Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Waspada dengan Tanda yang Menyesatkan

Bacaan ayat: Lukas 21:11 (TB) dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Waspada dengan Tanda yang Menyesatkan

Bacaan ayat: Lukas 21:11 (TB) dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Beberapa abad silam, segala peristiwa alam yang tidak bisa dijelaskan, selalu dikaitkan dengan kuasa yang lebih besar.

Disebutkan bahwa dalam badai ada penguasa badai yang harus disembah agar badai menjadi reda. Pijaran lava pada gunung berapi harus diberi persembahan berupa korban agar tidak marah dengan letusan yang dapat membinasakan banyak orang.

Bahkan batu besar yang pada hari tertentu tiba-tiba menciptakan bunyi desau karena tiupan angin, pun bisa diyakini ada penunggunya sehingga perlu diberi makan berupa jenis makanan tertentu.

Apalagi terkait dengan bentuk awan yang menyerupai bentuk tertentu, dipercaya sebagai sebuah penampakan dan tanda yang seharusnya membuat banyak orang waspada.

Hari ini perkembangan ilmu dan teknologi memberitahukan bahwa badai hanyalah angin yang bergerak dengan kencang; cairan panas pada sebuah gunung adalah lava yang setiap saat memang bisa dimuntahkan dalam bentuk letusan; dalam kondisi dan posisi tertentu, angin yang bergerak menabrak batu atau pasir dapat menciptakan suara gemuruh.

Awan pun bisa bergerak bebas membentuk banyak bentuk yang menyerupai sesuatu.

Orang tidak lagi melihat itu sebagai fenomena ajaib. Itu hanya peristiwa alam yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Segalanya bisa dijelaskan melalui perkembangan ilmu dan teknologi.

Meskipun demikian, akan masih ada orang yang mempercayai bahwa tanda ajib tersebut terkait denga pesan khusus yang disampaikan agar orang memperbaiki perilaku kehidupannya. Hal ajaib dikaitkan dengan peringatan dari Yang Maha Kuasa untuk diindahkan.

Tuhan Yesus sendiri pernah memberikan peringatan yang sama. Akan ada tanda-tanda yang dahsyat dari langit. Tanda itu akan ada dalam rangka mengingatkan bahwa pada saatnya Yesus akan datang kembali.

Persoalannya saat ini, apapun bisa saja menjadi ajaib bagi seseorang namun tidak ajaib bagi yang lain. Yang lebih khusus lagi, Iblis pun selalu mencari celah untuk menyesatkan melalui tanda ajaib yang sama.

Bukankah Bank Indonesia pun pernah dibuat repot dengan beredarnya uang palsu dipasar? Uang palsu yang sangat mirip dengan aslinya telah merugikan banyak orang.

Sejarah telah membuktikan bahwa banyak orang juga telah tersesat dengan adanya tanda ajaib yang diterima tanpa bersikap kritis terhadapnya. Apabila hanya membaca Alkitab secara harafiah semata, akan rentan untuk tersesat. Apalagi ketika pembacaan hanya dipotong pada bagian tertentu semata.

Sementara itu ada bagian yang lebih penting yang perlu mendapat perhatian, justru diabaikan.

Sebagai sebuah tanda, maka tanda akan merujuk pada hal yang lain. Itu sebabnya jangan lekatkan iman pada tanda. Lekatkan iman pada apa yang ditandainya. Maknai setiap tanda sebagaimana sebuah tanda itu dimaksudkan, bukan berdasarkan klaim imajinasi yang dibuat berupa khayalan semata.

Sebuah tanda akan dipastikan terhubung dengan tanda yang lain. Sehingga mengerti dan memahami tanda secara utuh dengan sikap kritis sangat diperlukan.

Hanya orang bodoh yang memuja warna hijau, hanya karena warna itu dipakai sebagai tanda berjalan pada rambu-rambu lalu lintas! Atau membenci warna merah, karena harus berhenti dan terganggu perjalanannya hamya karena warna merah menandai kendaraan harus berhenti.

Setiap hari adalah tanda. Fajar menadai kasih Tuhan yang pasti; hujan menandai berkat Tuhan yang terus menyejukkan; air sungai yang deras menandai penyertaan yang terus mengalir; sakit pun adalah tanda bahwa kita lemah dan memerlukan Tuhan sebagai penolong dan tempat bersandar.

Sebuah tanda akan bermakna ketika dimaknai. Pemaknaan akan menentukan cara berfikir. Cara berfikir akan membentuk pengharapan atau keputus-asaan dimasa depan. Pilihan ada pada kita. Namun ingat, Iblis pun bisa membuat tanda. Fokuslah pada Tuhan agar lebih mudah mengetahui strategi Iblis untuk menyesatkan.

Sekali waktu bolehkah, mengerti strategi Iblis untuk waspada agar tidak disesatkan. Namun fokus utama ada pada Tuhan yang pekerjaan-Nya terus dinyatakan dalam segala peristiwa.

Kalau masih bisa membaca renungan ini, itu tanda bahwa Tuhan masih memberi kesempatan untuk berkarya. Berkarya lah dalam rasa syukur. Amin

Renungan harian oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKBS Palembang Siloam

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved