Berita Sungai Penuh

Pasca Kenaikan Harga BBM Warga Kesulitan Mendapatkan Pertalite dan Solar di Sungai Penuh

Kenaikan harga BBM tersebut pun, dikeluhkan pengguna kendaraan bermotor di Sungai Penuh. Salah satunya seorang pengendara sepeda motor bernama Agus (3

Penulis: Herupitra | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM/HERUPITRA
Antrean kendaraan di SPBU di Sungai Penuh. 

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Pemerintah akhirnya menaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar mulai 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Harga BBM Pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter.

Sedangkan harga solar dari sebelumnya Rp 5.000 menjadi Rp 6.800.

Kenaikan harga BBM tersebut pun, dikeluhkan pengguna kendaraan bermotor di Sungai Penuh. Salah satunya seorang pengendara sepeda motor bernama Agus (36).

Ia mengaku, kebijakan penyesuaian harga BBM Subsidi khususnya Pertalite yang mencapai Rp10.000 per liter ini amat memberatkan konsumen.

Mengingat, masyarakat juga tengah dibebani atas mahalnya harga pangan.

"Saat ini rasanya tidak tepat untuk menaikan harga Pertalite, dikaranekan kondisi saat ini disamping baru pemulihan ekonomi pasca pandemi covid 19, ditambahkan juga dengan harga pangan semua serba mahal," ungkapnya.

Bukan hanya itu saja, para pengguna Roda Empat juga ikut mengeluhkan kenaikan BBM.

Pasalnya, pasca kenaikan BBM disamping semua harga pangan naik, BBM jenis Pertalite pun semakin susah untuk didapatkan.

"Disamping harga, BBM jenis Pertalite susah untuk didapatkan. Coba lihat kondisi di salah satu SPBU Tanah Kampung, terlihat antrean panjang yang diberlakukan 1 jalur," ungkapnya

Ditambahkannya, bahwa seharusnya pihak SPBU bisa memberlakukan dengan pengisian dua sisi, sehingga tidak akan terjadinya antrean panjang yang menganggu arus lalu lintas, dan warga bisa mudah untuk mendapatkan BBM.

"Banyak warga yang sulit mendapatkan BBM, karena jika antre membutuhkan waktu hingga 30 menit, sehingga pekerjaan lain akan terbengkalai," bebernya.

Hal senada disampaikan para pedagang yang memiliki Pertamini. Pihaknya mengaku, terlalu sulit mendapatkan BBM. Jangankan dalam jumlah banyak, 1 Derijen saja susah didapatkan dengan berbagai alasan dari pihak SPBU. Sementara sisi lain, terlihat warga yang berasal dari sekitar SPBU yang membawa hingga 4 Derijen membawa menawarkan ke pemilik-pemilik toko yang ada di Desa.

"Jika beli melalui mereka, tentu harga naik dari yang biasa kami ambil di SPBU. Sehingga kamipun menaikan harga, efeknya terhadap masyarakat ekonomi rendah kebawah. Jika di SPBU harga Pertalite 10 Ribu/Liter, maka kami setidaknya menjual 13 Ribu/Liter, karena membeli dengan harga mahal," tegasnya.

Untuk itu, masyarakat berharap adanya solusi dari Dinas terkait dan pihak berwajib. Pertama, menegur pihak SPBU, agar memberlakukan pengisian Dua jalur untuk menghindari antrian panjang. Kedua, agar pihak SPBU mempermudah para pedagang yang memiliki Pertamini untuk mendapatkan BBM di SPBU.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Wakil Gubernur Jambi Bersama GM PLN UIW S2JB Resmikan Listrik di Desa Manis Mato

Baca juga: Anya Geraldine Kenang Adegan Ciuman dengan Refal Hady, Warganet: Gak Rela!

Baca juga: Dua Penderita HIV/AID Muaro Jambi Dirujuk ke Jakarta

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved