Pemkot Jambi Targetkan Penurunan Angka Stunting 14 Persen

Ketua Komisi IV DPRD Kota Jambi, H. Jefrizen mengingatkan percepatan penurunan angka stunting menjadi tugas kita bersama

Penulis: Fitri Amalia | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
Tribunjambi.com/Fitri Amalia
Rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk menyatukan persepsi agar stunting 

TRIBUNJAMBI.COM - Ketua Komisi IV DPRD Kota Jambi, H. Jefrizen mengingatkan percepatan penurunan angka stunting menjadi tugas kita bersama.

Hal ini juga menjadi tujuan diadakan rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk menyatukan persepsi agar stunting ke depan dapat turun mencapai standar 14 persen seperti yang diharapkan oleh pemerintah kota Jambi.

"Kami mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) khususnya kota Jambi, yang menjadi catatan stunting di kota Jambi tinggi dari data 2021 ada 179 kasus kemudian di 803 kasus, kita takut nanti 2023 bisa melonjak lagi itu tadi saya pertanyakan dan ternyata di tahun 2021 karena masih kondisi covid mungkin data belum seluruhnya artinya bisa saja lebih dari itu, tugas kita bagaimana ke depan percepatan penurunan stunting ini," jelasnya.

Dia juga melihat saat ini Posyandu yang sudah mulai aktif dan berharap meningkatnya kunjungan ke Posyandu itu sendiri.

"Saya mendengar dari provinsi kunjungan ke Posyandu itu baru 80 persen itu akan kita tingkatkan serta upaya pemberian makanan tambahan kepada yang beresiko stunting, juga hal-hal lain seperti peningkatan kebersihan lingkungan, kondisi rumah yang beresiko terhadap stunting," sebutnya.

Jefrizen menyampaikan melihat upaya Pemkot untuk menurunkan angka stunting, dia yakin angka stunting di kota Jambi yang saat ini 17,4 persen cepat menurun.

"Seperti upaya yang kita lakukan saat ini, kita apresiasi karena acara rapat koordinasi seperti ini baru kota saja yang memulai," ungkapnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Jambi, Irawati Sukandar, menyebut akan menekan angka stunting agar menurun di angka 14 persen ditargetkan sampai 2024.

Upaya yang dilakukan dengan bekerjasama dengan OPD, perguruan tinggi dan dari pihak swasta yang turut membantu melakukan CSR untuk pengadaan PMT balita stunting.

"Hal tersebut telah kami lakukan, selain itu kami juga telah menunjuk tim pakar, ahli obgyn anak, dan psikolog sehingga dalam audit kasus stunting dapat dilihat kasus yang mana yang bisa diintervensi, kasus mana yang harus ditindaklanjuti lebih dalam lagi," ucapnya.

Irawati menjelaskan resiko stunting dimulai dari dari calon pengantin. Di mana calon pengantin yang anemia, kurang gizi, atau HB yang kurang dari 11 persen beresiko memiliki anak yang stunting.

"Jadi 1.000 hari pertama kehidupan dimulai dari hari pertama kehamilan sampai usia 2 tahun itu adalah masa emas yang bisa diintervensi supaya jangan sampai stunting," tegasnya.

Apabila lebih dari 2 tahun, intervensi sudah sangat sulit.

Penyebab stunting bermacam-macam mulai dari kekurangan gizi kronis, kemudian penyakit infeksi kronis seperti cacingan, sampai diare yang disebabkan keadaan lingkungan yang kurang baik.

Selain itu beberapa keluarga yang beresiko dengan jarak anak yang kurang dari 3 tahun 9 bulan dan memiliki banyak anak lebih dari 3 anak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved