Wanita Ini Jalani 4 Profesi Sekaligus, dari Guru Honorer hingga Perajin Batik
Terlahir menjadi seorang wanita tidak membuat Zuhria harus berdiam diri di rumah dan berpangku tangan dengan suami.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Terlahir menjadi seorang wanita tidak membuat Zuhria harus berdiam diri di rumah dan berpangku tangan dengan suami.
Kegigihannya membantu keuangan keluarga membuat dia mampu menjalani empat profesi sekaligus.
Menjadikan guru sebagai profesi utamanya, dia sendiri mengajar di SD 74 Kota Jambi.
Selain menjadi guru honorer dia juga menggeluti dunia usaha dengan menjual berbagai batik khas Jambi.
Tidak hanya batik, dia juga memiliki produksi kerupuk yang dia jajakan ke rekan-rekanya.
Menariknya selain jualan, wanita yang pernah menyelesaikan pendidikan di PGA ini juga berprofesi menjadi pengrajin batik.
Produk batiknya sendiri telah banyak dia keluarkan dengan motif khas yang tidak di miliki pengrajin lain.
Tidak hanya sampai di sana, di malam hari, dia juga mengajar ngaji.
Baca juga: Batik Husnul Khatimah Hadir Sejak 1990 di Kota Jambi, Kini Punya Banyak Pelanggan
Untuk profesi yang terakhir ini dia tidak terlalu memikirkan pendapatan karena menurutnya mengajar mengaji ini lebih untuk amal jariah.
"Dalam hidup ini, kita jangan cari uang saja, tapi juga mencari bekal untuk akhirat," ujarnya beberpa waktu yang lalu.
Memiliki profesi yang cukup banyak tentu harus di imbangi dengan manajemen waktu yang baik.
Zuhria menceritakan untuk membagi waktu dalam setiap kegiatanya dia membetuk sekala prioritas.
Jadi, harus di tentukan dulu mana yang utama dan yang lain menyesuaikan.
Menjadi guru adalah prioritas dia saat ini itulah kenapa berjualan itu dia lakukan di sela-selah kesibukannya mengajar. Khususnya setelah pulang sekolah.
Baca juga: Guru Honor Ini Buka Usaha Batik Untuk Mengisi Waktu Luang
Sedangkan membuat batik dia lakukan jika tidak ada pelanggan yang datang ke rumahnya.
"Ya, dari pada nganggur mending buat batik," katanya.
Di satu sisi, pembeli batik dan kerupuk. Juga tidak datang setiap hari.
Sedangkan mengajar ngaji, menjadi perioritas dia selanjutnya, di pilihnya malam hari membuat dia leluasa untuk membagi waktu untuk mengajar di sekolah dan mengajar ngaji. ( Tribun Jambi com / M Yon Rinaldi ).
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News