Brigadir Yosua Tewas Ditembak

Soal Dugaan Kekerasan Seksual, Keluarga Brigadir Yosua: Jangan Jangan Seperti Cerita Nabi Yusuf

Keluarga Brigadir Yosua khawatir dugaan pelecehan seksual pada Putri Candrawati di Magelang hanya seperti cerita Nabi Yusuf. 

Penulis: Danang Noprianto | Editor: Teguh Suprayitno
Kolase
Brigadir Yosua, Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Soal dugaan adanya pelecehan seksual pada Putri Candrawathi di Magelang yang disebutkan Komnas HAM, Keluarga Brigadir Yosua khawatir itu hanya seperti cerita Nabi Yusuf

Karena berdasarkan keterangan dari Komnas Perempuan yang mengatakan Putri Candrawathi malu mengatakan ke publik kalau dia menerima kekerasan seksual.

Sehingga keluarga Brigadir Yosua melalui sang bibi, Roslin Simanjutak menduga bisa saja seperti cerita itu seperti di dalam Al Kitab di Kitab Kejadian Pasal 39 tentang Yusuf dan Istri Potifar, ataupun di dalam Islam seperti di Surat Yusuf Ayat 32 tentang Penolakan Yusuf saat dirayu Zulaikha.

"Jangan jangan ibu PC ini yang menginginkan anak kami, tapi anak kami tidak mau akhirnya saking malunya buk PC dia menangis dia berteriak dan membalikkan fitnah kepada anak kami," jelasnya, Jumat (2/9/2022).

Oleh karena itu dirinya meminta buktinya (dugaan pelecehan) ditunjukan agar semuanya jelas.

Baca juga: Keluarga Brigadir Yosua Minta Komnas HAM Buktikan Dugaan Pelecehan pada Putri Candrawati di Magelang

Sebelumnya diberitakan Keluarga Brigadir Yosua meminta Komnas HAM untuk menunjukkan bukti atas dugaan kuat adanya kekerasan seksual terhadap Istri Ferdy Sambo yang dilakukan oleh Brigadir Yosua.

"Kami minta ke Komnas HAM tunjukan bukti bukti yang akurat, di rumah Magelang tidak mungkin tidak ada CCTV, tolong dong ditunjukan kebenarannya," kata Roslin Simanjuntak, Bibi Brigadir Yosua.

Ia mengatakan agar Komnas HAM tidak hanya bicara, dan jangan hanya mendengarkan pernyataan Putri Candrawathi ataupun Kuat Maruf.

"Jangan cuma omongan, omongan bu PC yang didengarkan ataupun omongan si Kuat, Kalau omongan bisa aja, tapi bukti yang paling utama, bukti itu yang jadi pedoman kita," tegasnya.

Baca juga: Sebut Pembunuhan Yosua Dipicu Dugaan Kekerasan Seksual, Susno Duadji: Komnas HAM Kebablasan

Seharunya ia katakan Komnas HAM bisa cermat, jika memang menemukan bukti baru diucapkan, jangan hanya dugaan tetapi tidak ada bukti yang ditunjukkan.

"Jangan katakan itu kalau buktinya tidak ada," ucapnya.

Kata Roslin seharusnya juga ada bukti visum jika memang ada kekerasan seksual.

"Harusnya divisum ibu PC untuk membuktikan," tutupnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jambi
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved