Pasca Kejadian Pendaki Asal Uruguay, BBTNKS Diminta Kaji Ulang SOP Pendakian Gunung Kerinci

Kejadian Maria asal Uruguay memasuki jalur Pendakian Gunung Kerinci tanpa melapor jadi peringatan cukup keras.

Penulis: Herupitra | Editor: Teguh Suprayitno
istimewa
Maria WNA asal Uruguay (kiri) diketahui naik Gunung Kerinci tanpa melapor pada Jumat (29/7) kemarin. 

 

TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Kejadian Maria asal Uruguay memasuki jalur Pendakian Gunung Kerinci beberapa waktu lalu dengan tidak melapor atau membeli tiket masuk. Ini menjadi peringatan keras bagi petugas Taman Nasional Kerinci Seblat.

Bahwa ada sistem SOP (standar operasional prosedur) pendakian Gunung Kerinci yang mesti kembali ditinjau. Hal ini disampaikan langsung Rangga, Pemandu Wisata di Kerinci Expedition.

"Saat ini, kita dapat bersyukur tidak terjadi insiden yang membahayakan atau lebih buruk meninggal. Mengapa hal ini menjadi penting dan harus kita evaluasi ? Kita patut waspada dengan, banyak WNA yang masuk hutan mendaki gunung atau berwisata ke alam, semata-mata untuk mencuri kekayaan hayati di alam kita," ujar Rangga.

Merujuk pada kejadian Maria, pendaki asal Uruguay yang melanggar. Mereka menilai adanya kelalaian dari petugas Taman Nasional Kerinci Seblat. Dimana hari pertama, Maria melakukan pendakian Gunung Kerinci 29 Juli 2022. Saat itu pada pukul 10.00 sudah terdeteksi dan dilaporkan ke pos pendakian oleh seorang pendaki yang bertemu Maria di pos 3 jalur pendakian Gunung Kerinci

"Tetapi tidak ada tindakan yang diambil baik penjemputan paksa atau lainya," tegas Rangga.

Baca juga: WNA Uruguay yang Naik Gunung Kerinci Tanpa Melapor Akhirnya Ditemukan

Menurutnya, Maria memang tidak tercatat melapor di pos pendakian. Namun yang perlu ketahui disini pada hukum Internasional Global Code of Ethics for Tourism (GCET) salah satu pasalnya berbunyi Pasal 6 ayat (2) GCET mengatur kewajiban para profesional pariwisata dan pemerintah menjaga keamanan dan keselamatan wisatawan serta memberikan perlindungan memadai.

Pasal 1 ayat (4) GCET mengatur kewajiban negara melindungi wisatawan dan harta benda mereka. Dan beberapa pasal lainya tentang pengaturan tanggung jawab negara terhadap wisatawan asing. 

"Disisi lain saya melihat kejadian seperti ini tidak terlepas dari Standar Operasional Prosedur ( SOP) pendakian Gunung Kerinci yang belum sepenuhnya diterapkan oleh Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)," ucapnya.

Jika ditinjau kembali, Surat Keputusan Kepala Balai TNKS Nomor: SK.158/T1/BIDTEK/KSA/9/2018 Tentang SOP Pendakian Gunung Kerinci. 
Salah satu poin penting pada SOP tersebut, pendaki diwajibkan mengunakan dan membawa jasa Pemandu atau Porter yang telah ditetapkan oleh BB TNKS dan Pemerintah Daerah.

Baca juga: Naik Gunung Kerinci Tanpa Melapor Pos Pendakian, Keberadaan WNA Asal Uruguay Belum Diketahui

"Hingga sekarang, aturan ini belum sepenuhnya dapat diterapkan. Karena sejak SOP pendakian Gunung Kerinci di buat masih banyak yang pro dan kontra. Namun bukankah itu hal biasa, karena setiap kebijakan atau peraturan tidak akan ada yg bisa membahagiakan semua pihak," ujarnya.

Mereka berharap kedepannya, aturan tersebut dapat di sosialisasikan kembali dan diterapkan. Atau BBTNKS dapat mengatur dan merevisi kembali mengenai SOP pendakian Gunung Kerinci yang dibuat pada Tahun 2018 tersebut. 

"Dari kejadian ini saya juga berharap Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BB TNKS) mengeluarkan semacam kartu tanda pengenal untuk Pemandu atau Porter yang terdaftar di BB TNKS," harapnya.

Dengan mengunakan Kartu Tanda Pengenal yang dikeluarkan oleh BB TNKS sebagai Pemandu dan Porter yang terdaftar BB TNKS. Sehingga ketika Pemandu atau Porter menjumpai pengunjung WNA ataupun WNI yang melakukan pendakian Gunung Kerinci tidak melakukan registrasi di pos pendakian. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menghentikan perjalanan pendakiannya dan meminta untuk segera kembali turun melapor di pos pendakian. 

"Harapan kita dikemudian hari kejadian seperti tidak terulang kembali, jika terjadi kembali kita secara bersama sudah mengantisipasi, menjadi tanggungjawab bersama Pemandu dan Porter sebagai Mitra BB TNKS untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Sehingga nilai nilai pariwisata yang aman, bersih dan nyaman bisa kita terapkan di Gunung Kerinci," pungkasnya.(*) 

Baca berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

 

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved