Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Selektif dalam Mendengarkan

Bacaan ayat: Pengkhotbah 7:21 (TB) Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutu

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Renungan Harian Kristen - Selektif dalam Mendengarkan

Bacaan ayat: Pengkhotbah 7:21 (TB) Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau.

Oleh Pdt Feri Nugroho

Dua orang sahabat pergi bersama untuk membeli koran yang dijajakan di trotoar jalan. Si penjual nampaknya sedang bad mood, sehingga tidak melayani dengan baik.

Ia ketus ketika menjawab dan agak kasar ketika memberikan kembalian.

"Jualan koq cemberut. Jika tidak ada niat jualan lebih baik tidur di rumah!", seru pembeli pertama.

Terlihat wajahnya tidak senang sambil berbicara dengan nada ketus. Ia heran, sahabatnya justru tersenyum ceria.

Seakan tidak pernah terjadi apa-apa, padahal jelas-jelas penjual koran tersebut masuk kategori sangat menjengkelkan.

"Heh, kau ini bagaimana? Masih saja tersenyum! Bukankah seharusnya jengkel melihat perlakukan si penjual koran itu!?", serunya menegur.

"Sahabat, mengapa suasana hatimu harus ditentukan oleh orang lain? Jika ia cemberut, itu masalah dia, bukan masalah kita. Mungkin dia sedang galau!", jawab sahabatnya santai.

"Tapi dia menjengkelkan! Bukankah dia seharusnya bisa bersikap lebih sopan? Tidak seharusnya penjual bersikap kasar seperti itu! Pelanggan akan lari jika ia tidak melayani dengan baik!", sang sahabat masih memperlihatkan kejengkelannya


Inilah kesalahan umum hampir setiap orang. Kebanyakan orang menunggu diperlakukan baik, baru merespon dengan baik. Kita tidak mungkin mengendalikan setiap orang agar berperilaku baik setiap saat.

Yang bisa kita kendalikan adalah respon kita terhadap perilaku orang. Orang menjadi menjengkelkan karena kita membiarkan diri kita menjadi jengkel.

Kita terlalu serakah, dengan merebut semua tanggungjawab agar seperti yang kita inginkan. Jika penjual koran itu bad mood, itu masalah dia, bukan masalah kita.

Mengapa harus menjadikannya sebagai masalah kita?

Kita bisa memilih mengabaikannya! Atau memilih menolong dengan cara ramah dengan dia. Siapa tahu keramahan kita bisa membuatnya menjadi ramah.

Atau, andai keramahan kita tidak berpengaruh, bad mood nya tetap masalah dia. Jangan ambil itu menjadi masalah kita. Benar begitu bukan?"

Nampaknya penulis Kitab Pengkotbah cerdas ketika ia menorehkan tintanya dalam kalimat, "Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau."

Setiap orang mempunyai kehendak bebas untuk merespon apapun dalam kehidupan.

Salah satu bentuk pilihan tersebut adalah mempunyai filter yang baik terhadap perkataan yang diucapkan oleh orang lain. Bahkan seorang pelayan pun bisa berkata buruk tentang sesuatu.

Padahal kala itu, posisi seorang pelayan adalah rendah dalam kehidupan sosial masyarakat.

Kita akan dibuat galau jika semua yang kita dengan harus diperhatikan. Orang bijak tahu persis mana omongan yang harus diabaikan.

Ketusnya penjual koran saat melayani, itu masuk kategori harus diabaikan agar tidak merusak pikiran dan perasaan kita.

Penilaian buruk yang terlontar, tidak perlu didengar jika itu mempunyai maksud merendahkan.

Setiap orang bertanggung jawab dengan setiap pilihan yang diambilnya dalam hidup. Maka memilih yang baik adalah ciri khas orang bijak.

Tidak perlu memperhatikan setiap omongan orang. Jangan sampai suasana hati kita ditentukan oleh perilaku orang lain.

Jangan biarkan hati diracuni oleh omongan orang yang sedang sakit hati.

Jangan biarkan luka batin orang lain menginfeksi hati kita yang baik. Teruslah berlaku baik meskipun disekitarmu tidak baik.

Tetaplah bersinar seperti Matahari meskipun ada mendung. Karena masih akan ada orang-orang baik yang melihat sinarmu. Amin

Renungan harian oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved