Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - TAK Ada yang Mustahil bagi Tuhan

Bacaan ayat: Lukas 1:18 (TB) Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan ister

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Tidak Ada yang Mustahil bagi Tuhan

Bacaan ayat: Lukas 1:18 (TB) Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya."

Oleh Pdt Feri Nugroho

Manusia hidup dalam batasan ruang dan waktu. Seseorang yang ada disini, tidak akan ditemukan ada ditempat lain. Seseorang yang hidup saat ini, tidak akan ada berabad-abad yang lalu atau berabad-abad yang akan datang.

Meskipun pikiran manusia dapat menembus ruang dan waktu, namun tubuhnya tidak mampu melakukan hal yang sama.

Seseorang yang sedang merenung di halaman, pikirannya bisa kemana-mana; entah masa lalu atau masa depan, dalam rumah yang lain atau ladang yang jauh; namun tubuhnya tetap ada di halaman.

Inilah yang seringkali menghambat manusia untuk memahami karya Allah yang melampaui ruang dan waktu.

Allah berkarya dalam ruang dan waktu, namun tidak jarang karya-Nya melampaui ruang dan waktu.

Ini pula yang menjadi dasar pertanyaan Zakaria.

Ketika Allah menjanjikan seorang anak baginya, pertanyaan besarnya adalah, "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya."

Bagi Zakaria, dan kita apada umumnya, untuk hadir seorang anak ada syarat yang dipenuhi. Salah satu syarat tersebut adalah usia.

Lanjut usia dalam paham yang umum, tidak mungkin mempunyai anak. Kondisi tubuh tidak mendukung lagi untuk hadirnya seorang anak. Kerentaan menjadi penghalang terbesar bagi lahirnya seorang anak.

Semua orang akan setuju akan hal ini. Apalagi mereka yang bergelut dalam dunia medis.

Ilmu pengetahuan telah memberikan penjelasan logis bahwa seorang yang telah berusia lanjut tidak dimungkinkan lagi untuk mempunyai anak.

Itu sebabnya kita semua setuju dengan keberatan yang diajukan oleh Zakaria.

Persoalannya sekarang adalah, siapa yang menjanjikan hadirnya seorang anak bagi Zakaria?

Bukankah Dia adalah Allah, Sang Pencipta kehidupan?

Jangankan hanya seorang anak bagi Zakaria di usia lanjutnya, Ia berkuasa menciptakan kehidupan yang lebih kompleks dari kondisi Zakaria.

Dalam hal ini, saatnya bagi kita untuk membuka pikiran seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya bahwa Allah mampu melakukan segalanya.

Allah sebagai pencipta ruang dan waktu, dipastikan mampu berkarya melampaui ruang dan waktu.

Bagi Zakaria, ketika saatnya tiba, Yohanes Pembaptis lahir, menjadi pertanda yang tidak bisa disangkal bahwa Allah itu Mahakuasa.

Sering hari ini kita berlaku seperti Zakaria; sulit untuk percaya bahwa Allah mampu melakukan segala perkara.

Lebih sering kita membatasi karya Allah sebatas apa yang bisa kita pikirkan.

Allah memang telah berkarya dalam ruang dan waktu, tertata sebagai hukum alam yang unik dan menarik.

Namun tetaplah Allah mempunyai kuasa atas segala-galanya.

Beri ruang kepada Allah untuk berkarya dalam otoritas-Nya yang mutlak atas kehidupan.

Jangan batasi karya-Nya hanya sebatas yang kita pahami. Dengan cara-Nya yang ajaib, Allah telah bertindak untuk menolong.

Yang perlu kita lakukan adalah terus percaya dan mempercayakan segalanya kepada Dia yang memberikan kehidupan. Amin

Renungan oleh Pdt feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved