Brigadir Yosua Tewas Ditembak

Komnas HAM Sebut Luka Tembak Brigadir J Menunjukkan Penembaknya Bukan Jago Tembak

Komnas HAM mengungkapkan luka tembak di tubuh Brigadir J tidak terarah. Luka tembak itu tunjukkan penembak bukan lah orang yang jago menembak.

Editor: Suci Rahayu PK
Kolase
5 tersangka pembunuhan berencana Brigadir J. (Atas kiri-kanan) Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. (Bawah kiri-kanan) Bharada E, Kuat Maruf, Bripka RR. Dari kelimanya kecuali Kuat Maruf, menghadiri rapat kilat prakesekusi Brigadir J di lantai 3 rumah Jalan Saguling III, Kompleks Pertambangan, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022). 

Karena justice collaborator itu substansi intinya dia bisa nggak berkontribusi terhadap membuka kegelapan kejahatan jadi terang dengan satu jaminan dia konsisten terhadap keterangan.

Kalau tadi kami bilang, kami periksa, Bharada E ini orangnya tenang bahkan ketika periksa pertama kali kan kami tanya ini mana Bhrada E belum datang, oh ternyata sudah sekian hari di Mako Brimob misalnya. Orangnya konsisten.

Baca juga: Kak Seto Berharap Sel Khusus untuk Putri Candrawathi: Postif Untuk Tumbuh Kembang Anak

Baca juga: Viral di Tiktok, Main Mesin Capit Ala Vilmei, Downlaod Video di Snaptik

Ketika Bharada E diminta keterangan oleh Komnas HAM, bagaimana situasi fisik, performancenya gimana?

Kami ceritakan dulu bagaimana kami memeriksa. Bersamaan lima orang. Itu lima orang itu masing-masing di tempat berbeda, diperiksa oleh orang yang berbeda. Satu orang diperiksa dua penyidik kami. Di saat yang bersamaan dan pertanyaan yang sama dan pertanyaan berbeda.

Saat pertanyaan sama ada simulasinya kita. Kita bikin map dari google map jarak Sangguling ke Duren Tiga. Map kita foto, kita fotocopy terus mereka kita suruh isi kalian kalau dari Sangguling ke Duren Tiga lewat mana saja, itu salah satu contoh pertanyaan bersama. Ngecek orang ini bohong ataukah enggak dan sebagainya.

Pertanyaan yang sama kita juga melihat HP, boleh nggak HP mereka kita lihat. Nah ini juga yang sebelumnya kami dapatkan dari cyber, itu form konfirmasi metode baru atau tidak. Habis itu, barulah pertanyaan beda. Ada pertanyaan yang sama lagi, nggak bisa kami sebut di sini terus ada pertanyaan yang beda.

Kalau tadi apakah semua orang termasuk Bharada E di sini, kondisinya tangguh atau psikologinya mentalnya siap?

Rata-rata tidak siap, grogi di sini. Dengan berbagai wujudnya. Ada yang merokok lama. Kan kalau capek diperiksa, boleh ngerokok, boleh makan, yang muslim silakan salat jadi kita enak. Kalau capek ya sudah istirahat.

Itu ada proses yang ketika ditanya itu mentalnya kuat, diputar-putar itu saja konsisten. Dan nggak terlalu grogi. Salah satunya Bharada E. Yang lain juga ada. Bharada E itu mentalnya cukup untuk terus ngomong secara konsisten, padahal sudah kita puter, walaupun beberapa waktu saat istirahat ngerokoknya lama daripada yang lain.

Ada juga yang ketika tanya itu waktu di Sangguling misalnya, kamu bawain apa? Tas. Tasnya ada ini enggak, kita gali lah, maaf nggak bisa saya sebutin. Itu kaget dia ditanya begitu. Wajahnya langsung berubah. Yang gitu juga ada. Tapi kalo pertanyaan lain, landai. Jadi situasi penggalian pertanyaan ke teman ADC maupun PRT, asisten rumah tangga, sopir, nuansa psikologi maupun bahasa tubuhnya itu berbeda-beda.

Cerita awal disebutkan Bharada E seorang jago tembak, apa dalam pemeriksaan Komnas HAM juga meneliti backgroundnya?

Iya digali, tapi kami juga alat ukur menggali itu apakah dia paham. Kan begini kalau orang pegang senjata itu, tidak hanya memahami bisa nembak titik sasaran atau tidak. Tapi seberapa jauh dia memahami pistolnya, dengan kondisi anatomi tubuhnya.

Itu juga kita tanya, soal latihan berapa kali, kalau ditembak di ukuran 1,2, 3 itu kena nomor berapa? Pernah nembak orang atau tidak? Itu kami tanya. Tapi kan juga anatomi tubuh. Ketika kamu tanya, ini salah satu ya, nggak perlu sebutin namakan. Kamu pegang senjata apa? Oh saya pegang glock? Kamu apa? HS. Kenapa milih glock? Kamu punya kebebasan nggak memilih? Saya sih kepingin merk yang lain Pak. Lho kenapa bisa merk yang lain? Kita tanya. Coba lihat anatomi jarimu, kalau anatomi jari begitu kamu lebih nyaman enggak?

Megang glock atau megang HS? Karena karakternya berbeda. Oh harusnya saya pegang HS pak, tapi karena pilihannya ada cuma glock ya kita terima saja.

Jadi ada pertanyaan yg menguji pemahaman orang ini terhadap kebutuhan anatomi tubuhnya dengan senjata.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved