Salam (w. 660 H),

- Mantan mufti Mesir, Syeikh Muhammad Bakhit Al-Muthi’i (w. 1354 H),

- Mantan Mufti Beirut Lubnan yaitu Syeikh Mushthafa Naja (w. 1351 H).

Kemudian Maulid Nabi menjadi tradisi umat Islam di Rabiul Awal dari masa ke masa.

Selain pendapat pertama tentang perayaan pertama oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut, ada juga pihak lain yang menyebut Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi.

Sultan Salahuddin merayakan Maulid Nabi tujuannya membangkitkan semangat umat islam pada masa Perang Salib.

Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,

 

“Sholahuddin-lah yang menaklukkan Mesir. Dia menghapus dakwah ‘Ubaidiyyun yang menganut aliran Qoromithoh Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen). Shalahuddin-lah yang menghidupkan syari’at Islam di kala itu.”

Dalam perkataan lainnya, Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,

 

“Negeri Mesir kemudian ditaklukkan oleh raja yang berpegang teguh dengan Sunnah yaitu Shalahuddin. Dia yang menampakkan ajaran Nabi yang shahih di kala itu, berseberangan dengan ajaran Rafidhah (Syi’ah). Pada masa dia, akhirnya ilmu dan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semakin terbesar luas.”

Sumber lain mengatakan perayaan Maulid pertama kali dimulai oleh Dinasti Fatimiyyun sebagaimana dinyatakan oleh banyak ahli sejarah.

 

Baca juga: Postingan Raffi Ahmad Dijawab Dimas Ahmad Saat Berikan Doa Atas Meninggal Sang Ayah: Saudaraku

Baca juga: Bacaan Doa Siang Disertai Dzikir serta Mohon Perlindungan Allah

Baca juga: Amalan Pagi, Doa Minta Rezeki Disertai Doa Berangkat Kerja

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved