Brigadir Yosua Tewas Ditembak
Setelah Putri Candrawathi, Kejujuran Ferdy Sambo Bakal Diuji Lie Detector
Tersangka tewasnya Brigadir Yosua, Irjen Ferdy Sambo akan menjalani pemeriksaan dengan Lie Detector Kamis (8/9/2022).
Dia menyebut jika Lie detector tidak terlalu efektif. Karena hasilnya belum tentu 100 persen akurat.
"Dia punya hak menolak,karena akurasi lie detector itu sampai saat ini belum bisa dijamin 100 persen, dan itu tidak dipakai sebagai untuk petunjuk orang itu mengaku atau tidak," ucapnya.
Bahkan menurutnya seseorang yang sudah berpengalaman bahkan bisa mengelabui alat uji kebohongan.
"Tersangka punya hak untuk mengingkari ya, dan orang-orang yang sudah residivis, kalau pakai lie detector itu percuma karena hasilnya dia berbohong tapi hasilnya tidak berbohong," kata Ito.
Selain lie detector, Ito juga membahas metode lain yang bisa digunakan polisi untuk melakukan pemeriksaan kepada tersangka.
Sayangnya hasil pemeriksaan dari hipnoterapi tak bisa dimasukan ke dalam BAP.
"Ada juga teknologi baru, hipnoterapi, liat di televisi di acara Uya Kuya, ini tidak bisa dimasukan ke dalam berita acara," ucap Ito.
"Tapi kalau mau digunakan sah saja," imbuhnya.
Hal senada diungkapkan oleh pengamat politik Prof Mudzakkir
"Itu benar, kan ada saksi, ini saksi itu bohong atau tidak," ucap Prof Mudzakkir
"Itu cuma menguji keterangan saksi itu benar atau bohong," imbuhnya.
Prof Mudzakkir menilai penggunaan lie detector tak tepat apabila dipakai dalam kasus pemerkosaan yang diduga menimpa Putri Candrawathi.
"Kalau dalam kasus pemerkosaan, itu letaknya bukan kepada bohong atau tidak bohong, apakah ada berkas atau fisik tubuh yang bisa dianalisis oleh ahli?" uicap Prof Mudzakkir.
"Kalau itu tidak ada ya polisi bisa mengstop,"
"Semuanya tidak ada, kalau ahli, ahli apa?" imbuhnya.