Berita Jambi
Persoalan Hilirisasi Produk Perkebunan, Ini Penjelasan Kadisbun Provinsi Jambi
Sebanyak 80 pabrik kelapa sawit penghasil Crude Palm Oil (CPO), memiliki kontrak jangka panjang dengan pasar di luar negeri melalui beberapa induk per
Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sebanyak 80 pabrik kelapa sawit penghasil Crude Palm Oil (CPO), memiliki kontrak jangka panjang dengan pasar di luar negeri melalui beberapa induk perusahaan. Hal itu menjadi persoalan dalam membangun industri hilir.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal. Dia mengatakan beberapa produk perkebunan memiliki persoalan dalam membangun industri hilir. Padahal Provinsi Jambi memiliki beberapa produk unggulan dalam komoditas perkebunan seperti sawit, karet, pinang, kopi, tebu dan kelapa.
"Jadi ada dua hal kenapa ini terjadi, kenapa nggak ada investor yang mau untuk bangun produk hilir misalnya sabun, minyak goreng. Kita bukannya nggak ada minyak goreng, pabrik minyak goreng tadinya ada 2 tapi 1 mati yang satu kurnia tunggal. Hasilnya sebenarnya sudah cukup untuk Provinsi Jambi. Tapi persoalnya bukan itu saja, yang pertama 80 pabrik penghasil cpo punya kontrak panjang dengan luar negeri. Jadi dia tidak bisa memberikan cpo nya untuk industri hilir, ada PTPN dia sistemnya lelang ya kalau dia dapat kalau tidak dapat nggak jalan itu industri," kata Agus Rabu (21/9).
Ia mengatakan jalan keluar yang dipikirkan oleh dinas perkebunan yakni mendorong petani mendapatkan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk membangun industri cpo.
"Kita harapkan nanti setelah itu langsung. Ini kan masih bebas, hasil cponya masih bebas nanti ada juga industri-industri kecil 5 ton, 6 ton," katanya.
Sementara itu persoalan industri hilir komoditas karet di Provinsi Jambi memiliki persoalan biaya yang sangat tinggi.
"Dari dulu sampai sekarang pabrik karet kita ini kan cuma 11. Nah kalau kita dorong misalnya pabrik ban, ban itu bahan bakunya apa saja? Bahan bakunya ada benang dan kawat baja. Bahan baku itu ada di Jawa dan jualnya disitu juga. Jadi kalau bangun industri hilirnya costnya lebih tinggi. Nah mungkin ini yang belum diketahui banyak orang kenapa kita nggak bangun industri hilir. Begitu juga dengan yang lain, mau bikin sendal jepit ada juga bahan baku lain campurannya, masalahnya di cost tadi," tutupnya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Gerindra Endus Upaya Penjegalan Prabowo Melalui Pemasangan Baliho, Akan Tempuh Jalur Hukum
Baca juga: Saksi Kunci Sakit Parah, Sidang Etik Mantan Anak Buah Sambo Ditunda
Baca juga: Prilly Latuconsina Rela Perawatan Tengah Malam agar Tetap Terlihat Cantik: Pasien Nggak Tahu Waktu!